nusabali

Golkar Bali 'Terbelah Dua' Jelang Musda

Dipicu Rencana Tarung Head to Head Demer vs Geredeg

  • www.nusabali.com-golkar-bali-terbelah-dua-jelang-musda

Golkar Bali ‘terbelah dua’ jelang Musda, 22 Februari 2020 nanti. Kubu pertama, Gede Sumarjaya Linggih bersama gerbongnya.

DENPASAR, NusaBali

Kubu kedua, I Wayan Geredeg bersama gerbongnya. Gede Sumarjaya Linggih dan Wayan Geredeg diprediksi akan tarung berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali 2020-2025 di arena Musda nanti.

Informasi yang dihimpun NusaBali di internal Golkar, Minggu (16/2), arah tarung head to head Gede Sumarjaya Linggih vs Wayan Geredeg menguat, sehingga kedua kubu merapatkan barisan masing-masing. Demer adalah politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar merangkan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, selain duduk di DPR RI Dapil Bali.

Sedangkan Wayan Geredeg adalah politisi senior asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang sempat sukses mendandani partainya saat menjabat Ketua DPD II Golkar Karangasem. Wayan Geredeg pula yang sukses merebut kekuasaan PDIP di DPRD Karangasem saat Pileg 2014 lalu. Selain itu, Wayan Geredeg juga sempat dua periode jadi Bupati Karangasem (2005-2010, 2010-2015).

Wayan Geredeg sejak awal sudah bersiap maju tarung ke Musda Golkar Bali, sementara Sumarjaya Linggih alias Demer baru memutuskan ikut bertarung belakangan, setelah mendapat restu dari Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto. “Demer dan Geredeg dipastikan akan saling berhadapan dalam perebutan kursi Ketua DPD I Golkar Bali di Musda nanti. Padahal, hubungan mereka sebelumnya cukup harmonis sejak Pileg 2019. Sampai pergantian 6 Ketua DPD II Golkar Kabupaten, hubungan mereka terjaga. Tapi, sekarang mereka akan saling berhadapan," jelas sumber di Golkar.

Kader senior Golkar ini mengatakan, Demer kini menggalang dukungan para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali yang memiliki total 9 suara di Musda. Sebaliknya, Geredeg harus berupaya keras menggalang dukungan dari para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, yang sudah sejak awal didekati karena mulanya Demer dipredik-si tidak maju tarung.

"Sebelum Demer dapat lampu hijau dari Ketua Umum DPP Golkar Pak Airlangga Hartarto untuk bertarung, peluang Geredeg sebagai Ketua DPD I Golkar Bali kan sangat tinggi. Tapi, dengan tampilnya Demer di Musda, ya otomatis peluang Geredeg jadi kecil. Namun, yang pasti Golkar akan terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu Demer dan kubu Geredeg," beber politisi gaek yang memilih tidak turut campur dengan pertarungan Demer vs Geredeg ini.

Bagaimana dengan kubu Nyoman Sugawa Korry, Sekretaris DPD I Golkar Bali yang sempat diisukan sebagai kuda hitam dalam perebutan kursi Ketua DPD I Golkar Bali di Musda nanti? “Posisi Sugawa Korry kan menunggu perang selesai. Dia posisi non blok, yang peluangnya tetap sebagai Sekretaris DPD I Golkar Bali.  Siapa pun pemenang Musda, saya prediksi Sugawa Korry tetap dapat posisi Sekretaris DPD I Golkar Bali," katanya.

Sementara itu, Demer meyakinkan Golkar tidak akan terbelah karena tarung perebutan kursiu Ketua DPD I Gilkar Bali. Soal munculnya opini akan ada dua kubu saling berhadapan, menurut Demer, itu hal biasa dalam kompetisi. "Nggaklah sampai terbelah. Namanya berkompetisi, ya biasa itu. Nanti habis kompetisi, bersatu lagi dan solid," tegas Dener saat dikonfirmasi NusaBali terpisah.

Demer mengatakan, Musda Golkar Bali, 22 Februari 2020 nanti, dipastikan akan berjalan sesuai dengan mekanisme. DPP Golkar pun sudah disurati untuk hadir di Musda Golkar Bali. "Soal ada calon yang menggalang dukungan, itu sah-sah saja. Saya malah belum tahu Pak Geredeg itu mau maju apa tidak? Ini hanya Pak Geredeg yang tahu,” kata Demer.

Sayangnya, Wayan Geredeg belum bisa dimintai konfirmasi soal isu Golkar terbelah dua jelang Musda. Saat dihubungi NusaBali per telepon, Geredeg tidak mengangkat ponselnya.

Sementara itu, sesepuh Berindion Ida Tjokorda Pemecutan XI berharap pelaksanaan Musda Golkar Bali tidak sampai menjadikan partai ini terkotak-kotak. Tjok Pemecutan minta para kandidat yang akan tarung berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali nanti siap kalah dan siap menang.

"Saya melihat akan ada kompetisi kuat yang bisa membuat kader saling berhadapan. Kalau sudah bertarung, ya harus siap kalah dan siap menang. Yang menang merangkul yang kalah. Sebaliknya, yang kalah harus legowo. Jangan sampai terjadi gejolak terus-menerus, habis energi nanti," tegas sesepuh Golkar asal Puri Pemecutan, Denpasar Barat ini.

Tjok Pemecutan sendiri mengaku tidak masalah siapa pun yang maju tarung di Musda Golkar Bali. "Sebagai orangtua, saya ingin Golkar ini melahirkan pemimpin yang merangkul semua kader. Jangan sampai melahirkan pemimpin yang naik tahta, lalu membabat kader di bawahnya," warning mantan Ketua DPRD Badung di era Orde Baru ini. *nat

Komentar