nusabali

Efisiensi Waktu, Trend Penjor Hias Jadi Pilihan

  • www.nusabali.com-efisiensi-waktu-trend-penjor-hias-jadi-pilihan

Beberapa hari sebelum Hari Raya Galungan menjadi hari-hari bagi umat Hindu di Bali untuk berbelanja kelengkapan upakara.

DENPASAR, NusaBali

Di hari-hari ini, sarana kelengkapan penjor menjadi salah satu barang yang paling banyak dicari oleh umat Hindu. Namun, bagi masyarakat yang masih dipenuhi kesibukan, membeli penjor yang telah dihias menjadi salah satu opsi untuk menghemat waktu.

Tak heran, di beberapa tempat, beberapa pedagang yang menjual kelengkapan penjor seperti bambu dan sampian pun juga menjual penjor yang sudah dihias. Salah satunya, yaitu Bale Bali Penjor milik I Made Mangku Budiarta yang terletak di Jalan Kepundung, Dangin Puri Kangin, Denpasar, tampak puluhan penjor yang telah dihias dan siap dijual dengan harga berkisar antara Rp 250.000 hingga Rp 350.000.

Kebanyakan, masyarakat yang membeli penjor hias ini merupakan langganan tetap Mangku Budiarta. “Kebetulan sudah punya langganan, jadi langganan sudah pasti datang mencari. Dari enam bulan ke enam bulan, dari tahun ke tahun, itu kan kelihatan. Dulu kalau kita punya langganan seratus, kita buat 150 untuk orang-orang baru, akhirnya orang-orang baru itu nambah jadi langganan, jadi kita persiapkan dari dua bulan sebelumnya,” ujar Mangku Budiarta pada Minggu (16/2).

Selain penjor berukuran biasa, Mangku Budiarta juga melayani pesanan khusus untuk penjor yang dihias dengan cukup rumit dan memiliki seni yang tinggi. Harga penjor yang dijual untuk pesanan khusus ini pun terbilang fantastis, yakni mencapai Rp 5.000.000. “Cuma jarang orang yang mencari. Kalau kantor, hotel yang memang bonafit, ingin yang bagus, ya pasti dia cari yang paling bagus,” lanjut Mangku Budiarta.

Pemandangan serupa juga dapat dijumpai di kediaman Ni Wayan Suarti di Jalan Nangka Utara Denpasar. Selain menjual bambu ‘polosan’ untuk bahan penjor, Wayan Suarti mengaku penjor hias menjadi yang lebih banyak dicari oleh masyarakat karena lebih efisien. Bahkan penjor hias seharga Rp 350.000 ini telah dicari-cari sejak hari Sugihan yang jatuh seminggu sebelum Hari Raya Galungan. “Lebih praktis, mereka kan kadang ada yang pulang kampung, jadi memesan lebih awal,”ungkapnya.

Meskipun telah medekati hari raya dan masih akan ramai dicari hingga hari penampahan Galungan pada Selasa (18/2) nanti, harga penjor yang dijual baik oleh Ni Wayan Suarti dan Mangku Budiarta tidak mengalami kenaikan yang berarti. Hal ini lantaran bisnis penjor yang dijalani oleh Ni Wayan Suarti dan Mangku Budiarta tetap berjalan secara kontinyu meski di hari-hari biasa.

Di sisi lain, meskipun kini membeli penjor hias telah mejadi trend, namun sebagian besar masyarakat masih ada yang tetap membeli bambu polosan untuk kemudian dibuat penjor masing-masing. Bahkan menurut Ngakan Putu Jendra, penjual bambu penjor di Jalan Kenyeri, Sumerta Kaja, Denpasar, turunnya penjualan bambu yang dirasakan menjelang hari raya Galungan ini bukan disebabkan karena trend penjor hias ini, melainkan oleh dari isu virus corona yang berdampak pada lesunya ekonomi masyarakat Bali.“Karena Corona ini, lesu. Tapi kalau yadnya itu kan memang harus dicukupi. Memenjor ya tetap memenjor tapi dananya diperirit,” komentarnya.

Krisis ekonomi di tengah isu virus Corona ini pun, menurut Putu Jendra, membuat masyarakat memanfaatkan kembali bambu penjor di tahun sebelumnya. “Kalau dulu itu, banyak orang ke sini, sekarang menurun. Ekonominya sekarang begini, bambu yang dulu dipakai lagi. Apalagi ini barang relatif mahal, kalau di kota susah mencarinya,” tutup Putu Jendra. *cr74

Komentar