Perda LP2B Wajib Lindungi Hasil Panen
Ranperda tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) kini sedang digodok DPRD Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Tak hanya melindungi lahan pertanain dari alih fungsi, Perda ini nanti mesti mampu melindungi produk pertanian, terutama jeruk.
‘’Ranperda ini, setelah jadi Perda harus bisa menguntungkan keseluruhan petani di Gianyar. Intinya, bagaimana agar petani mendapat keuntungan dari Perda tersebut,” jelas I Ketut Sudiasa, anggota Fraksi PDIP DPRD Gianyar, Selasa (11/2).
Dia mengaku, berusaha semaksimal mungkin memasukkan dalam point Ranperda, bagaimana penyaluran hasil produksi pertanian mendapat perlindungan. “Pasca panen, pemerintah juga harus hadir. Karena biasanya saat hasil panen berlimpah, justru harga murah dan petani merugi,” jelas Sudiasa yang telah menekuni bidang pertanian semasa kecil.
Dia menceritakan, dirinya pernah menanam Ketela Ungu seluas 2,5 hektare. Panennya berhasil dengan baik. Permasalahan muncul saat panen, tidak ada pembeli. Akibatnya, harga hasil panen Ketela Ungu sama dengan umbi Ketela biasa. “Ini contoh kecil. Komoditas lain juga mengalami hal serupa. Petani tidak memiliki kekuatan apa saat produksi panen melimpah,” terangnya.
Komoditas di Gianyar lainnya yang sering mengalami nasib serupa, tegas dia, adalah Jeruk Payangan dan Tegallalang. Jeruk Payangan dan Tegallalang ini tidak dilihat oleh pasar. Karena yang sudah punya nama adalah jeruk Kintamani. Namun sesungguhnya sebagian jeruk tersebut adalah hasil petani di Payangan dan Tegallalang. “Keinginan saya, ada suatu unit usaha untuk membuat semacam usaha air jeruk kemasan. Potensi jeruk terus melimpah sepanjang tahun,” bebernya.
Jelas Sudiasa, dalam perlindungan LP2B ini nanti petani juga harus mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Karena petani memiliki andil dalam penyelamatan lingkungan dan khususnya produksi pertanian. “Alih fungsi lahan juga menekan petani, namun petani juga mesti mendapat solusi, karena sudah mempertahankan lahannya,” ujarnya.*nvi
‘’Ranperda ini, setelah jadi Perda harus bisa menguntungkan keseluruhan petani di Gianyar. Intinya, bagaimana agar petani mendapat keuntungan dari Perda tersebut,” jelas I Ketut Sudiasa, anggota Fraksi PDIP DPRD Gianyar, Selasa (11/2).
Dia mengaku, berusaha semaksimal mungkin memasukkan dalam point Ranperda, bagaimana penyaluran hasil produksi pertanian mendapat perlindungan. “Pasca panen, pemerintah juga harus hadir. Karena biasanya saat hasil panen berlimpah, justru harga murah dan petani merugi,” jelas Sudiasa yang telah menekuni bidang pertanian semasa kecil.
Dia menceritakan, dirinya pernah menanam Ketela Ungu seluas 2,5 hektare. Panennya berhasil dengan baik. Permasalahan muncul saat panen, tidak ada pembeli. Akibatnya, harga hasil panen Ketela Ungu sama dengan umbi Ketela biasa. “Ini contoh kecil. Komoditas lain juga mengalami hal serupa. Petani tidak memiliki kekuatan apa saat produksi panen melimpah,” terangnya.
Komoditas di Gianyar lainnya yang sering mengalami nasib serupa, tegas dia, adalah Jeruk Payangan dan Tegallalang. Jeruk Payangan dan Tegallalang ini tidak dilihat oleh pasar. Karena yang sudah punya nama adalah jeruk Kintamani. Namun sesungguhnya sebagian jeruk tersebut adalah hasil petani di Payangan dan Tegallalang. “Keinginan saya, ada suatu unit usaha untuk membuat semacam usaha air jeruk kemasan. Potensi jeruk terus melimpah sepanjang tahun,” bebernya.
Jelas Sudiasa, dalam perlindungan LP2B ini nanti petani juga harus mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Karena petani memiliki andil dalam penyelamatan lingkungan dan khususnya produksi pertanian. “Alih fungsi lahan juga menekan petani, namun petani juga mesti mendapat solusi, karena sudah mempertahankan lahannya,” ujarnya.*nvi
1
Komentar