nusabali

Komunitas Ikut Ngayah Pungut Sampah saat Melasti Karya Pangurip Gumi

  • www.nusabali.com-komunitas-ikut-ngayah-pungut-sampah-saat-melasti-karya-pangurip-gumi

Ada pemandangan berbeda pada prosesi Pamelastian Karya Pangurip Gumi yang dilaksanakan mulai Buda Wage Warigadean, Rabu (29/1).

TABANAN, NusaBali

Puluhan pemuda di Desa Wongaya Gede yang tergabung dalam Komunitas Bisa Terbiasa memungut sampah setelah iring-iringan melasti lewat.

Komunitas ini merupakan salah satu dari 20 komunitas peduli lingkungan yang digandeng Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Tabanan untuk menjaga kebersihan selama Karya Pangurip Gumi di Puru Luhur Batukaru.

Pantauan di lapangan, secara serentak mereka mulai sibuk memungut sejumlah sampah setelah iringan pamedek melasti melintas. Peralatan mereka pun lengkap, ada yang membawa kampil dan kayu untuk mengambil sejumlah sampah, utamanya sampah plastik. Di barisan paling belakang tampak truk Dinas LH mengikuti. Sehingga setelah iring-iringan melasti melintas, jalur yang dilewati sudah langsung bersih dari sampah.

Juru Bicara Komunitas Bisa Terbiasa Nengah Trisnajaya, mengatakan pada Karya Pangurip Gumi pihaknya ikut ambil peran, ngayah mengolah sampah. Kegiatan ini setiap hari dilakukan baik di luar pura maupun di dalam pura. “Semua sampah kami ambil, baik sampah plastik maupun sampah organik,” ujarnya.

Kata dia sampah yang dipungut ini dikumpulkan di tegal duwe (kebun milik pura). Setelah terkumpul di tegal duwe, sampah diolah kembali. Yang sampah plastik akan dibawa ke bank sampah desa, dan sampah organik dijadikan pupuk. “Jadi ini akan kami lakukan selama karya. Karena kami juga ikut sebagai pangempon. Komunitas ini sudah terbentuk sebelum karya,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan I Made Subagia, mengatakan selama pamelastian ini sekitar 20 komunitas peduli lingkungan akan membantu bidang kebersihan. Mereka ikut membantu bukan diminta, melainkan niatnya sendiri untuk ngayah. “Per kelompok komunitas itu sekitar 50 orang terjun ke lapangan memungut sampah,” tutur Subagia.

Diterangkannya, karena pamelastian menempuh jarak cukup jauh sampai 90 kilometer bolak-balik dari Desa Wongaya Gede sampai ke Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabana, telah dibentuk jadwal tugas. Setiap komunitas tersebut sudah mendapat jadwal dan tempat tugas. “Sistemnya estafet agar semua jalur yang dilewati tercover,” aku Subagia yang juga ikut turun memungut sampah plastik.

Selain dibantu komunitas, menjaga kebersihan selama melasti ini juga bekerja sama dengan masing-masing desa adat. Di sepanjang jalur pamelastian agar tak menimbulkan banyak sampah telah disediakan tong sampah yang terbuat dari karung. Karung tersebut diikat di sudut sepanjang jalur pamelastian, dengan harapan pamedek membuang sampah tidak sembarangan.

“Desa adat juga kami ajak kerja sama. Termasuk ketua panitia di sela-sela masandekan (istirahat), mengimbau pamedek untuk turut menjaga kebersihan,” beber Subagia.

Menurut Subagia, sejumlah komunitas yang ngayah menjaga kebersihan di antaranya Bakti Ring Pertiwi, Komunitas Kebersihan Jatiluwih, Tras Hero, Wanasari Bersemi, Gerakan Anak Peduli Sampah (Gapsap) SDN 1 Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur, dan Forum Peduli Lingkungan, juga dibantu oleh Tagana Dinas Sosial Tabanan.

“Paling akhir kami sediakan truk Dinas LH untuk mengangkut sampah untuk dipilah kemudian dibuang ke TPA. Mudah-mudahan lancar kegiatan ini,” harapnya. *des

Komentar