Matanai Reggae Band Rilis 2nd Album 'Saling Gisi'
Matanai reggae band yang booming lewat lagu "Metajen", rilis 2nd album bertajuk Saling Gisi, Rabu (12/2) di Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Tut Tangtu sang vokalis menyebutkan, album ini bertema ikatan persatuan. "Saling Gisi bercerita tentang sebuah ikatan manusia sebagai makhluk sosial berpegangan erat diantara keluarga masyarakat dan negara," ujarnya.
Album ini rencananya akan diperdengarkan pada masyarakat bertepatan dengan Hari Valentine, Jumat (14/2) nanti. Konser akan digelar di Pantai Muara Tangtu, Denpasar Timur.
Yang menarik, selain didominasi genre reggae, Matanai mengadopsi aliran musik lain seperti blues, rock, termasuk mengkolaborasikan suara gamelan Bali dan genjek. Total ada 9 lagu dalam album ini, diantaranya Lagu santai, mentari di Nusa Penida, srombotan Klungkung, bintang di langit, Be bebek be guling, Saling gisi, uling joh, hingga akhir cerita.
"Plus satu bonus track, Metajen. Itu viewersnya sudah mencapai 7.000an," jelasnya. Dari 9 lagu itu, 5 diantaranya berbahasa Indonesia dan 4 lainnya berbahasa Bali.
Sebagai personil, Tangtu pada vokal didukung oleh Putu Lelut asal Abainsemal Badung pada Keyboard, Kadir ada Rytem, Agus Tison pada Drum, Parat pada bass. "Homebase kami di Tantu. Wajib bertemu 2 kali sepekan," ujarnya.
Ditambahkan, grup musik ini berdiri sejak 9 September 2012 silam. Single pertama yang dirilis berjudul Nasi Be Guling. Dilanjutkan dengan rilis album pertama 21 Mei 2014 lalu berjudul Rencana Gujan.
"Lanjut single Metajen tanggal 23 Juni 2017. Itu single yang booming, syutingnya di pondok jaka sangkeh," jelasnya.
Mengenai tema Saling Gisi yang identik dengan salah satu judul lagu, Tut Tangu membantah. "Sebab lagu itu tentang percintaan. Kalau versi saya, memperlihatkan orang saling tolong menolong. Bukan tentang cinta, tapi angkat kebersamaan pertemanan persahabatan," jelasnya.
Diakui, para personil merupakan sosok pekerja. Bermusik adalah hobi. "Suatu ketika kami bertemu, merasa nyaman karena hobi membicarakan musik. Sehingga sepakat membentuk band," jelasnya.
Tut Tangtu sebagai vokalis, juga merangkap sebagai pencipta lagu. Dominan, idenya muncul secara spontan. "Mengalir saja," jelasnya. *nvi
Album ini rencananya akan diperdengarkan pada masyarakat bertepatan dengan Hari Valentine, Jumat (14/2) nanti. Konser akan digelar di Pantai Muara Tangtu, Denpasar Timur.
Yang menarik, selain didominasi genre reggae, Matanai mengadopsi aliran musik lain seperti blues, rock, termasuk mengkolaborasikan suara gamelan Bali dan genjek. Total ada 9 lagu dalam album ini, diantaranya Lagu santai, mentari di Nusa Penida, srombotan Klungkung, bintang di langit, Be bebek be guling, Saling gisi, uling joh, hingga akhir cerita.
"Plus satu bonus track, Metajen. Itu viewersnya sudah mencapai 7.000an," jelasnya. Dari 9 lagu itu, 5 diantaranya berbahasa Indonesia dan 4 lainnya berbahasa Bali.
Sebagai personil, Tangtu pada vokal didukung oleh Putu Lelut asal Abainsemal Badung pada Keyboard, Kadir ada Rytem, Agus Tison pada Drum, Parat pada bass. "Homebase kami di Tantu. Wajib bertemu 2 kali sepekan," ujarnya.
Ditambahkan, grup musik ini berdiri sejak 9 September 2012 silam. Single pertama yang dirilis berjudul Nasi Be Guling. Dilanjutkan dengan rilis album pertama 21 Mei 2014 lalu berjudul Rencana Gujan.
"Lanjut single Metajen tanggal 23 Juni 2017. Itu single yang booming, syutingnya di pondok jaka sangkeh," jelasnya.
Mengenai tema Saling Gisi yang identik dengan salah satu judul lagu, Tut Tangu membantah. "Sebab lagu itu tentang percintaan. Kalau versi saya, memperlihatkan orang saling tolong menolong. Bukan tentang cinta, tapi angkat kebersamaan pertemanan persahabatan," jelasnya.
Diakui, para personil merupakan sosok pekerja. Bermusik adalah hobi. "Suatu ketika kami bertemu, merasa nyaman karena hobi membicarakan musik. Sehingga sepakat membentuk band," jelasnya.
Tut Tangtu sebagai vokalis, juga merangkap sebagai pencipta lagu. Dominan, idenya muncul secara spontan. "Mengalir saja," jelasnya. *nvi
Komentar