nusabali

LBH APIK: Kekerasan Seksual di Bali Sangat Mengkhawatirkan

  • www.nusabali.com-lbh-apik-kekerasan-seksual-di-bali-sangat-mengkhawatirkan

Maraknya berbagai kasus kejahatan seksual terhadap anak-anak di Bali makin meresahkan.

DENPASAR, NusaBali

Di awal tahun ini saja sejumlah kasus mengemuka, termasuk kasus perkosaan yang dilakukan oleh seorang ayah terhadap anaknya di Jembrana. “Sangat banyak kasusnya, bahkan lumayan tinggi,” sorot Ni Luh Anggraeni, Kepala P2TP2A  (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kota Denpasar.

Aktivis ini pun menyebut kasus yang pada Februari 2020 terungkap di Denpasar. “Ya bulan Februari ini sudah banyak kasus pencabulan dan kekerasan seksual. Ada ayah terhadap anak tiri. Lalu ada laporan pencabulan oleh sopir dokar terhadap seorang anak,” ungkap Anggraeni dengan nada prihatin.

Maraknya kejahatan seksual itulah yang kemudian disebut oleh Ketua Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) Provinsi Bali, Ni Luh Putu Nilawati sebagai kejadian luar biasa yang harus mendapat atensi khusus dari pemerintah dan aparat. “Karena kejahatan ini terjadi berulang-ulang , dan banyak bermunculan,” kata Nilawati.

Dari berbagai kasus yang ada, Nilawati menyebut terjadi di semua wilayah Bali. Dan kejahatan seksual itu pun pelaporannya bisa sampai tiga tahun dari perbuatan pertama. “Korban akhirnya melapor saking tidak tahannya. Ada yang dicabuli sejak kelas 5 SD, baru terungkap SMP. Lalu ada yang melapor, kemudian yang lainnya baru berani melapor,” ungkap Nilawati

“Makanya hal ini saya sebut sebagai kekerasan yang terselubung. Karena dilakukan dengan rapi, bisa di rumah, di sekolah atau tempat lainnya,” jabar Nilawati. “Pemulihan korban juga perlu waktu dan jangka panjang untuk mengembalikan psikologis korban agar tidak depresi,” lanjutnya sembari mengingatkan bahwa pembuktian kasus yang sudah lama tak bisa sekadar visum fisik ataupun psikologis, melainkan harus dilakukan visum forensik.

Nilawati pun menyebut perlunya sosialisasi untuk keamanan, keselamatan, kekerasan berbasis gender, termasuk kekerasan seksual yang belakangan ini juga berpotensi terjadi pada penumpang angkutan online.  “Karena itu saya juga mengapresiasi pada penyedia jasa layanan transportasi online yang peduli pada keamanan penumpang,khususnya kaum perempuan,” ujarnya.

Hal ini disampaikan Nilawati dalam kegiatan Safety Roadshow Bali, Kamis (13/2), yang merupakan bagian kampanye Grab #AMANUNTUKSEMUA. “Melalui kampanye ini, para mitra pengemudi Grab di Bali yang terpilih mendapatkan pelatihan khusus mengenal pencegahan dan penanganan kekerasan seksual,” kata Halim Wijaya, Head of Grab Bali.

Selain itu, acara yang diselenggarakan di Denpasar kemarin sekaligus menjadi ajang pengumuman sejumlah inovasi fitur keamanan baru, yakni ‘Pusat Keselamatan’ dan fitur Pemantauan Perjalanan bagi Penumpang & Mitra Pengemudi . Fitur-fitur yang ditampilkan dalam Safety Roadshow Bali adalah bagian dari Roadmap Teknologi Keselamatan yang sudah diluncurkan sejak akhir 2018 lalu, dengan tujuan utama  mencapai angka kecelakaan ‘nol insiden’. “Kami memulai langkah pencegahan itu dengan menggandeng Forum Pengada Layanan (FPL) untuk mengadakan Safety Roadshow serta
memberikan edukasi pada mitra pengemudi dan melakukan pemberdayaan ekonomi perempuan penyintas kekerasan seksual,” jelas Mochamad Fadjar Wibowo, Head of Platform Safety, Grab Indonesia soal acara yang sebelumnya digelar di Bandung, Makassar, Medan, Surabaya, Palembang, dan Jogjakarta tersebut.*mao

Komentar