nusabali

Harga Cabai Kecil di Badung Capai Rp 90 Ribu Per Kilogram

  • www.nusabali.com-harga-cabai-kecil-di-badung-capai-rp-90-ribu-per-kilogram

Harga cabai kecil di Kabupaten Badung meroket.

MANGUPURA, NusaBali

Di pasar tradisional harga cabai kecil sudah tembus Rp 90.000 per kilogram. Kenaikan harga cabai kecil sudah terjadi pekan pertama Januari 2020. Saat itu harga cabai kecil sudah mencapai Rp 50.800 per kg. Padahal pada akhir Desember 2019, harganya hanya Rp 23.800 per kg.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Badung I Made Widiana, mengatakan harga cabai secara perlahan terus mengalami kenaikan. Dari hasil monitoring harga yang dilakukan ke pasar tradisional, harga cabai kecil saat ini mencapai Rp 90.000 per kg.

“Meski di beberapa pasar ada yang Rp 80.000 per kilogram, tapi di Kecamatan Mengwi dan Abiansemal harga cabai kecil sampai level Rp 90.000 per kilogram,” katanya saat dikonfirmasi, Selasa (21/1). Kondisi tidak jauh berbeda pada harga cabai besar. Jika pada pekan lalu harganya di kisaran Rp 49.100 per kg, namun kini sudah mencapai Rp 60.800 per kg.

Kendati begitu, tidak semua komoditas mengalami kenaikan harga. Justru, harga bawang merah cenderung turun. Pada pekan lalu, harga bawang merah mencapai Rp 35.000 per kg, namun kini turun menjadi Rp 34.300 per kg. Sementara untuk bawang putih cenderung stabil, Rp 34.000 per kg.

Sementara untuk harga beras lokal relatif stabil, Rp 11.000 per kg, beras C4 Rp 11.500 per kg. Dan beras Ir seharga Rp 12.000 per kg. Untuk minyak goreng kemasan juga stabil yakni Rp 15.000 per liter, minyak goreng kelentik naik Rp 13.000.

Untuk harga daging sapi di pasar tradisional juga stabil di kisaran Rp 100.000 per kg. Harga daging babi stabil di angka Rp 55.000 per kg. Sedangkan harga ayam ras Rp 37.000 per kg.

Harga telur juga tidak mengalami gejolak. Saat ini harga telur ayam ras rata-rata Rp 1.500 per butir. Sementara, telur ayam kampung mencapai Rp 2.000 per butir.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung Wayan Wijana secara terpisah mengakui produksi cabai kecil di tingkat petani mengalami penurunan, sehingga berdampak pada tingginya harga. “Siklusnya kan memang pada Januari-Maret itu masa tanam, sedangkan September-Oktober panen raya. Jadi, ini berpengaruh sekali terhadap harga. Faktor cuaca juga pengaruh, karena pada musim hujan ini tanaman cabai cepat busuk dan mati,” tuturnya.

Disinggung berapa total produk cabai kecil di Gumi Keris, mantan Kabag Organisasi Setda Badung ini mengungkapkan produksi cabai kecil hanya 4.617 kwintal dari luas tanam 71 hektare. Padahal, pada tahun 2018 panen cabai kecil tembus 5.059 kwintal dari luas tanam mencapai 98 hektare.

“Penurunan ini disebabkan cuaca serta pengaruh debu vulkanik dari Gunung Agung. Tapi kami yakni pada tahun 2020 ini target produksi kembali naik, karena kami sudah programkan pembagian bibit kepada petani. Kita berharap dengan adanya distribusi bibit cabai kepada masyarakat, luas tanam meningkat sehingga produksi menjadi meningkat,” tandasnya.

Langkah yang akan dilakukan terkait kenaikan harga cabai kecil ini, Wijana menyatakan akan koordinasikan dengan TPID (tim pengendali inflasi daerah). “Tapi biasanya langkah yang bisa dilakukan adalah operasi pasar atau mendatangkan pasokan dari luar daerah,” ujarnya. *asa

Komentar