nusabali

26 Desa/Kelurahan Miliki Bank Sampah.

  • www.nusabali.com-26-desakelurahan-miliki-bank-sampah

Hingga Januari 2020, dari 64 desa dan 6 kelurahan di Gianyar, 26 desa/kelurahan telah mengelola sampah melalui bank sampah.

GIANYAR, NusaBali

Ini membuktikan kesadaran masyarakat perdesaan di Gianyar untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat semakin meningkat. Pada pertengahan 2019, di Gianyar hanya ada belasan unit bank sampah. 26 bank sampah tersebut ada yang dikelola langsung oleh pemerintah desa, karang  taruna, komunitas penggiat lingkungan di tingkat banjar/lingkungan hingga desa adat. Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar I Wayan Kujus Pawitra, Rabu (22/01).

Dia menjelaskan, meningkatnya kesadaraan masyarakat dalam mengelola sampah karena kebersihan dan kesehatan lingkungan telah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat modern. Kebutuhan  ini makin mendesak karena desa-desa umumnya di Gianyar sedang mengembangkan desa wisata desa yang sangat mendambakan lingkungan bersih, sehat, dan indah. Oleh karena itu, jelas kujus Pawitra, potensi kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat terus dibangun melalui pembinaan lingkungan oleh jajaran tim DLH Gianyar ke desa-desa/kelurahan. ‘’Kami tentu bangga karena kesadaran masyarakat terhadap lingkungan bersih dan sehat itu tumbuh seiring dengan program peciptaan lingkungan bersih dan sehat dari Bapak Bupati Gianyar melalui DLH,’’ jelas pejabat asal Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar ini.

Kujus Pawitra sangat bersyukur karena kesadaran pengelolaan dan penanganan sampah oleh kaum milenial  tumbuh pesat. Tak terkecuali, ibu- ibu PKK, para tokoh masyarakat, pemimpin desa dinas, prajuru adat/banjar, mulai  sangat serius dalam upaya pengelolaan dan penanganan sampah di desanya. ‘’Satu hal menarik, semua unsur di perdesaan semangat mewujudkan bank sampah ini. Seperti di Pedangtegal, Ubud, Pejeng, Bedulu, dan lain-lain,’’ jelasnya.

Seiring itu, jelas Kujus Pawitra, belakangan ini jadwal pembinaan dari DLH ke desa-desa yang membutuhkan sosialisasi atau edukasi penanganan sampah, sangat padat. Pembinaan tersebut terkait persiapan membangun bank sampah dan TPS (tempat pengelolaan sampah) 3R (reuse, reduce, recycle atau mengurangi, menggunakan, daur ulang). Dalam kegiatan ini, DLH melibatkan para aktivis lingkungan, antara lain Ketut Suarnaya.

Dihubungi terpisah, Ketut Suarnaya menambahkan, dia dan jajaran DLH menargetkan setiap desa punya mentor lingkungan terutama dalam pengelolaan sampah. Menurutnya, respon masyarakat dalam  penciptaan lingkungan bersih dan sehat ini  seiring dengan pembinaan ke lapangan. Jelas dia, pembinaan dimulai dengan edukasi, lanjut membentuk kader lingkungan baik dari kalangan ibu-ibu PKK, karang taruna, sekaa teruna, dan relawan lingkungan.

Kata dia, awalnya masyarakat kurang paham dengan sistem kelola sampah. Setelah dibina bersama tim DLH, masyarakat jadi paham dan sangat responsif pada kondisi lingkungan. ‘’Kata kunci dari penciptaan lingkungan bersih dan sehat, adalah kesadaran sumber daya manusia (SDM) terhadap lingkungan,’’ ujarnya.*lsa

Komentar