nusabali

Kreasikan Sampah Plastik Jadi Produk Meubeler

Kreativitas Siswa SMKN 1 di Desa Mas, Ubud

  • www.nusabali.com-kreasikan-sampah-plastik-jadi-produk-meubeler

Beragam cara para penggiat lingkungan guna memerangi sampah plastik.

GIANYAR, NusaBali
Ada yang memungut untuk dikumpulkan lalu dijual melalui bank sampah. Ada pula mengolahnya langsung. Siswa-siswi SMKN 1 Mas, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, memanfaatkan limbah botol kemasan dan sampah plastik menjadi barang meubeler, seperti sofa, meja, kursi dan tas belanja. Produk daur ulang ini biasanya dijual dan dipamerkan saat ajang event tertentu di Gianyar.

Guru Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan, Produktif Akuntansi, sekolah setempat, Ni Putu Erna Surim Virnayanthi SE MPd menjelaskan, daur ulang limbah plastik ini mengingat pemerintahan saat ini gencar mengurangi penggunaan plastik. “Sesuai mata pelajaran memang kami ada pembuatan produk kreatif dari bahan limbah plastik. Mulai dari plastik habis pakai, botol bekas dan plastik pembungkus kopi,” jelasnya, Jumat (31/1).

Jelas dia, siswanya yang mendapatkan mata pelajaran ‘Produk Kreatif dan Kewirausahaan, Produktif Akuntansi’ diarahkan membuat sebuah produk dari limbah plastik. “Mulai dari sini kami bisa menumbuhkan kreativitas anak-anak, untuk menyulap limbah plastik  menjadi barang yang bermanfaat. Salah satunya adalah sofa yang menggunakan botol minuman plastik. Khusus pembuatan sofa, kemarin kami buatnya pas liburan yang menghabiskan ratusan botol plastik,” paparnya.

Selain sofa, produk kreatif lainnya yang dibuat para siswa yakni meja dan tas belanja berbahan pembungkus kopi. Selain dijual, produk ini kerap untuk bahan pameran, salah satunya saat HUT Kota Gianyar.

“Semua kelas dapat menggarap produk kreatif ini. Namun kelas XII kami arahkan ke perencanaan penjualan secara online. Dalam seminggu itu total terdapat enam jam mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan, Produktif Akuntansi,” imbuh Erna.



Salah seorang siswi, Ni Putu Eka Noviyantari mengaku untuk penggarapan produk sofa membutuhkan tenaga 36 orang. Sedangkan prosesnya dari pengumpulan bahan plastik memerlukan kurang lebih satu bulan, dan perakitan selama satu minggu. “Untuk proses pembuatan sofa kami kelas XII Akuntansi 1 memerlukan waktu 1 minggu perakitan,” ungkap siswi yang selaku ketua kelas tersebut. Novi menyampaikan perakitan botol dengan botol lain membutuhkan keseimbangan agar kuat. “Untuk perekatnya kami gunakan lakban bening untuk sofa. Selain sofa juga ada meja, dan kursi. Semuanya menggunakan bahan limbah plastik,” ujarnya.

Terkait kreativitas sekolah tersebut, dihubungi terpisah, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar  I Wayan Kujus Pawitra sangat mengapresiasi kreativitas warga sekolah setempat. Menurutnya, pemanfaatan limbah plastik merupakan salah satu model pengurangan sampah plastik dengan cara reuse atau penggunaan kembali sampah dalam bentuk lain. ‘’Tak kalah pentingnya, anak-anak juga dibina agar dapat mengurangi penggunaan plastic dalam kehidupan sehari-hari,’’ ujarnya.

Dia mengakui sekolah ini layak jadi model karena sangat efektif untuk mendidik anak-anak dalam menciptakan linkungan bersih dan sehat. ‘’Terus terang, kami salut dengan kreativitas warga SMKN 1 Mas. Ini patut dicontoh dalam  hal menjaga lingkungan dari bahaya sampah anorganik, terutama palstik,’’  tegasnya. *nvi

Komentar