nusabali

Tertantang Geluti Bisnis Kuliner

  • www.nusabali.com-tertantang-geluti-bisnis-kuliner

Sebagai co-founder, Kadek Dwita bertugas mengelola keuangan dan SDM.

DENPASAR, NusaBali.com
Tak  hanya memiliki passion dalam mengajar dan meneliti, Kadek Dwita juga memiliki usaha bisnis kuliner bernama Mangsi Grill and Coffee yang kini telah memiliki enam cabang di kota Denpasar. Bisnis kuliner ini awalnya didirikan oleh Windu Segara Senet pada 2013 lalu. Dan sejak dua tahun lalu,  Kadek Dwita Apriani ikut berkolaborasi dalam bisnis yang juga melibatkan satu sosok muda lainnya, Perwira Redi.

Sebagai co-founder, Kadek Dwita bertugas mengelola keuangan dan SDM. Hal ini sekilas terlihat kontras dengan latar belakang Kadek Dwita yang merupakan akademisi di bidang Ilmu Politik. Namun, rupa-rupanya Kadek Dwita memiliki pandangan berbeda.  “Eranya sudah beda, ya. Saya tidak perlu takut dengan background saya adalah ilmuwan politik tapi kok malah ke restoran. Buat saya, bisnis restoran itu adalah bisnis mengelola manusia untuk memasak dan melayani customer. Tetap berurusan dengan leadership. Tetap berurusan dengan manusia,” ujarnya.


Terlebih lagi, lanjut Kadek Dwita, Mangsi Grill and Coffee ini merupakan wadah bagi mereka untuk menyalurkan apa yang telah mereka pelajari dan bertemu dengan realita-realita yang tidak sesuai dengan teori dalam lini seni, teknologi dan sosial. “Buat saya Mangsi ini adalah lap, jadi misalkan saya mau intervensi kebijakan, hari ini mau bikin promo dan besok sudah terjadi, sehingga seminggu lagi bisa saya evaluasi. It’s like lap. Tidak jauh dengan bisnis makanan,” lanjut alumnus SMA Negeri 1 Denpasar ini. 

Kesibukan Kadek Dwita yang aktif berkecimpung di dunia akademik rupanya juga bukan merupakan masalah. Pun demikian dengan dua founder yang lainnya, Windu Segara dan Perwira Redi. Menurutnya yang paling penting dalam keterlibatan dirinya sebagai co-founder bukanlah masalah kehadiran, namun proses pengambilan keputusan dalam mengelola bisnis tersebut. 

“Dalam proses pengambilan keputusan kami biasa melakukan meeting di atas jam 10 WIB. Dan itu kami lakukan lewat Skype. Meeting kami semuanya virtual. Tetapi permasalahan selalu hadir di atas meja dengan baik. Tidak ada yang merasa diserang secara personal ketika idenya di-challenge. Goals-nya, saya selalu ingatkan ke yang lain, adalah solusi,” tuntas wanita yang juga hobi membaca dan travelling ini.*yl

Komentar