nusabali

Ogoh-ogoh 'Tedung Agung' Disiapkan Dana Rp100 Juta

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-tedung-agung-disiapkan-dana-rp100-juta

Agar Tidak Patah Lagi, Usung Jargon ‘Asah Udeg'

DENPASAR, NusaBali

Ogoh-ogoh dengan tema ‘Tedung Agung’ setinggi 8,5 meter dengan lebar sekitar 1 meter dibuat untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941, pada 24 Maret 2020. Bahkan, dana yang disediakan untuk menyelesaikan ogoh-ogoh ini mencapai Rp 100 juta.

Menurut sang arsitek ogoh-ogoh, Nyoman Gede Sentana Putra alias Kedux, konsep tedung agung ini didapatkan saat bulan Desember 2019 lalu. "Di sini (Bali) kan panas sekali, pas ke luar (luar negeri) kok dingin. Namun di sini panas pakai payung, di sana dingin juga pakai payung. Nah dapatlah saya ide payung Bali yang ada ornamennya yang unik," kata Kedux ditemui di rumahnya, Jalan Nangka, Denpasar, Senin (10/2).

Kedux mengungkapkan, untuk ogoh-ogoh tahun ini masih menggunakan sistem hidrolik, dimana gerakan untuk ‘Tedung Agung’ ini hampir mirib dengan gerakan Ratu Sumedang yang dibuat dua tahun lalu. "Tahun berikutnya saya akan maksimalkan untuk ogoh-ogoh tidur bangun juga kerangka agar tidak patah seperti kemarin, setelah itu saya baru buat konsep yang baru," imbuhnya.

Dikatakan, saat ini pembuatan kerangka ogoh-ogoh ini sudah mencapai 30 persen yang mulai dikerjakan pada 10 Januari lalu dan ditarget selesai pada 10 Maret 2020. Pengerjaan ini dimajukan daripada tahun-tahun sebelumnya dikarenakan dirinya pada 10 Maret harus segera ke Amerika Serikat untuk mengikuti kontes motor.

Untuk anggaran pembuatan ogoh-ogoh ini, menurut Kedux, mencapai Rp 100 juta. "Tapi tidak melebihi angka itu, karena pengalaman sudah dipelajari sebelumnya, tahu material yang akan dipakai, kalau sebelumnya boros, sekarang kan sudah tahu ini yang perlu dan ini yang tidak," katanya.

Jargon tahun ini pun menggunakan ‘Asah Udeg’ yang diberikan oleh pemuda Banjar Tainsiat. ‘Asah Udeg’ memiliki makna pemuda siap berapapun biaya yang dikeluarkan untuk ogoh-ogoh, siap agar tidak ada lagi kejadian patah seperti tahun lalu.

Untuk ukuran ogoh-ogoh yang dibuat memiliki tinggi 8,5 meter termasuk kotak di bawah ogoh-ogohnya. Sementara saat ogoh-ogoh jongkok memiliki ukuran sekitar 6 meter. "Sistem gerak untuk ogoh-ogoh ini, bergerak saat dibutuhkan, misal ada halangan kabel dia jongkok. Saya sebenarnya lebih suka tidak bergerak karena lebih efisien dan kuat dalam hal konstruksi, tapi kan saya berpikirnya bisa membuat ogoh-ogoh besar dan bisa jalan, makanya pakai hidrolik," kata pria asal Banjar Tainsiat, ini.

Sebelumnya, pemuda Banjar Tainsiat dibawah sang arsitek Keduk berhasil menggarap ogoh-ogoh dengan tema Bademas (2016), Sampian Mas (2017), Sang Hyang Aji Ratu Sumedang (2018), dan Kumbakarna (2019). *mis

Komentar