nusabali

Penentuan Kuota Atlet PON 2020

KONI Bali Terapkan Parameter Berbeda

  • www.nusabali.com-penentuan-kuota-atlet-pon-2020

Hasil Pra PON tak serta-merta membuat aman posisi atlet, melainkan masih melihat catatan prestasi rival.

DENPASAR, NusaBali

KONI Provinsi Bali akan menerapkan paramater atau indikator berbeda di masing-masing cabor dalam penentuan kuota atlet per cabang olahraga (cabor). Hal itu ditetapkan karena masing-masing cabor memiliki karakteristik berbeda. Terutama sistem Pra PON yang telah dilewati. Ada yang mengunakan sistem zona wilayah, seluruh provinsi, sebagian, dan Pra PON menggunakan sistem poin.

Yang jelas untuk cabor renang telah diputuskan peringkat 3 saja masuk Pelatda tahap I. "Kalau cabor di luar renang tidak bisa kami samaratakan sedemikian rupa. Jelas karakternya berbeda. Dan, hasil Pra PON-nya juga beda-beda, termasuk sistemnya juga," ucap Wakil Ketua Umum KONI Bali, Maryoto Subekti, Selasa (21/1).

Kata Maryoto, saat ini pihaknya masih fokus mendata atlet Pelatda. Atlet Pelatda acuannya berbeda-beda di masing-masing cabor. Bukan mengacu hasil Pra PON semata, tapi dari sisi catatan prestasi dan daerah rival juga menjadi pertimbangannya. "Jadi, tidak semua diberlakukan umum dicari lolos peringkat 3 saja masuk Pelatda atau dikirim ke PON Papua XX/2020 bulan Oktober mendatang," terang Maryoto.

Jadi masih banyak parameter lain yang dipergunakan untuk menentukan atlet masuk Pelatda tahap I. Jika memutuskan yang direkrut peringkat 3 hasil Pra PON, jelas itu sangat awal dan terlalu dini. "Kami pendataan masuk Pelatda tahap I dulu. Dan, tim verifikasi masih terus melakukan pendataan. Kita tunggu saja untuk indikator dari cabor lainnya. Yang jelas kami tidak pukul rata persyaratan masuk Pelatda," beber Maryoto Subekti.

Sementara itu Bidang Prestasi (Binpres) KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra juga menegaskan parameter tiap cabor sangat berbeda. Ada kategori cabor terukur dan non terukur. Begitupula cabor individu dan cabor permainan. Yang jelas catatan prestasinya sangat mempengaruhi. Sebab, KONI Bali juga membandingkan catatan prestasi di cabor bersangkutan. Terutama cabor terukur. Misalnya cabor renang di nomor 100 m gaya kupu-kupu siapa dapat medali, atlet darimana dan berapa catatan waktunya. Kalau perenang dari Bali di nomor tersebut bagaimana catatan prestasinya sekarang. Jika terlampau jauh catatan prestasi, maka jelas tidak masuk Pelatda tahap I. Sebab, atlet yang masuk Pelatda memang kans disiapkan untuk masuk sebagai kontingen Bali di PON Papua XX/2020 nanti. Meskipun baru sifatnya pendataan. "Cabor terukur tidak bisa dibohongi. Makanya kami utamakan bicara soal data, bukan adu argumen," tandas Nyoman Yamadhiputra.

Sedangkan Sekum KONI Bali, IGN Oka Darmawan mempersilakan Binpres untuk bekerja dulu. Usai pemanggilan Pengprov cabor, nanti akan dibahas lebih lanjut. Tapi sebelum itu memang ada presentasi dari Binpres terlebih dulu. Yang jelas, semua masih berproses. Sementara soal atlet Pelatda tahap I yang potensial sebagai atlet Kontingen Bali di PON Papua mendatang, Oka Darmawan memberikan isyarat demikian. "Arahnya memang begitu, tapi kita tunggu saja prosesnya. Kan masih pendataan di masing-masing cabor," papar Oka Darmawan.*dek

Komentar