nusabali

Kerajinan Perak Makin Dipersulit Corona

  • www.nusabali.com-kerajinan-perak-makin-dipersulit-corona

Imbas ancaman virus corona mewabah kemana-mana. Industri kerajinan perak seperti di sentra kerajinan perak di Desa Celuk, Gianyar, menyusul terpukul.

GIANYAR, NusaBali

Kunjungan wisman menurun antara 20 persen sampai 30 persen. Peluang penjualan, khususnya secara ritel menurun.

Kadek Ganda Ismawan, salah seorang perajin perak Celuk mengatakan ancaman virus corona sangat terasa. Pasca informasi soal ancaman virus corona mencuat, secara perlahan kunjungan wisman menurun drastis. “Penurunan sekitar 20 persen sampai 30 persen,” ungkapnya, Minggu (16/2).

Memang lanjut Kadek Ganda, Februari hingga beberapa bulan ke depan merupakan musim low season. Namun keadaan sepi wisatawan ini diperparah oleh ancaman virus corona ini. Jika dalam kondisi normal, antara 30 sampai 50  orang wisatawan/wisman yang berkunjung ke art shop-nya di kawasan Jalan Raya Celuk, Sukawati, Gianyar. Namun kini berkurang menjadi sekitar 15-30 orang. “Jadi untuk ritel berkurang potensi penjualannya,” kata Kadek Ganda.

Dikatakan Kadek Ganda, wisman datang tak semata-mata belanja produk kerajinan perak. Namun ada juga yang ingin tahu dan belajar seluk beluk kerajinan perak. “Namanya jewelry making, mirip seperti cooking class,” ujarnya.

I Ketut Kama Mardana, perajin perak lainnya di Celuk menuturkan kondisi kerajinan perak kian terpuruk karena imbas virus corona. “Aduh sudah susah sekali sekarang,” ucapnya. Baik ritel maupun orderan untuk ekspor nyaris tidak ada lagi. Penjualan lokal juga sepi. “Ya terpaksa harus bersabar mengendalikan diri,” kata Kama Mardana menyikapi sulitnya bisnis perak yang dirasakannya.

Menurut Kama Mardana, paling tidak untuk sementara bisnis perak tidak ada pemasukan. “Makanya anak saya memilih jualan secara online, baik kebutuhan pokok dan barang lainnya. Karena kalau penghasilan dari perak terhenti,” ujarnya. Kama Mardana berharap virus corona cepat  tertangani, sehingga bisnis kerajinan perak bisa bangkit kembali.

Perajin juga berharap, masa ‘jeda’ pariwisata karena virus corona dijadikan kesempatan memperbaiki fasilitas destinasi pariwisata yang ada. “Contohnya trotoar, toilet maupun jalan. Atau bikin objek baru, sehingga menambah daya tarik Bali. Tidak itu-itu saja,” tambah Kadek Ganda Ismawan. *k17

Komentar