nusabali

Jabat Sekretaris Kementerian Pariwisata Sejak 5 Februari 2020

Ni Wayan Giri Adnyani, Perempuan Bali yang Pegang Jabatan Penting di Kementerian Pariwisata

  • www.nusabali.com-jabat-sekretaris-kementerian-pariwisata-sejak-5-februari-2020

Sebagai Sekretaris Kementerian Pariwisata, Wayan Giri Adnyani membawahi empat biro, yakni Biro Umum dan Hukum, Biro SDM, Biro Komunikasi, serta Biro Perencanaan dan Keuangan

JAKARTA, NusaBali

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, baru saja melantik 11 pejabat Eselon I di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 5 Februari 2020 lalu. Salah satunya adalah Dra Ni Wayan Giri Adnyani MSc CHE, 56, yang dipercaya pegang jabatan strategis sebagai Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpare-kraf).

Ni Wayan Giri Adnyani pun praktis sandang predikat sebagai perempuan Bali pertama yang pegang jabatan Sekretaris Kementerian Pariwisata. Sebelumnya, perempuan asal Desa Cau Blayu, Kecamatan Marga, Tabanan ini pegang jabatan sebagai Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar (Januari-4 Februari 2020.

Sebagai Sekretaris Kementerian Pariwisata, Wayan Giri Adnyani membawahi empat biro, yakni Biro Umum dan Hukum, Biro SDM, Biro Komunikasi, serta Biro Perencanaan dan Keuangan. Begitu usai dilantik, Rabu (5/2) malam, Giri Adnyani sempat berbincang-bincang dengan Menparekraf, Wishnutama Kusubadio.

"Ya, habis dilantik, saya bertanya kepada Pak Menteri, tugas saya nanti apa saja? Beliau menjawab, sekarang pulang, tidur, dan istirahat," kenang Giri Adnyani saat ditemui NusaBali di ruang kerjanya di Lantai 11 Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Jumat (7/2) lalu.

Meski demikian, Giri Adnyani mengaku sudah sempat mengumpulkan para pejabat Eeselon II, sesaat sebelum dilantik menjadi Sekretaris Kemenparekraf. Tujuannya, untuk membicarakan langkah-langkah strategis ke depan. Menurut Giri Adnyani, penataan organisasi dan penempatan Eselon III-IV diprioritaskan. Kemudian, fasilitas ruangan juga harus disesuaikan.

Giri Adnyani tidak terlalu sulit menjalankan tugas sebagai Sekretaris Kemenparekraf. Pasalnya, anak pertama dari empat bersaudara pasangan I Wayan Gindil dan Ni Ketut Rupet ini sebelumnya sempat ditunjuk menjadi Plt Sekretaris Kemenparekraf, yang dipegangnya selama 4 bulan, periode Mei-September 2019.

Tugas seorang Sekretaris Kemenparekraf, kata Giri Adnyani, antara lain, komunikasi dengan antar lembaga, berkordinasi dengan para Deputi terkait program kementerian, menyusun program anggaran, pembinaan SDM, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang berkaitan dengan administrasi. Selain itu, juga memberi pelayanan secara internal dan ekternal. Secara internal, customernya adalah Menteri, Wakil Menteri, Deputi, dan Staf Ahli Menteri. Sedangkan secara ekternal yang berkaitan dengan program adalah Bappenas, Kemenkeu, dan BPK saat diaudit.

"Tugas sekretaris tidak selalu mendampingi menteri. Bila beliau rapat dan subtansinya dengan pemasaran, maka yang mendampingi Deputi Pemasaran," papar Giri Adnyani. Namun, bila ada rapat kordinasi dengan Menko Kemaritiman yang mengundang Eselon I, maka Giri Adnyani harus mendampingi menteri. Begitu pula ketika rapat kerja dengan DPR RI, seluruh pejabat Eselon I harus hadir. "Jadi, semua ter-gantung event," terang birokrat kelahiran Denpasar, 25 November 1964 ini.

Selaku Sekretaris Kemenparekraf, Giri Adnyani berjanji akan melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh dedikasi, karena merupakan sebuah kewajiban. Meski demikian, Giri Andnyani menilai jabatan yang dipegangnya ibarat pakaian. Artinya, pakaian itu hanya digunakan di kantor. Bila berada di rumah, Giri Adnyani tetap seorang istri, ibu, nenek, dan anggota masyarakat di lingkungan tempat tinggal-nya.

"Dalam filosofi Hindu, kenapa ada nama-nama perwujudan Tuhan? Itu sebenarnya berdasarkan tugas dan fungsinya. Saya sebagai Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hanya di kantor. Sementara di rumah, saya merupakan istri, ibu, dan nenek dari satu orang cucu," terang ibu 3 anak dari pernikahannya dengan I Nyoman Sutama ini.

Giri Adnyani masih 4 tahun lagi aktif sebagai aparatur sipil negara (ASN). Pasalnya, batasan usia Eselon I untuk peniun adalah sampai 60 tahun. Saat ini, Giri Adnyani belum merencanakan apakah akan menghabiskan waktu di Bali atau di Jakarta pasca pensiun nanti. Baginya, hidup mengalir saja. Lagipula, anak-anaknya saat ini tinggal tersebar di Bali dan Surabaya.

Wayan Giri Adnyani sendiri dibesarkan di Denpasar, tepatnya Banjar Tulangampian, Desa Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat. Dia menempuh pendidikan dasar di SDN 14 Denpasar hingga tamat tahun 1976. Kemudian, Giri Adnyani melanjutkan pendidikan ke SMPN 2 Denpasar, lalu SPG Negeri Denpasar (kini menjadi SMAN 7 Denpasar).

Selanjutnya, Giri Adnany menempuh pendidikan S1 Bahasa Inggris IKIP Unud di Singaraja (tamat tahun 1988). Sedangkan pendidikan S2-nya adalah Pariwisata Universitas Black Hills State, Dakota Selatan, Amerika Serikat (tamat 1996). Terakhir, Giri Adnyani mendapat gelar Certified Hospitality Educator (CHE) dari American Hotel & Lodging Association (Juli 2019).

Sejak awal, Giri Adnyani berfkarier di Kementerian Pariwisata, yang dulu bernama Departemen Pos dan Telekomunikasi (Depar Postel) pada 1993. Selama berkarier di Kementerian Pariwisata, Giri Adnyani memiliki kenangan tak terlupakan. Dia pernah mengerjakan sesuatu yang tanpa disadari itu adalah pekerjaan besar dan baru diketahuinya ketika acara selesai. Kejadiannya tahun 2003 silam.

Ketika itu, ada acara pelepasan kapal Phinisi Samudra Raksa dari Ancol, Jakarta Utara menuju Ghana (Afrika Barat). Giri Adnyani yang kala itu menjabat sebagai Kepala Bidang Kerjasama Lembaga Budpar Internasional Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbupar), menggelar acara tersebut tanpa pihak ketiga, melainkan langsung yang mengerjakannya bersama teman-temannya dan sukses.

Padahal, acara tersebut dihadiri langsung Presiden Megawati Soekarnoputri dan suaminya, Taufiq Kiemas. "Waktu itu, saya tidak sadar mengerjakan pekerjaan besar. Selesai acara, saya baru sadar itu adalah acara besar yang dihadiri Presiden Megawati,” kenang Giri Adnyani. *k22

Komentar