nusabali

Empat Kecamatan Rawan Longsor dan Banjir Bandang

  • www.nusabali.com-empat-kecamatan-rawan-longsor-dan-banjir-bandang

Rilis terbaru dari Pusat menyebutkan potensi longsor dan banjir ada di Kecamatan Gerokgak, Seririt, Busungbiu dan Banjar.

SINGARAJA, NusaBali

Sebanyak empat kecamatan di Buleleng masuk dalam peta berpotensi longsor dan banjir bandang dari pemetaan prakiraan gerakan tanah di bulan Februari yang dirilis Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI. Keempat kecamatan itu di antaranya Kecamatan Gerokgak, Seririt, Busungbiu dan Banjar.

Pemetaan kecamatan rawan longsor hingga banjir Bandang itu dirilis melalui surat edaran bersifat penting nomor 160/45/BGL.V/2020 per tanggal 31 Januari lalu. Dalam peta prakiraan longsor di Buleleng sembilan kecamatan yang ada, seluruhnya terpetakan berpotensi mengalami longsor dari kapasitas menengah hingga tinggi. Namun dari sembilan kecamatan hanya empat kecamatan yang terprediksi berpotensi longsor hingga disertai banjir bandang.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Ida Bagus Suadnyana dihubungi Minggu (2/2/2020) kemarin, menjelaskan peta prakiraan longsor di bulan Februari ini dirilis pemerintah pusat untuk mitigasi risiko longsor. Selain membangun kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat untuk menghadapi ancaman longsor. Pemetaan longsor yang juga memuat informasi umum di wilayah kecamatan di seluruh kabupaten/kota di Bali, disusun berdasarkan tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta geofisika. “Peta ini dapat dirujuk sebagai peringatan dini bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengantisipasi adanya potensi longsor terutama saat curah hujan di atas normal,” jelas Kalak Suadnyana.

Dalam pemetaan prakiraan longsor itu, daerah yang masuk dalam klasifikasi menengah adalah daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan lembah sungai, tebing jalan, gawir, atau lereng yang mengalami gangguan. Potensi gerakan tanah disebut cukup rentan terjadi saat daerah tersebut terpapar curah hujan di atas normal dengan intensitas cukup lama.

Sedangkan klasifikasi daerah berpotensi tinggi adalah daerah-daerah yang dulu pernah terjadi longsor. Daerah bekas longsoran ini memiliki potensi tinggi kembali mengalami pergerakan tanah saat mendapatkan curah hujan di atas normal.

Sementara itu dari peta prakiraan pergerakan tanah, Kalak Suadnyana mengaku sudah meneruskan informasi itu ke setiap camat yang akan diteruskan ke setiap perbekelnya, untuk disosialisasikan kepada masyarakat sekitar. “Sebagai antisipasi dini sudah kami ingatkan kembali kepada camat dan akan diteruskan ke seluruh Perbekel, sehingga masyarakat selalu waspada,” ungkap dia.*k23

Komentar