nusabali

Anggota TNI Akan Diupacarai Makingsan ring Gni

  • www.nusabali.com-anggota-tni-akan-diupacarai-makingsan-ring-gni

Upacara mangkingsan ring gni dilakukan pada Wraspati Wage Sungsang, Kamis (13/2). Saat ini jenazah Peltu Ketut Susila Adnyana dititip di RSUP Sanglah, Denpasar.

TABANAN, NusaBali

Almarhum Peltu Ketut Susila Adnyana yang tewas terseret arus di Tukad Yeh Ho kawasan Banjar Belumbang Kaja, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Tabanan akan diupacarai Makingsan ring Gni pada Wraspati Wage Sungsang, Kamis (13/2). Saat ini jenazah sedang dititip di RSUP Sanglah, Denpasar.

Kelian Dinas Banjar Belumbang Kaja I Gusti Made Madyana, mengatakan upacara almarhum Peltu Ketut Susila Adnyana di lakukan Kamis dengan Makingsan ring Gni di Setra Banjar Belumbang Kaja. Selain itu akan digelar upacara secara militer karena almarhum adalah anggota TNI.

Untuk saat ini jenazah almarhum dititip di RSUP Sanglah. Sebab freezer di ruang jenazah BRSUD Tabanan tak cukup, lantaran badan almarhum membesar akibat terombang-ambing di sungai dan laut. “Masih dititip, sebelum upacara baru diambil langsung dilakukan upacara,” imbuh Madyana, Selasa (11/2).

Menurutnya saat ini kondisi keluarga telah tenang. Baik istri almarhum Ni Wayan Sri Wirantini serta dua putranya Gede Adi Suantara dan Made Agus Wiantara, sudah bisa menerima. “Sudah tenang mereka. Sekarang keluarga dan krama sedang mempersiapkan upakara,” tuturnya.

Sementara itu, dokter penanggung jawab pasien (DPJP) Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Henky SpF MBioethics SH, mengatakan jenazah Peltu Susila diterima forensik RSUP Sanglah, Senin (10/2) sekitar pukul 18.25 Wita dengan kondisi membusuk dan ada luka terbuka bagian kepala. “Jenazah baru diperiksa luar. Hasil sementara ditemukan luka terbuka di kepala dan jenazahnya sudah mulai membusuk,” ujarnya, Selasa kemarin.

Secara ilmu medis, kondisi membusuk biasanya akan lebih lama jika mayat terendam dalam air. Pembusukan biasanya terjadi setelah dua hari. Berbeda dengan pembusukan di daratan yang jauh lebih cepat daripada terendam. “Tapi jenazah sudah membusuk setelah sehari di dalam air. Meski demikian, faktor terjadinya pembusukan itu banyak, tidak hanya satu,” ungkapnya.

Untuk memastikan penyebab kematian korban, diperlukan pemeriksaan lanjutan yakni otopsi. Namun hingga Selasa (11/2) kemarin belum ada permintaan untuk menjalani otopsi dari pihak kepolisiaan. Jenazah pun masih dititip di Kamar Jenazah RSUP Sanglah.

Seperti berita sebelumnya, Peltu Ketut Susila Adnyana yang bertugas sebagai Babinsa Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, terseret arus usai nyabit di Tukad Yeh Ho, Banjar Belumbang Kaja, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Tabanan pada Minggu (9/2) sekitar pukul 10.30 Wita.

Dia nyeberang dengan cara renang lewat sungai bersama dua rekannya Ketut Budayasa dan Ketut Suamba. Karena air deras sebab di hulu terjadi hujan lebat, almarhum tidak bisa menyelamatkan diri dan hilang.

Proses pencarian dilakukan melibatkan tim gabungan mulai dari Basarnas, TNI, polisi, dan masyarakat. Sehari setelah kejadian, Senin (10/2) sekitar pukul 15.00 Wita, jenazah almarhum ditemukan terdampar di Pantai Klecung, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur. Almarhum ditemukan 3 kilometer ke arah barat dari Pantai Pasut yang merupakan muaranya Tukad Yeh Ho.

Jenazah almarhum yang sudah dalam kondisi bengkak, penuh luka di kepala dan wajah langsung dibawa ke ruang jenazah BRSUD Tabanan. Namun karena freezer jenazah tak cukup lantaran kondisi tubuh almarhum, jenazah diputuskan dititip ke RSUP Sanglah, Denpasar. *des, ind

Komentar