nusabali

Masih Ada 5.000 Turis China di Bali

Pemprov Bali Terbuka Jika Ada Turis China Ingin Perpanjang Masa Tinggal

  • www.nusabali.com-masih-ada-5000-turis-china-di-bali

Konsulat Tiongkok harap tidak ada diskriminasi bagi turis China yang bertahan di Bali, saat mereka cari penginapan dan tempat makan

DENPASAR, NusaBali

Hingga saat ini diperkirakan masih ada 5.000 wisatawan China di Bali dan menunggu kepulangan ke Negeri Tirai Bambu, menyusul rencana penutupan sementara penerbangan akibat isu vitus Corona. Pemprov Bali sendiri tegaskan akan menerima dengan terbuka, jika ada wisatawan China yang ingin memperpanjang masa tinggalnya di Pulau Dewata.

Perkiraan masih ada 5.000 wisatawan China di Bali ini diungkapkan Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Gou Haodong, saat menggelar jumpa pers terkait kasus virus corona yang kini ditetapkan sebagai situasi darurat global oleh WHO (organisasi kesehatan dunia). Guo Haodong menyebutkan, pasca mewabahnya virus Corona yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Chi-na, kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali terus menurun.

Pada kondisi normal, kata Guo Haodong, angka kunjungan wisatawan China ke Bali mencapai 6.000 orang per hari. Namun,dalam sepekan terakhir, kunjungan wisatawan China ke Bali hanya berkisar 1.000 orang per hari. “Angka kunjungan ini akan terus menurun seiring dengan penundaan penerbangan dari dan ke Tiongkok,” ujar Gou Haodong saat jumpa pers yang digelar di Konsulat Jenderal Tiongkok di Denpasar tersebut.

Menurut Guo, saat ini sekitar 5.000 wisatawan China yang masih berada di Bali dan menunggu kepulangan ke negerinya. Gou mengaku telah berkoordinasi dan menjalin komunikasi dengan pihak Imigrasi, untuk kepulangan 5.000-an warga negaranya tersebut. Sebagian besar dari mereka kini sudah memesan tiket untuk pulang ke China.

Jika memang ingin segera pulang, Guo menyarankan agar warga negaranya yang maish berada di Bali tersebut segera memesan penerbangan langsung ke China ataupun transit dari negara lain. “Jadi, kalau ada yang berminat pulang, secepatnya bisa beli tiket untuk nanti malam atau bisa juga transit di negara-negara sekitar Indonesia untuk pulang ke China,” tandas Guo.

Namun, lanjut Guo, tidak menutup kemungkinan ada juga wisatawan China yang ingin tetap tinggal di Bali untuk sementara waktu. Nah, bagi yang tidak bisa pulang karena penerbangan dari dan ke China ditutup sampai batas waktu yang tak ditentukan, mereka diharapkan dapat diberi bantuan terkait perpanjangan izin tinggal di Bali kalau sudah over stay. “Karena kebijakan Indonesia yang akan menutup penerbangan dari dan ke China, kami juga berharap agar turis yang tidak bisa balik bisa dibantu perpanjangan izin tinggalnya,” harap Guo.

Guo menambahkan, jika nanti ada warga negaranya yang tidak kembali ke China, dia berharap mereka tidak didiskriminasi saat mencari penginapan dan tempat makan. Gou mengakui memang ada salah satu hotel di Bali yang sempat menolak turis China lantaran kepanikan berlebihan atas isu virus Corona ini. Pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut.

Untuk itu, Guo mengaku sudah berkomunikasi dengan hotel-hotel yang ada di Bali agar memperlakukan turis China dengan baik. “Kami sudah berkomunikasi, meminta agar para wisatawan Tiongkok juga diperlakukan dan dilayani dengan layak,” pinta Guo.

Berdasarkan data terkonfirmasi yang diterima oleh Konjen China di Denpasar, kata Guo, hingga 4 Februari 2020 jumlah pasien di China yang terinfeksi virus Corona sebanyak 20.486 orang. Dari jumlah itu, 661 orang di antaranya dinyatakan sembuh, 426 orang meninggal, dan sisanya masih menjalani penanganan medis lebih lanjut.

Sedangkan kasus di luar negara China yang terkonfirmasi, ada sebanyak 154 kasus virus Corona dan di mana 1 orang meninggal di Filipina. Korban tewas di Filipina ini berasal dari Wuhan, China. Menurut Guo, 16 dari 154 pasien virus Corona di luar China tersebut telah dinyatakan sembuh.

“Virus Corona yang baru ini penyebarannya jauh lebih cepat dari SARS yang merebak tahun 2003 lalu. Para ahli kesehatan di Tiongkok terus melakukan upaya penelitian dan pengendalian virus Corona. Pemerintah kami juga rutin memberikan data-data terkait perkembangan pengendalian virus Corona yang baru,” tandas Guo.

Selaku Konjen Tiongkok di Denpasar, Gou Haodong mengaku terharu atas upaya yang dilakukan Pemprov Bali, yang dalam hal ini berinisiatif untuk melakukan upacara besar di pura-pura penting sebagai upaya memohon keselamatan. “Kami sangat terharu dengan doa yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk keselamatan masyarakat di Bali maupun Tiongkok,” katanya.

Sementara itu, Pemprov Bali menyatakan menerima dengan terbuka jika ada wisatawan China yang ingin memperpanjang masa tinggalnya di Pulau Dewata, meskipun ada kebijakan penghentian sementara penerbangan dari dan ke Negeri Tirai Bambu. "Kami menerima dengan terbuka wisatawan (China) yang ingin memperpanjang masa tinggalnya, bilamana mereka merasa lebih aman tinggal sementara di Bali," ujar Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, dilansir Antara saat bertemu dengan Konjen Tiongkok, Gou Haodong, di Denpasar, Senin (3/1) malam.

Menurut Cok Ace, penghentian sementara penerbangan dari dan ke China tidak serta merta mengharuskan wisatawan China yang masih tinggal di Bali untuk segera pulang ke negaranya. "Imigrasi juga akan lebih fleksibel terhadap wisatawan China yang overstay," tegas Wagub yang juga menjabat Ketua BPD PHRI Bali ini.

Selain itu, Cok Ace juga mengatakan pihaknya berupaya untuk menghilangkan diskriminasi atau ketakutan yang dialami wisatawan China di Bali akibat isu virus Corona. "Pencegahan dengan Thermal Scanner di bandara dan penanganan yang lain, seharusnya meniadakan kekhawatiran yang berujung diskriminasi atau ketakutan warga negara China di hotel atau tempat lainnya di Bali," tandas tokoh pariwisata asal Pur Agung Ubud, Gianyar ini.

Cok Ace menegaskan, Bali sangat siap untuk mengantisipasi meluasnya virus Corona di Pulau Dewata, dengan dukungan sistem monitoring yang sudah teruji sejak kasus SARS tahun 2003 silam. "Kami yakin, merebaknya kasus virus corona akan mampu diselesaikan dengan baik sehingga hubungan kedua negara (Indonesia-China), terutama terkait pariwisata akan kembali pulih seperti sediakala.” *ind

Komentar