nusabali

Tender Online dan Manajemen Bikin Gapensi Buleleng Kalah Bersaing

  • www.nusabali.com-tender-online-dan-manajemen-bikin-gapensi-buleleng-kalah-bersaing

Pengusaha konstruksi di Buleleng tidak lolos ikut lelang tender secara online karena kesulitan pemenuhan sertifikat kompetensi.

SINGARAJA, NusaBali

Sejumlah pengusaha konstruksi di Buleleng yang tergabung dalam Badan Pimpinan Cabang Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (BPC Gapensi) Buleleng menganggur karena tak dapat proyek pemerintah. Karena pengusaha konstruksi lokal Buleleng kini masih kalah saing dengan perusahan konstruksi luar daerah.

Hal itu ditegaskan Ketua BPC Gapensi Buleleng Nyoman Gede Wandira Adi, yang kembali terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Cabang (Muscab) Gepensi Buleleng, Selasa (4/2/2020).

Kata dia, kalah bersaing itu karena pengusaha konstruksi di Buleleng keterbatasan alat kerja, terbatas modal, hingga persyaratan administrasi yang menjelimet. Jelas dia, seluruh anggota Gapensi Buleleng pun sepakat untuk menyatukan pokok-pokok pikiran mereka dan mencari celah baru untuk ikut membangun Buleleng dengan keahlian yang dimiliki.

Wandira Adi yang Ketua Fraksi Golkar DPRD Buleleng dapil Buleleng itu, mengatakan secara rata-rata pengusaha konstruksi di Buleleng masih tergolong pengusaha kecil.

Jelas dia, perkembangan SDM, permodalan dan teknologi konstruksi saat ini cukup pesat. Kondisi ini  membuat pengusaha konstruksi di Buleleng tak dapat berbuat banyak. Point sangat penting lain yang menjadikan alasan pengusaha konstruksi di Buleleng tidak lolos ikut lelang tender secara online karena kesulitan pemenuhan sertifikat kompetensi yang diperlukan dalam pemenuhan persyaratan administrasi. “Secara prinsip keanggotaan, itulah SDM kami yang ada yang kondisinya hanya pengusaha ekonomi kecil. Sedangkan proyek pembangunan pemerintah saat ini dalam percepatan pembangunannya sangat pesat. Kecendrungan pembangunan besar dan bagus, sehingga kami tidak dapat memenuhi persyaratan,” jelas dia.

Kata Wandira Adi, kondisi itu akan segera disikapi dengan mencari celah lain dalam kontsruksi skala kecil. Semisal, membuat paket pekerjaan yang menyasar pembangunan skala kecil bekerjasama dengan BUMDes atau pemerintah kecamatan dan desa yang tetap bisa berpartisipasi dalam pembangunan Buleleng. “Harapan kami tetap mengambil peluang, apa yang ada akan dimaksimalkan. Lampu hijau dari Pak Bupati sudah ada, sekecil apa pun peluang dan kemampuan kami, kaki tetap dimaksimalkan ikut membangun Buleleng,” jelasnya.  Gapensi Buleleng, tambah dia,  juga mendorong dinas terkait untuk membuat standarisasi persyaratan paket pekerjaan sehingga dapat disiapkan oleh anggota Gapensi mulai saat ini.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang membuka Muscab BPC Gapensi Kabupaten Buleleng, mengatakan tantangan Gapensi Buleleng di era serba digital memang sangat berat. Belum lagi persaingan antar pengusaha konstruksi dari luar dengan kecanggihan alat dan persiapan pemenuhan regulasi mereka sangat matang. Sehingga Gapensi Buleleng harus memiliki paradigma berbeda dalam menghadapi situasi saat ini agar tak semakin terpuruk.

Salah satunya dengan meningkatkan kemampuan dan mengambil peluang baru yang lebih menjanjikan salah satunya masuk dalam program pembangunan desa. “Gapensi saat ini memang berat dengan pengadaan barang serba elektronik, perkembangan alat teknologi dan regulasi yang berkembang sangat dinamis. Apalagi saat ini ada pembatasan pembangunan kantor sehingga ruang gapensi makin sempit, sehingga mau tidak mau harus meningkatkan kemampuan dan harus ada usaha yang lain tidak boleh itu saja,” jelas bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini.

Dia menyatakan akan membuka pintu lebar-lebar kepada Gapensi untuk mencari solusi dan celah baru.’’Bagaimana pun juga Gapensi merupakan salah satu pilar penggerak ekonomi, yakni membuka lapangan pekerjaan,’’ jelasnya.*k23

Komentar