nusabali

Bulan Bahasa Bali 2020 Dibuka, Gubernur Pun Ikut Nyurat Aksara

  • www.nusabali.com-bulan-bahasa-bali-2020-dibuka-gubernur-pun-ikut-nyurat-aksara

Kegiatan Bulan Bahasa Bali Tahun 2020 dibuka secara resmi oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center), Jalan Nusa Indah Denpasar, Sabtu (1/2) pukul 09.00 Wita.

DENPASAR, NusaBali

Ribuan masyarakat yang didominasi generasi muda tampak tumpah ruah mengisi kegiatan yang berbasis bahasa, aksara, dan sastra Bali tersebut. Bahkan jumlahnya melebihi dibandingkan tahun lalu.

Dalam kesempatan yang sama, seusai membuka kegiatan Bulan Bahasa Bali, Gubernur Koster, Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Sekda Dewa Made Indra, didampingi istri masing-masing ikut berbaur dengan para peserta festival nyurat aksara. Tampak juga Ketua DPRD Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, dan anggota DPD RI, Made Mangku Pastika yang ikut menyurat di lontar.

Mereka berbaur dengan 2.020 peserta nyurat di lainnya menulis sebuah bait dalam Kakawin Nitisastra ke dalam lontar yang telah disediakan. Sebagian menyurat di lantai bawah Gedung Ksirarnawa, sebagian lagi di Kalangan Ratna Kanda dan Kalangan Angsoka.

Usai pembukaan, Gubernur Koster menyampaikan kegiatan Bulan Bahasa Bali merupakan salah satu program yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam rangka pelestarian dan pengembangan bahasa, aksara dan sastra Bali. Bulan Bahasa Bali ini juga menjadi implementasi visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru. “Bahasa, aksara, dan sastra menjadi inti dari kebudayaan Bali. Sepatutnya ini menjadi hulu dari setiap insan Bali dan sekaligus menjadi dasar pembangunan Bali,” ujar mantan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali selama tiga periode ini.

Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini mengapresiasi kegiatan Festival Nyurat Lontar Massal serangkaian Bulan Bahasa Bali tersebut. Menurutnya, ini menjadi salah satu upaya menarik minat generasi muda untuk menggeluti aksara Bali yang terkesan kian ditinggalkan. “Tahun ini saya lihat minat generasi muda terhadap aksara Bali semakin tinggi. Buktinya tahun ini jumlah pesertanya meningkat. Dari tahun lalu yang pesertanya 1.000 orang, sekarang 2.020 peserta yang ikut nyurat lontar,” ungkapnya.

Koster yang juga Ketua DPD PDIP Provinsi Bali ini menambahkan, Bahasa Bali harus menjadi jati diri. Boleh mempelajari bahasa asing, namun wajib hukumnya menguasai dan menggunakan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-hari. “Belajar bahasa Inggris perlu, belajar bahasa Jepang perlu, belajar bahasa China perlu, belajar bahasa Bali lebih penting lagi. Tidak boleh meninggalkan peradaban budaya Bali,” kata Gubernur Koster.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan ‘Kun’ Adnyana mengatakan, tahun ini kegiatan Bulan Bahasa Bali dilaksanakan selama sebulan penuh, dibandingkan tahun lalu yang hanya diadakan sebanyak 4 kali saja. Penataan dekorasi dan suasana pun dibangun untuk memasyarakatkan bagaimana menjadikan bahasa, aksara dan sastra Bali sebagai gaya hidup.

Selain dimeriahkan dengan Festival Nyurat Lontar Massal, dalam sebulan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali juga diisi dengan 5 widyatula (seminar dan diskusi), 17 wimbakara (lomba), 14 sesolahan (pergelaran), 15 peserta prasara (pameran) dan 3 kriyaloka (workshop).

“Kami juga menyiapkan pelayanan secara cuma-cuma untuk pengalihaksaraan huruf latin ke aksara Bali sebagai implementasi Pergub 80/2018, hingga pelayanan pengobatan berdasarkan usada Bali dan sebagainya. Ada juga praktek ramal atau tenung. Ada banyak produk-produk jamu yang ditampilkan, serta kreativitas yang berbasis aksara,” jelasnya.

Sementara pada acara penutupan, Gubernur Koster akan menyerahkan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada satu tokoh atau penggiat yang memang telah memiliki reputasi luar biasa di bidang pengembangan bahasa, aksara dan sastra Bali. Kegiatan Bulan Bahasa Bali menjadi acuan fundamental aktivitas kebudayaan di Bali sepanjang satu tahun.

Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali Tahun 2020 mengambil tema ‘Melarapan Bulan Bahasa Bali Nyujur Atma Kertih’. Tema ini mengandung visi untuk memuliakan dan menyucikan jiwa atau atma. Sedangkan maskotnya adalah Manuk Dewata, yaitu burung yang akan mengantar atma ke surga.

“Pada tahun kedua ini, kita bisa menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali selama sebulan penuh. Selain itu, dari sisi partisipasi peserta, kita perkirakan sebanyak 5.000 peserta, meliputi masyarakat adat, mahasiswa, pelajar SD, SMP, SMA, bahkan PAUD, serta Penyuluh Bahasa Bali,” jelas Kun Adnyana.

Kun Adnyana menambahkan, implementasi Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali nantinya diharapkan tidak hanya melalui ranah konvensional, melainkan juga menggunakan media digital dan computerized.

“Dalam lomba, juga menggunakan media-media baru seperti lomba vlog berba-hasa Bali, lomba kartun online, menulis dengan piranti komputer. Ini sebuah terobosan bagaimana Bahasa Bali tidak hanya hidup di wilayah tradisi, tapi juga jadi gaya hidup di ruang-ruang yang sudah modern, maju, dan juga dalam ekspresi-ekspresi yang kontemporer sekalipun,” kata birokrat yang juga akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini.

Sekadar dicatat, pada penyelenggaraan perdana Bulan Bahasa Bali Tahun 2019 lalu, peserta nyurat lontar sebanyak 1.000 orang, terdiri dari siswa SMP dan SMA/SMK, hingga mahasiswa perguruan tinggi se-Bali, selain juga para Penyuluh Bahasa Bali. Seluruh lontar yang telah bertuliskan aksara Bali hasil nyurat lontar 1.000 peserta itu kemudian dipamerkan di Taman Budaya, 26-28 Februari 2019. *ind

Komentar