nusabali

Penggunaan Tapel Ogoh-ogoh Styrofoam Berkurang

  • www.nusabali.com-penggunaan-tapel-ogoh-ogoh-styrofoam-berkurang

Pesanan tapel ogoh-ogoh berbahan styrofoam mengalami penurunan hingga 50 persen dibandingkan tahun 2019.

AMLAPURA, NusaBali
Penurunan ini diyakini dari tingginya kesadaran warga untuk kembali menggunakan bahan-bahan alami untuk buat ogoh-ogoh. Penggunaan styrofoam tidak baik untuk lingkungan karena penyebab terjadinya pencemaran.

Perajin tapel ogoh-ogoh, Ida Ketut Santosa mengakui, tapel ogoh-ogoh berbahan styrofoam berbahaya. Jika limbahnya dihanyutkan ke sungai, menimbulkan pencemaran. Jika dibakar menyebabkan polusi udara. Diyakini tahun depan penggunaan styrofoam akan jauh berkurang. “Tahun 2020 ini kalangan pemuda mulai membuat tapel ogoh-ogoh dalam bentuk anyaman menggunakan rotan. Memang agak lama menata, perlu kesabaran, tetapi ramah lingkungan. Usai pangrupukan bisa langsung dibakar, tidak menimbulkan polusi,” ungkap perajin asal Banjar  Tengah  Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem ini, Kamis (20/2).

Ida Ketut Santosa mendukung ogoh-ogoh agar berbahan ramah lingkungan. Mulai tahun ini penggunaan styrofoam mulai berkurang. Dia masih tetap melayani tapel ogoh-ogoh berbahan styrofoam, bahan bakunya yang dibeli dengan ukuran balok, panjang 2 meter x lebar 1 meter x tinggi 1 meter seharga Rp1 juta. Bahan itu bisa digunakan untuk 20 tapel. Dijual dengan harga bervariasi Rp 300.000 hingga Rp 500.000. “Saat ini hanya ada 30 pesanan. Pemesan datang membawa gambar. Dua minggu jelang Nyepi, saya tidak terima order lagi, kewalahan menggarap sendirian,” katanya. *k16

Komentar