nusabali

Pertempuran Pecah di Depan Museum Bali

  • www.nusabali.com-pertempuran-pecah-di-depan-museum-bali

Resimen Yudha Putra Bali menyerahkan pataka dan panji-panji surat sakti pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai kepada Pemerintah Kota Denpasar, Rabu (11/11), serangkaian Napak Tilas memperingati Hari Pahlawan yang dipusatkan di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung.

DENPASAR, NusaBali
Dalam rangkaian Napak Tilas ini, digelar pertunjukan teatrikal kreasi 25 tim dari SMA/SMK se- Denpasar. Aksi teatrikal para pelajar ini dilombakan untuk memperbutkan piala bergilir Walikota Denpasar. Mereka tampil di halaman parkir depan Museum Bali.
Setiap tim yang tampil mengenakan beraneka ragam kostum para pejuang, mulai dari kostum yang identik dengan warna loreng, membawa senjata, mengenakan kebaya, hingga menampilkan pejuang dengan pakaian compang-camping yang membawa bambu runcing dan bendera merah putih. 

Selanjutnya napak tilas dilakukan dengan melewati rute Jalan Hasanudin, Setiabudi, Kartini, Patimura, WR Supratman hingga Puri Kesiman, Denpasar Timur.
Ketua Panitia Penyelenggara Napak Tilas, I Made Gede Putra Wijaya mengatakan, kegiatan seperti ini merupakan agenda tahunan serta dilaksanakan secara berantai dari tanggal 10 sampai 20 November 2015 keliling Bali. Tujuan dari acara ini adalah mensosialisasikan nilai-nilai dan semangat juang yang digelorakan oleh pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai dan para generasi muda saat ini wajib untuk mengetahuinya. 

“Kemerdekaan Negara ini bukan pemberian dari Negara Belanda maupun Jepang, melainkan melalui perjuangan Bangsa Indonesia. Napak Tilas ini merupakan kegiatan menelusuri rute perjuangan I Gusti Ngurah Rai dengan Pasukan Ciung Wanaranya, kedepannya diharapkan mampu menjadi tauladan bagi generasi muda saat ini serta mampu meniru nilai-nilai perjuangan para pejuang,” kata Wijaya. 

Pejabat Walikota, AA Geriya ditemui usai pelaksanaan apel, mengatakan nilai-nilai serta semangat para pejuang harus terus digelorakan oleh generasi muda saat ini dalam mengisi kemerdekaan.  “Kalau dulu para pejuang kita merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah, kini kita sebagai ahli waris nilai perjuangan itu harus berjuang membangun, menjaga persatuan bangsa, menjaga kedaulatan NKRI, dan memerangi kebodohan serta keterbelakangan dengan cara menempuh pendidikan, bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan, menjaga dan mengembangkan budaya yang adhi luhung serta memberdayakan diri guna menghadapi tantangan global,” kata Geriya.

Komentar