nusabali

Materi Seni Pawai PKB Bakal Dilombakan

Pemprov Bali Sediakan Hadiah 225 Juta

  • www.nusabali.com-materi-seni-pawai-pkb-bakal-dilombakan

Ada tiga kategori materi pawai atau peed agung yang dilombakan, yakni garapan lambang daerah kabupaten/kota, koreografi dikaitkan dengan tema PKB, dan koreografi khas kabupaten/kota.

DENPASAR, NusaBali
Pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-42 tahun 2020 yang bakal digelar 13 Juni-11 Juli mendatang nampaknya akan ada pengembangan menyusul rencana Pemerintah Provinsi Bali yang bakal melombakan materi pawai atau peed agung. Tidak tanggung-tanggung, lomba tersebut diganjar dengan hadiah sebesar Rp 225 juta untuk setiap perwakilan kabupaten/kota yang menang. Hal tersebut terungkap saat Dinas Kebudayaan Provinsi Bali menggelar Workshop Aplikasi Tema Atma Kerthi ‘Penyucian Jiwa Paripurna’ dalam Karya Seni, di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar, Kamis (30/1).

“Peed Agung atau pawai pembukaan menjadi salah satu unsur utama Pesta Kesenian Bali. Kini dinamakan 'peed agung' karena memang disaksikan oleh tamu-tamu penting, ada presiden, para konsulat jenderal dari negara-negara sahabat, termasuk juga masyarakat Bali dalam skala yang besar,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan, I Wayan ‘Kun’ Adnyana.

Menurutnya, materi pawai selama ini belum digarap secara serius. Sudah seharusnya pawai dapat dikelola secara baik dan rapi, serta kontingen yang tampil dalam kondisi prima kualitas artistiknya, mengingat pawai menjadi pembuka rangkaian PKB yang digelar di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi), Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar.

Kadisbud Kun Adnyana menyebut, ada tiga kategori materi pawai atau peed agung yang dilombakan, yakni garapan lambang daerah kabupaten/kota, kategori koreografi dikaitkan dengan tema PKB yakni ‘Atma Kerthi, Penyucian Jiwa Paripurna’, dan kategori koreografi khas kabupaten/kota yang berkaitan dengan esensi keunikan seni budaya masing-masing daerahnya.

Nantinya, masing-masing pemerintah kabupaten/kota bertugas mengumpulkan masing-masing materi itu minimal tiga proposal. Tiga proposal terbaik dikirimkan ke Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan akan diseleksi oleh tim kurator. “Setelah ditentukan pemenangnya, nanti akan diambil alih oleh tim pawai untuk melakukan pembinaan ke lapangan. Sehingga tidak saja proposalnya yang diuji, tetapi di lapangan akan dilihat dan didiskusikan bersama-sama untuk memunculkan peluang-peluang realisasi artistik yang bagus dan tidak 'overlapping' antar kabupaten/kota,” tandasnya.

Sementara itu, workshop yang dipandu Ketua PWI Bali Dwikora Putra itu, kemarin, menghadirkan tiga narasumber, yakni Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum, akademikus dari Prodi Sastra Bali FIB Universitas Udayana I Gde Nala Antara, dan akademikus Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar AA Gede Rai Remawa.

Rektor ISI Denpasar Prof Arya Sugiartha di antaranya mengemukakan penetapan tema dalam PKB sangat perlu untuk menjamin lahirnya karya-karya seni yang tidak saja enak ditonton, tetapi juga memberi tuntunan. "Tema bukanlah untuk penyeragaman, melainkan memayungi keragaman bentuk dan estetika setiap karya. Oleh karena itu, penjabarannya harus fleksibel dan akomodatif," katanya.

Bagi seniman, tema dapat menjadi sumber inspirasi (cerita, impresi, wujud, bobot, dan tata penyajian), sekaligus menemukan hal-hal baru (inovasi) dalam garapan. Prof Arya mengatakan dari pelaksanaan PKB yang pertama hingga Tahun 1992, tema PKB mengangkat kisah-kisah dalam cerita Ramayana dan Mahabharata. "Barulah sejak tahun 1993, PKB mengangkat tema khusus, yakni dimulai dengan Swadharmaning Negara (Bela Negara). "Tema PKB tahun ini Atma Kertih, Penyucian Jiwa Paripurna, dilihat sebagai kearifan lokal masa lampau yang telah teruji untuk pembersihan jiwa, karena sumber-sumbernya telah banyak tersimpan, bahkan teraplikasi dalam masyarakat," katanya. *ind

Komentar