nusabali

Bupati Agus Suradnyana Pimpin Langsung Penanaman Ribuan Pohon

Pasca Aksi Pembalakan Liar, Hutan Lindung Munduk Lemo di Desa Pangkung Paruk Dipulihkan

  • www.nusabali.com-bupati-agus-suradnyana-pimpin-langsung-penanaman-ribuan-pohon

Ada 1.250 bibit pohon jenis Sonokeling, Intaran, Mahoni, dan Gamelina yang ditanam di lokasi pembalakan liar, Kamis kemarin, dengan melibatkan Forkompimda Buleleng, unsur TNI/Polri, dan warga Desa Pangkung Paruk

SINGARAJA, NusaBali

Kawasan Hutan Lindung Munduk Lemo di Banjar Yeh Selem, Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Buleleng mulai dipulihkan pasca aksi illegal logging (pembalakan liar atau pencurian kayu). Ribuan bibit pohon berbagai jenis ditanam di lokasi pembalakan liar ini melalui gerakan penghijauan yang dipimpin langsung Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Kamis (6/2) pagi.

Aksi penanaman pohon di lokasi pembakalan liar di Hutan Lindung Munduk Lemo, Kamis kemarin, melibatkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Buleleng, unsur TNI/Polri, dan warga Desa Pangkung Paruk. Total ada 1.250 bibit pohon yang ditanam dalam upaya pemulihan Hutan Lindung Munduk Lemo pasca pembalakan liar tersebut.

Ribuan bibit pohon yang ditanam itu meliputi jenis Sonokeling, Intaran, Mahoni, dan Gamelina. Jenis pohon-pohon tersebut memiliki karakter mudah tumbuh dan mampu menyimpan air. Di samping itu, jenis pohon tersebut juga mudah berkembang biak, karena memiliki biji buah yang gampang jatuh.

Aksi pemulihan Hutan Lindung Munduk Lemo ini menjadi harapan baru bagi warga Desa Pangkung Paruk, guna menambah sumber mata air. Masalahnya, belakangan ini warga Desa Pangkung Paruk selalu diterpa krisis air bersih, karena debit air yang bersumber dari hutan tersebut surut akibat pembalakan liar.

Perbekel Pangkung Paruk, Ketut Sudiarsana, mengungkapkan warga setepat sudah merasakan dampak dari aksi pembalakan liar yang diperkirakan telah terjadi selama setahun lebih tersebut. Dampak itu berupa krisis air bersih akibat mengecilnya debit air yang bersumber dari kawasan Hutan Lindung Munduk Lemo, lantaran tidak ada pohon-pohon besar yang bisa menyimpan air di musim hujan.

“Ini (penanaman ribuan pohon, Red) menjadi harapan ketersediaan air bagi kami di Desa Pangkung Paruk. Walaupun tidak sekarang, tetapi ke depan, sumber air masih tersedia,” papar Perbekel Sudiarsana yang memimpin langsung warga Desa Pangkung Paruk ikut aksi tanam pohon, kemarin pagi.

Menurut Sudiarsana, pihaknya bersama masyarakat Desa Pangkung Paruk berkomitmen menjaga bibit pohon yang baru ditanam kemarin hingga kelak tumbuh besar. Pihaknya juga berkomitmen menjaga kawasan hutan di wilayah Desa Pangkung Paruk dari aksi pembalakan liar. “Sebab, kami sudah merasakan dampaknya krisis air bersih, tentu sekarang kami bersama masyarakat berkomitmen menjaga hutan ini,” tandas Sudiarsana.

Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menegaskan tanggung jawab utama setalah penanaman ribuan bibit pohon tersebut adalah upaya menjaga agar bibit yang ditanam bisa hidup dan tumbuh besar. Pasalnya, pengalaman selama ini, banyak kegiatan penanaman pohon hanya bersifat seremonial belaka, tanpa memperhatikan kelangsungan hidup dari bibit yang ditanam.

“Menanam bibit pohih, kita harus mampu menjaga agar bisa hidup. Karena sekarang musim hujan, waktunya sudah tepat menanam pohon. Ke depan, saya minta bantuan kepada Pak Dandim Buleleng dan Kapolres Buleleng agar anggotanya bisa menjaga bibit pohon ini. Sekali-kali, kita akan datang untuk melakukan penyiraman,” ujar Bupati Agus Suradnyana.

Menurut Agus Suradnyana, waktu yang tepat untuk kegiatan menanam pohon adalah saat memasuki musim hujan. Dengan begitu, ada harapan bibit pohon bisa hidup. Agus Suradnyana pun mengajak seluruh eleman masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.

“Saya tidak melihat ini sebuah gerakan yang harus dilakukan sekarang saja. Kita tidak usah pencitraan-lah, kita lebih pada hati nurani bahwa kita cinta kepada lingkungan. Maka, mari kita selamatkan bumi ini,” tegas Bupati Buleleng dua kali periode asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga menjabat Ketua DPC PDIP Buleleng ini.

Aksi pembalakan liar di Hutan Lindung Munduk Lemo, Desa Pangkung Paruk, sebagaimana diberitakan, sudah diketahui warga setempat sejak setahun lalu. Hanya saja, warga takut melapor karena para pelaku mengancam akan membabat perkebunan mereka jika berani lapor.

Kabarnya, ancaman itu sudah dibuktikan para pelaku, di mana ketika warga melapor ke polisi, ada beberapa tanaman seperti mangga dan cengkih milik mereka melapor justru ditebang orang tak dikenal. Keresahan warga ini kemudian didengar oleh Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto.

Selanjutnya, Letkol Windra yang baru sebulan menjabat Dandim 1609/Buleleng langsung memerintahkan personelnya menyelidiki kasus tersebut. Hasilnya, diketahui ada aksi illegal logging yang sudah berlangsung cukup lama, namun warga tak bisa berbuat banyak. Begitu mengetahui kepastiannya, Letkol Windra pun memberi jaminan kepada warga untuk menindak aksi kejahatan tersebut.

Merasa di-backup oleh TNI, warga setempat mulai menyusun rencana penyergapan. Kebetulan, warga mendengar informasi akan ada pengangkutan kayu hasil curian dari para pelaku, Senin (27/1) malam. Konon, kayu hasil curian tersebut akan dijual ke salah satu pengusaha di wilayah Kecamatan Gerokgak, Buleleng.

Maka, aparat desa dan adat dibantu pecalang, serta warga bersama-sama menuju lokasi di Munduk Lemo, Dusun Yeh Selem, Desa Pangkung Paruk di bagian atas berbatasan dengan hutan lindung, guna menyergap para pelaku, Selasa malam. Hasilnya, aparat desa dan adat, pecalang dan warga memergoki sejumlah pelaku yang hendak menaikkan kayu hasil curian.

Ternyata, pelaku juga mengancam aparat desa, pecalang, dan warga, sehingga sempat terjadi ketegangan. Warga pun mengontak Dandim Letkol Windra tentang penyergapan itu. Saat itu, Letkol Windra bersama personel Kodim 1609/Buleleng langsung meluncur ke lokasi. Namun begitu mendengar ada pasukan TNI yang tiba di lokasi, para pelaku memilih kabur.  *k19

Komentar