nusabali

Kumpulan Cerpen Terbit Setelah Tusthi Eddy Tiada

  • www.nusabali.com-kumpulan-cerpen-terbit-setelah-tusthi-eddy-tiada

Sebelumnya almarhum telah menerbitkan 19 buku, berarti buku Bulan Bergeser di Langit terbitan ke-20.

AMLAPURA, NusaBali

Buku kumpulan cerpen berjudul ‘Bulan Bergeser di Langit’ diterbitkan Balai Bahasa Bali setelah penyair I Nyoman Tusthi Eddy tutup usia. Buku itu dibawakan salah satu utusan dari Balai Bahasa Bali, selanjutnya pelayat yang datang berkesempatan mendapatkan buku terbaru dari almarhum.

Almarhum sendiri meninggal dunia setelah dirawat di Gedung Wijaya Kusuma Nomor 217 RSUD Karangasem Jalan Ngurah Rai Amlapura, Jumat (17/1) pukul 14.40 Wita.

Istri almarhum, Ni Nengah Wijani, yang membagi-bagikan buku tersebut kepada pelayat, termasuk kepada alumnus SLUA Saraswati Amlapura angkatan 1992/1993 dikoordinasikan I Komang Pasek Antara di rumah duka, Jalan Ngurah Rai Gang Merpati 7A Amlapura, Minggu (26/1).

Buku dengan 25 judul cerpen, di antaranya berjudul Menyiapkan Kematian, Lonceng, Anne Bertha, Firasat, Sang Nasib, Ilusi, Anak, Meniti Impian, Penari Topeng, Orang Gila, Wajah, Kebun, Hujan Bulan Desember, Sabung Ayam, Sisifus, Sepetak Tanah, Sepotong Daster, Nasabah, Potret Masa Lalu, Bulan Bergeser di Langit dan lain-lain.

Sebelumnya almarhum telah menerbitkan 19 buku, berarti buku Bulan Bergeser di Langit terbitan ke-20. I Nyoman Tusthi Eddy meninggal di usia 74 tahun, meninggalkan seorang istri, empat anak, 12 cucu dan dua cicit, sebelumnya sempat menyiapkan untuk menerbitkan tiga buku. Setelah kondisinya kurang sehat, saat dirawat di RSUD Karangasem, gara-gara pingsan saat baca buku di Kantor Perpustakaan Arsip Daerah Karangasem Jalan Ngurah Rai Amlapura, Jumat (11 Oktober 2019), hanya berupaya menyelesaikan satu buku, yakni kumpulan cerpen ‘Bulan Bergeser di Langit’.

Setelah buku itu benar-benar terbit almarhum tidak sempat melihatnya. tetapi buku itu tetap dipajang di koleksi perpustakaan pribadinya, yang selama ini telah menyimpan 4.020 buku.

"Saya merasa terhormat dapat buku terbitan terakhir dari almarhum yang juga mantan guru saya," jelas I Komang Pasek Antara. Ipar almarhum Jro Mangku Mudastra mengatakan, buku yang dikirim dari Balai Bahasa Bali, sebanyak 50 eksemplar. "Masih ada buku itu bagi yang melayat ke rumah duka, masih ada kesempatan mendapatkan buku itu," ujar Jro Mangku Mudastra.

Istri almarhum Ni Nengah Wijani, juga mengatakan demikian. "Ini masih ada buku almarhum, ini kenang-kenangan dari almarhum, yang tidak ternilai harganya, buah karyanya yang terakhir," katanya.

Penyair kelahiran Banjar/Desa Pidpid, Kecamatan Abang, 12 Desember 1945, sebelumnya sebagai Kasek SMEA (Sekolah Menengah Ekonom Atas) Saraswati Amlapura 1974-1981, Kasek SLUA Saraswati Amlapura tahun 1979-2005, tamatan Fakultas Sastra Indonesia Unud Denpasar tahun 1965.

Jenazahnya rencananya diupacarai makingsan di gni, di Setra Desa Adat Karangasem, Soma Paing Warigadean, Senin (27/1) hari ini. *k16

Komentar