nusabali

Ekspor ke China Terancam Terbengkalai

  • www.nusabali.com-ekspor-ke-china-terancam-terbengkalai

Ekspor komoditas yang memanfaatkan kargo udara ikut mandeg dengan merebaknya virus Corona di China.

DENPASAR, NusaBali

Penundaan penerbangan dengan tujuan Wuhan, China, karena kasus virus corona, berimbas perdagangan luar negeri atau ekspor Bali. Pengiriman komoditas ekspor Bali, terutama paling dominan buah manggis, terancam terhenti. Padahal belakangan ini panen manggis diperkirakan akan mencapai puncaknya.

Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura Indonesia (Aspehorti) Bali I Wayan Sugiartha menyatakan hal tersebut. “Kan tidak mungkin  mengirim karena kargo tidak ada,” ujarnya,  Kamis (30/1). “Karena ekspor manggis ke China melalui kargo udara ke China ikut stop, maka kegiatan ekspor ke negara Tirai Bambu itu rehat juga sementara,” lanjutnya.

Menurut Sugiartha, di Aspehorti Bali ada  12 perusahaan yang ekspor ke China. Termasuk perusahan milik Sugiartha sendiri. “Saya sementara memang tak mengirim. Yang lain saya kurang tahu, “ ujarnya. Namun demikian, dia menduga pengusaha eksportir lainnya, juga tak bisa mengirim produk. Penerbangan dari Indonesia ke Wuhan, Provinsi Hubei, sendiri sudah dinyatakan ditutup sejak Sabtu pecan lalu. Namun Kemenhub juga menyatakan bahwa untuk penerbangan menujuk kota lain di China masih berjalan seperti biasanya.

Sementar aitu puncak panen manggis diperkirakan mulai pertengahan Februari depan. Sedang pada akhir Desember (2019) dan awal Januari baru memulai panen di beberapa sentra manggis. Di antaranya Lemukih dan sekarang mulai di Gobleg, Buleleng dan kawasan lainnya.

Selain ekskpor yang tertunda, permintaan buah dari hotel dan restoran juga terancam menyusut karena terimbas informasi virus corona. Dikatakan Sugiartha, sementara ini permintaan masih ada dari pihak hotel dan restoran. Akan tetapi mereka (hotel dan restoran) sudah ‘mewarning’, permintaan buah dikurangi karena wisatawan khususnya wisman China  sepi.

Terpisah Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunarta mengiyakan terganggunya ekspor Bali karena stop penerbangan sementara ke China.  “Bukannya batal, tetapi agak ter-cancel,” ujarnya dikonfirmasi terpisah. Tentu saja  kata Sunarta,kondisi tersebut menyebabkan penurunan ekspor. “Mudah-mudahan situasinya cepat berubah dan ekspor kita lancar kembali,” harap Sunarta.

Jika berjalan lancar, Bali siap mengirimkan 5.000 ton manggis selama masa panen. Kalau total bisa terkirim nilai transaksi tidak kurang dari Rp 250 miliar. Hanya berapa manggis yang sudah terkirim Sunarta belum bisa memastikan. “Kebetulan datanya belum saya bawa,” ujar Sunarta. Untuk komoditas pertanian yang diekspor ke China, kata Sunarta, baru buah manggis. Rencananya disusul buah naga. Dikatakan supervisi untuk buah naga sejatinya akan datang setelah Imlek. Namun karena kasus virus corona, Sunarta menyatakan tentu harus ditunggu kelanjutannya.

Supervisi dari China sendiri sebelumnya sudah datang, kemudian balik lagi ke China. “Mereka kan lapor ke Beijing. Rencananya balik lagi setelah Imlek. Namun kondisinya begini sekarang,” ujarnya. Sedang kebun buah naga untuk persiapan ekspor sudah siap seluas 11 hektare di Desa Bulian, Buleleng.  *k17

Komentar