nusabali

Penerbangan Bali-Wuhan Dilarang

Tiga WNA Pasien Suspect Virus Corona di RS Sanglah Negatif

  • www.nusabali.com-penerbangan-bali-wuhan-dilarang

Saat ini tercatat ada dua maskapai yang melayani rute penerbangan langsung Bandara Ngurah Rai-Wuhan, yakni Lion Air dan Sriwijaya Air.

MANGUPURA, NusaBali

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI resmi mengeluarkan Notice To Airmen (Notam) atau pemberitahuan larangan terbang bagi maskapai yang melayani rute Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Bali ke Kota Wuhan, ibukota Provinsi Hubei, China. Larangan tersebut resmi diberlakukan sejak tanggal 23 Januari hingga 2 Februari mendatang. Hal ini sebagai pencegahan masuknya Virus Corona, virus mematikan asal China itu ke wilayah Indonesia.

Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Denpasar, Elfi Amir, mengungkapkan berdasarkan Notam bernomor G0108/20 yang diterbitkan oleh International Notam Office Beijing, bahwa penerbangan sejumlah maskapai dari Denpasar dan wilayah lainnya di Indonesia tidak bisa dilakukan. Hal ini sebagai salah satu upaya memproteksi penyebaran virus corona, pemicu penyakit Pneumonia berat yang sedang mewabah di China.

Dalam Notam itu, bahwa Bandar Udara Internasional Wuhan, China tidak dapat digunakan sebagai bandara alternatif kecuali untuk penerbangan kondisi darurat mulai 23 Januari pukul 11.00 UTC (18.00 WIB) sampai 02 Februari pukul 15.59 UTC (22.59 WIB).

"Larangan penerbangan itu berlangsung selama 9 hari ke depan," ujar Elfi Amir, Sabtu (25/1) siang. Lebih jauh dikatakan, berdasarkan Notam itu, pihaknya tentu melakukan identifikasi terhadap maskapai yang berangkat dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban ke Wuhan, China maupun sebaliknya.

Tercatat ada dua maskapai, yakni PT Lion Mentari Airlines dan PT Sriwijaya Airlines. Di mana, Sriwijaya Airlines melayani rute Bandara Ngurah Rai dengan nomor penerbangan SJ 1124 setiap hari Rabu dan rute Wuhan ke Ngurah Rai pada hari Kamis. Sementara, untuk Lion Air dengan nomor penerbangan JT 2619 dalam seminggu melayani tiga kali penerbangan, yakni setiap hari Rabu, Jumat dan Minggu. "Kalau untuk maskapai Sriwijaya Air sudah berhenti terbang sejak 23 Januari hingga waktu yang belum ditentukan. Sementara, Lion Air masih melayani penumpang dari Ngurah Rai ke Wuhan sampai 26 Januari. Hanya saja, saat pulang, pesawat tidak mengangkut penumpang atau dalam status ferry flight," urainya.

Untuk itu, guna mengantisipasi kondisi penyebaran virus itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara melalui Direktur Keamanan Penerbangan sudah mengeluarkan surat edaran dengan Nomor : SE.001/DKP/I/2020 tanggal 20 Januari 2020 yang berisikan perintah kepada maskapai untuk melengkapi Kartu general declaration (Gendec) dan diberikan kepada petugas karantina kesehatan di bandara kedatangan. Kemudian melaporkan kepada petugas lalu lintas udara yang bertugas apabila terdapat orang/penumpang yang diduga terpapar karena terjangkit di pesawat udara. Selain itu, memberikan pengumuman di dalam pesawat (on board) agar penumpang melaporkan kepada petugas KKP pada saat kedatangan bila berasal atau pernah singgah di negara terjangkit.

"Untuk itu, kepada operator penerbangan juga terus meningkatkan pengawasan di terminal kedatangan Internasional dan terus melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder penerbangan untuk mengantisipasi menyebarnya virus pneumonia melalui jalur penerbangan," tegas Elfi Amir seraya mengakui dari hasil laporan, hingga saat ini belum diketemukan adanya penumpang yang terjangkit penyakit pneumonia berat yang masuk melalui bandara di seluruh Indonesia.

Sementara setelah sempat dihebohkan dengan adanya tiga pasien WNA yang suspect (dicurigai) terinfeksi virus corona dan sempat dikarantina di RSUP Sanglah, kini ketiga pasien tersebut dinyatakan negatif virus corona. Ketiganya pun sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Satu WNA dewasa asal Meksiko yang sempat tinggal di China sudah lebih dulu dinyatakan negatif virus corona dan diperbolehkan pulang pada, Jumat (24/1). Sedangkan hasil pemeriksaan dua pasien lainnya yang juga kakak beradik asal China, masing-masing berumur 6 tahun dan 3,7 tahun baru keluar, Sabtu (25/1).

“Hasil labnya sudah keluar hari ini (kemarin, red) sekitar pukul 15.00 Wita. Hasilnya negatif. Pasien sudah pulang, sudah keluar dari rumah sakit,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya MPPM, Sabtu kemarin.

Sebagai langkah antisipasi, kata Kadis Suarjaya, pihaknya telah bekerjasama dengan KKP di bandara karena ada penerbangan langsung dari negara China. “Kami kerjasama dengan KKP untuk bisa melaksanakan surveilans tetap, pengamatan penyakit di bandara. Kalau ada yang suspect, tentu akan didalami, dikarantina, dan kalau perlu dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.

“Banyak rumah sakit di Bali yang mampu untuk itu, baik RS pemerintah maupun swasta. Kami sudah menyampaikan ke seluruh faskes (fasilitas kesehatan) di Bali untuk siap siaga. Penemuan dini tentu sangat penting untuk mempercepat penanganan dan penyembuhannya, sehingga tidak sampai ada korban yang meninggal,” imbuhnya.

Dikatakan, virus memiliki tipe beda-beda. Virus corona ini menyebabkan infeksi pada paru. Infeksi paru oleh virus sifatnya akut dan gejalanya cukup keras. Gejalanya yang bisa dilihat seperti badan panas, batuk, sesak nafas, hingga berujung pada gagal nafas dan akhirnya meninggal dunia. “Khusus virus ini, akut tapi berat. Sehingga jika tidak mendapatkan penanganan dengan cepat, bisa mengakibatkan kematian,” terangnya, sembari mengatakan virus corona bisa menular langsung dari manusia yang terinfeksi ke manusia lainnya. Namun tempat berkembangbiaknya virus corona di tempat yang lembab, kotor, dan kumuh.

Seperti diberitakan wabah virus corona (coronavirus) tengah menjadi perhatian dunia. Bermula di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, virus jenis baru tersebut dikabarkan sudah terdeteksi hingga Amerika Serikat dan Negara-negara lainnya di dunia. Virus ini diketahui mewabah di Wuhan sejak Desember 2019, kemudian pada awal Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengidentifikasi virus asal China tersebut sebagai novel coronavirus (2019-nCoV). Dilansir dari CNN, otoritas kesehatan China menyebut virus itu bisa menular dari manusia ke manusia. Virus itu dapat menyebabkan pneumonia atau radang paru-paru. Sudah puluhan orang dikabarkan meninggal dunia akibat virus ini di sejumlah kota di China. *dar, ind

Komentar