nusabali

Potret Ideal Orang Bali Malali ke Tukad

Taman Kumbasari Tukad Badung, Denpasar

  • www.nusabali.com-potret-ideal-orang-bali-malali-ke-tukad

Bantaran sungai Tukad Badung kini menjadi Taman Kumbasari Tukad Badung yang menjadi ikon baru wisata bagi masyarakat Kota Denpasar.

DENPASAR, NusaBali

Keasrian tempat dan keindahan penataan kawasan tersebut menjadi daya tarik untuk berkreasi dan berswafoto. Di  luar bencana sampah kiriman dari hulu, penataan tukad Badung ini sesungguhnya menjadi potret ideal bagi orang Bali malali (melancong) ke sungai.

Taman Kumbasari Tukad Badung ini bisa menjadi sungai sarana edukasi secara tak langsung bagi masyarakat. Utamanya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai. Taman Kumbasari direvitlisaasi hingga tiga kali sejak tahun 2017 lalu dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Rp 5 miliar. Bantaran sungai ini pun menjadi kawasan tidak lagi tampak kumuh seperti sebelumnya. "Ini bermula dari gagasan Walikota Denpasar IB Rai Dharma Wijaya Mantra dan Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara. Mereka ingin bagaimana sungai yang sebelumnya kumuh dan dijadikan tempat pembuangan sampah, bisa disulap bersih dan indah," jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar, I Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta, Sabtu (15/2).

Menurut Jimmy mengakui dengan penataan, kawasan ini telah menjadi ikon baru Kota Denpasar. Secara tidak langsung, masyarakat Denpasar diberikan edukasi bahwa sungai merupakan tempat yang perlu dijaga dari sampah. Selain untuk menjaga lingkungan, kawasan tersebut menjadi kawasan pariwisata baru untuk Kota Denpasar yakni Wisata Sungai.

Kendala pengerjaan, kata Jimmy, Tukad Badung yang merupakan muara pembuangan air selalu terkena banjir bandang saat hujan deras melanda di hulu maupun kawasan Denpasar. Banjir tersebut membuat beberapa kali pekerja tidak bisa menyelesaikan penataan tersebut sehingga harus menunggu air surut. "Ini susah kami bilang karena penataannya kan baru pertama kali. Dan banjir bandang karena kan pengerjaan oas di musim-musim penghujan," ungkapnya.

Jimmy mengatakan, dengan kekonsistenan dan cara kerja rekanan yang bagus, sungai tersebut bisa terselesaikan dnegan baik. Namun, untuk banjir bandang di Denpasar, Jimmy mengatakan hingga saat ini masih terjadi, adan beberapa kali taman harus tenggelam. Jimmy mengakui tidak bisa mengendalikan air ketika curah hujan sudah mulai tinggi.

Sehingga untuk antisipasinya, pihaknya memasang CCTV, alat ukur ketinggian air, dan papan peringatan untuk masyarakat agar tidak beraktivitas di sungai saat hujan deras. "Kalau untuk membuat bendungan juga kami kesulitan lahan dihulu. Karena penduduknya padat. Jadi kita lakukan langkat itu sampai saat ini, dan syukurnya berjalan dengan baik," jelasnya.

Selain banjir, sampah juga menjadi kendala utama. Sebab, lanjut Jimmy, sampah-sampah yang terbawa arus merupakan sampah kiriman kabupaten lain dari hulu. Saat hujan deras, otomatis sampah yang terbuang dihulu akan terseret ke hilir dan yang kena imbasnya adalah aliran tukad Badung di Denpasar.

Dikatakan Jimmy, solusi untuk saat ini dilakukan oleh timnya di bidang pengairan untuk memasang jaring berlapis di hulu agar sampah bisa terjaring dan samoah bisa dibersihkan. "Tetapi saat banjirnya besar, jaring kan tidak kuat terpaksa kami lakukan penggelontoran. Jadi sampahnya ini sampah kiriman biasanya," jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar MA Dezire Mulyani mengatakan, saat ini kawasan sungai yang terus ditata Dinas PUPR menjadi kawasan wisata baru di Kota Denpasar. Taman Kumbasari ini sudah menjadi ikon pendukung program City Tour Kota Denpasar. Kendati menjadi kawasan Wisata City Tour, namun Disparda belum berani memastikan bahwa ke depannya kawasan tersebut akan ditiketkan. Sebab, taman ini merupakan kawasan pendukung Pasar Badung yang berdiri megah saat ini. Dezire mengatakan pihaknya tidak akan melakukan pungutan bagi wisatawan lokal maupun manca Negara yang berkunjung ke lokasi ini.

Tetapi kawasan itu akan tetap menjadi ikon dan dinikmati setiap orang yang lewat ke tempat tersebut. "Untuk saat ini kami tidak memungut tiket. Sebab ini merupakan penunjang Pasar Badung, dan City Tour Kota Denpasar. Jadi mereka bebas masuk apalagi sekarang sudah terus ramai masyarakat bisa beraktivitas. Karena tujuan kita kan mencapai indeks kebahagiaan masyarakat," jelasnya.

Kendati tidak memungut retribusi dengan tiket, Disparda tetap menyiapkan pramuwisata (pemandu) untuk warga ke Pasar Badung dan ke Taman Kumbasari Tukad Badung. Ada 30 pramuwisata yang merupakan Tukang Suwun di Pasar Badung diberdayakan memandu di Pasar Badung dan Taman Kumbasari Tukad Badung. *mis

Komentar