nusabali

Anggota TNI Ditemukan Tewas Terdampar di Pantai Klecung

Sehari Pasca Hilang Terseret Arus di Sungai Yeh Ho Kawasan Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan

  • www.nusabali.com-anggota-tni-ditemukan-tewas-terdampar-di-pantai-klecung

Pantai Klecung di mana korban Peltu I Ketut Susila Adnyana ditemukan terdampar dalam kondisi tewas, Senin sore pukul 15.00 Wita, berjarak sekitar 3 kilometer arah barat dari muara Sungai Yeh Ho

TABANAN, NusaBali

Sehari pasca terseret arus di Sungai Yeh Ho kawasan Banjar Belumbang Kaja, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Peltu I Ketut Susila Adnyana, 55, akhir-nya ditemukan dalam kondisi meninggal, Senin (10/2) sore. Jasad anggota TNI AD beru-sia 55 tahun ini ditemukan terdampar di Pantai Klecung, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan.

Saat ditemukan terdampar di tepi Pantai Klecung, Senin sore sekitar pukul 15.00 Wita, ja-sad korban Peltu I Ketut Susila Adnyana sudah dalam kondisi bengkak. Menurut Kapolsek Kerambitan, Kompol Dewa Gede Putra, ditemukan luka di bagian kepala korban, akibat benturan batu karang. Selain itu, beberapa bagian tubuh korban juga sudah mengelupas. Jasad anggota TNI yang kesehariannya bertugas sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan ini kemudian dievakuasi ke BRSUD Tabanan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sebelum ditemukan tak bernyawa, upaya pencarian korban Peltu Susila Adnyana dilakukan sejak pagi pukul 06.30 Wita. Dimulainya pencarian korban ditandai dengan apel tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, Pol Air Polres Tabanan, BPBD Tabanan, dan masyarakat di Pantai Pasut, lokasi bermuaranya Sungai Yeh Ho. Upaya pencarian kemarin pagi difokuskan dengan menyisir sungai dan sampai tembus ke laut di Pantai Pasut.

Dandim Tabanan, Letkol Inf Toni Sri Hartanto, juga ikut nyanggong di lokasi pencarian bersama Kepala BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Sucita, Kabag Ops Polres Tabanan Kompol I Gede Putu Putra Astawa, dan Kapolsek Kerambitan Kompol Dewa Gede Putra. Sedangkan warga Desa Belumbang sampai mendirikan tenda di tepi Tukad Yeh Ho, sejak Minggu (9/2), sebagai upaya pencarian korban. Tenda tersebut dilengkapi lampu sorot menghadap ke sungai.

Setelah berjam-jam dilakukan pencarian pada hari kedua, Senin kemarin, korban Peltu Susila Adnyana akhirnya ditemukan kampih tak bernyawa di Pantai Klecung, Desa Tegal Mengkep, yang berjarak sekitar 3 kilometer arah barat dari Pantai Pasut, sore pukul 15.00 Wita. “Jasad korban ditemukan warga yang ikut melakukan penyisiran hingga ke Pantai Klecung. Kemudian, korban dievakuasi tim gabungan ke BRSUD Tabanan,” jelas Kompol Dewa Gede Putra.

Peltu Ketut Susila Adnyana sendiri sebelumnya terseret arus di Sungai Yeh Ho, Minggu pagi sekitar pukul 10.30 Wita. Saat itu, korban bersama dua rekannya sesama asal Banjar Belumbang Kaja, Desa Belulmabng, yakni I Ketut Budayasa alias Pak Galung, 50, dan I Ketut Subawa alias Pak Eli, 60, menyeberang sungai sepulang dari mencari rumput di sekitar Subak Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur---di sebelah barat Sungai Yeh Ho.  

Korban Peltu Susila Adnyana menyeberang dalam posisi paling akhir. Sedangkan dua rekannya, Ketut Budayasa dan Ketut Subawa, sudah berhasil menyeberang duluan dengan selamat. Saat giliran korban Peltu Susila Adnyana menyeberang, air sungai mendadak besar karena hujan. Korban Peltu Susila Adnyana pun langsung terseret arus sungai ke arah selatan.

Warga sekampung dan trim gabungan langsung melakukan pencarian korban, pasca hilang terseret arus. Namun, korban Peltu Susila Adnyana baru ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Senin sore, atau sehari pasca kejadian. Babinsa Desa Timpag ini berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Wayan Sri Wirantini, 43, serta dua anak lelaki: I Gede Adi Suantara dan I Made Agus Wiantara.

Istri korban, Wayan Sri Wirantini, menuturkan tidak ada hal yang janggal sebelum suaminya terseret arus. "Saat pamit hendak nyabit rumput, biasa saja, tidak ada hal aneh karena baoak (korban) sudah biasa nyeberang sungai,” kenang Sri Wirantini kepada NusaBali, Senin kemarin.

Menurut Sri Wirantini, korban Peltu Susila Adnyana sempat berencana pulang kampung ke Banjar Bangah, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan, setelah mencari rumput. “Kami pun berbagi tugas. Saya disuruh memberikan sapi makan dan air, supaya kami cepat bisa pulang ke Baturiti," katanya.

Tiba-tiba, Sri Wirantini mendapat kabar duka dari keluarganya bahwa sang suami hilang terseret arus sepulang dari cari rumput. Sampai di rumah, semua keluarga sudah menangis. "Saya ingin ada keajaiban agar suami ditemukan selamat. Secara logika, dia kan anggota TNI dan bisa renang," keluh Sri Wirantini.

Sri Wirantini mengisahkan, suaminya baru 5 bulan bertugas sebagai Babinsa di Desa Timpag. Sebelumnya, almarhum Peltu Susila Adnyana bertugas sebagai Babinsa di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan. Almarhum sempat lama bertugas di luar Bali. "Kami baru pindah ke Bali tahun 2001. Sebelumnya, bapak tugas di Surabaya. Bapak itu lahir dan mengawali karier sebagai anggota TNI di Kendari (Sulawesi Tenggara), karena keluarganya transmigran," papar Sri Wirantini yang keseharianya menjadi staf TU di SDN 2 Belumbang.

Sementara itu, Ketut Budayasa, rekan korban yang diajak cari rumput dan menyeberang sungai saat kejadian, mengaku sudah menganggap almarhum bak saudara kandung. Nyaris setiap hari mereka nyabit rumput bersama.

Menurut Ketut Budayasa, Minggu pagi dia sudah duluan di lokasi cari rumput kawasan Subak Mambang, Selemadeg Timur. Ketika Budayasa sudah mendapat 2 karung rumput, datang korban Peltu Susila Adnyana bersama pemannya, Ketut Subawa. Budiyasa pun pilih menunggu mereka.

Akhirnya, mereka balik bersamaan dengan membawa rumput menggunakan sepeda motor. Karena air Sungai Yeh Ho cukup besar, motor dan rumput mereka ditaruh di sebelah barat, rencananya akan dijemput setelah air surut. Mereka bertiga pun putuskan untuk nyebrang dengan cara renang. Budayasa menyeberang di posisi pertama, disusul Ketut Subawa. “Saat almarhum menyeberang paling akhir, air sungai membesar, hingga terjadilan musibah itu,” cerita Budayasa, Senin kemarin. *des

Komentar