nusabali

Ngurah Gede dan Arya Wibawa Bersitegang

Tarung Perebutan Posisi Cawawali Denpasar di Internal PDIP

  • www.nusabali.com-ngurah-gede-dan-arya-wibawa-bersitegang

Tarung perebutan posisi Calon Wakil Walikota Denpasar di internal PDIP untuk Pilkada Denpasar 2020 memanas.

DENPASAR, NusaBali

Terjadi ketegangan antara I Gusti Ngurah Gede vs I Kadek Agus Arya Wibawa, dua kader PDIP yang digadang-gadang sebagai calon pendamping I Gusti Ngurah Jaya Negara.

Informasi yang dihimpun NusaBali di Denpasar, Selasa (4/2), jajaran elite PDIP sudah beberapa kali mempertemukan I Gusti Ngurah Gede dan Kadek Agus Arya Wibawa, supaya mereka legowo dengan keputusan partai dan tidak ada yang ngambul terkait rekomendasi paket Calon Walikota (Cawali)-Calon Wakil Walikota (Cawawali) ke Pilkada Denpasar 2020.

Sejak awal, Ngurah Gade dan Arya Wibawa memang bersaing memperebutkan posisi Cawawali Denpasar. Sedangkan posisi Cawali Denpasar sudah pasti jatuh ke tangan IGN Jaya Negara, politisi senior PDIP asal Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur. IGN Jaya Negara saat ini menjabat Sekretaris DPD PDIP Bali dan sudah tiga periode menjadi Wakil Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021).

Sedangkan Ngurah Gede adalah politisi asal Puri Pemayun, Desa Adat Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur yang kini menjabat Ketua DPC PDIP Denpasar dan sudah dua periode menjadi Ketua DPRD Denpasar (2014-2019, 2019-2024). Sebaliknya, Arya Wibawa adalah politisi asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini Sekretaris DPC PDIP Denpasar dan sekaligus menjabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar 2019-2024.

Menurut sumber NusaBali di lingkaran Fraksi PDIP DPRD Denpasar, hubungan Ngurah Gede dan Arya Wibawa memanas karena mereka merasa masih punya peluang jadi Cawawali pendamping Jaya Negara. Artinya, sebelum rekomendasi paket calon secara resmi diumumkan PDIP, gerakan lobi tetap lanjut.

"Baik Ngurah Gede maupun Arya Wibawa sama-sama punya tim sukses dan memiliki jaringan ke pusat. Ketika ada informasi DPP PDIP terbitkan paket Jaya Negara-Ngurah Gede sebagai pasangan Cawali-Cawawali Denpasar, ya di sisi lain kubu Dek Agus (Arya Wibawa) langsung bergerak. Bisa jadi inilah yang membuat elite partai menunda pengumuman rekomendasi paket calon. Ya, supaya tidak ada yang ngambul," terang sumber tadi.

Dia menyebutkan, elite PDIP kini pusing mencari jalan tengah supaya tidak terjadi perpecahan akibat ketegangan Ngurah Gede vs Arya Wibawa. Pasalnya, Arya Wibawa juga punya pendukung dan basis massa militan. PDIP tak mau sampai terjadi gontok-gontokan antara Ngurah Gede dan Arya Wibawa.

“Bahkan, sampai ada kabar akan keluar paket calon alternatif, di mana Ngurah Gede dan Arya Wibawa dipertahankan di posisinya masing-masing. Artinya, Ngurah Gede tetap menjadi Ketua DPRD Denpasar, sementara Arya Wibawa sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar. Ini untuk jalan damai. Sedangkan Jaya Negara dicarikan tandem di luar dari Ngurah Gede dan Arya Wibawa," katanya.

Betulkah? Saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Denpasar, Selasa kemarin, Wakil Ketua Bappilu DPD PDIP Bali, IGN Alit Kesuma Kelakan, membantah ada ketegangan antara Ngurah Gede vs Arya Wibawa. Juga tidak ada ketegangan internal PDIP di 6 kabupaten/kota yang hadapi Pilkada 2020 serentak.

Menurut Alit Kelakan, antara kandidat calon maupun kader PDIP saat ini solid saling mendukung jelang Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Bangli 2020, Pilkada Karangasem 2020, dan Pilkada Jembrana 2020. Kader PDIP di Denpasar juga kompak.

"Semuanya sudah final dan baik-baik saja. Nggak ada ketegangan, kecewa juga nggak ada. Karena rekomendasi kan sudah selesai urusannya di Bali. Tinggal diumumkan saja. Tidak ada calon alternatif, seperti isu yang beredar itu," tegas Alit Kelakan.

Ketika ditanya ada pemanggilan ulang kandidat oleh DPP PDIP, Alit Kelakan membenarkan hal itu. Namun, pemanggilan ulang hanya untuk kandidat calon di beberapa daerah saja. Sementara untuk Pilkada 2020 6 daerah di Bali, tidak ada kandidat yang dipanggil ulang.

"DPP PDIP memang melakukan konfirmasi ulang terhadap sejumlah daerah yang akan menghadapi Pilkada serentak 2020. Kalau untuk Bali, nggak ada pemanggilan ulang kandidat," ujar politisi asal desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat yang kini anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali 2019-2024 ini.

Anggota Komisi VIII DPR RI ini menegaskan, konfirmasi ulang itu sifatnya menanyakan kesiapan kandidat, peta politik, dan arah koalisi. "Saya yang mewakili DPD PDIP Bali saat pertemuan di DPP PDIP, 30 Januari 2018 lalu. Ya, DPP PDIP konfirmasi ulang kesiapan kita di daerah, menyangkut peta politik dan arah koalisi. Kalau kita di Bali kan sudah penuh itu koalisinya, selain memang bisa usung paket calon secara mandiri," tegas Alit Kelakan yang juga mantan Wakil Gubernur Bali 2003-2008 dan anggota DPD RI Dapil Bali 2009-2014.

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, mengatakan rekomendasi paket calon untuk Pilkada Denpasar 2020 hingga saat ini belum diumumkan DPP PDIP. "Pokoknya kita tunggu sajalah. Saya saja sebagai Ketua DPC PDIP Denpasar nggak tahu siapa paket calon yang direkomendasikan,” jelas Ngurah Gede saat dikonfirmasi terpisah di Denpasar, Selasa kemarin.

Ketika disinggung soal relawan dan kader PDIP yang sudah berani sosialiasi di media sosial dan beredarnya baliho Jaya Negara-Ngurah Gede, menurut Ngurah Gede, itu adalah spontanitas dan semuanya terkait perayaan HUT PDIP. "Ah, itu baliho terkait dengan ulang tahun partai. Kalau di media sosial, saya nggak tahu siapa yang mengunggah itu. Yang jelas, kita komitmen menunggu pengumuman resmi dari partai," tandas kandidat terkuat Cawawali pendamping Jaya Negara ini. *nat

Komentar