nusabali

Kolaps, Nasabah dan Karyawan KSP Pariartha Sejahtera Resah

  • www.nusabali.com-kolaps-nasabah-dan-karyawan-ksp-pariartha-sejahtera-resah

Sejumlah nasabah dan karyawan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pariartha Sejahtera di Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan/Kabupaten Jembrana resah karena kesulitan menarik tabungan.

NEGARA, NusaBali

Sementara beberapa karyawan yang uangnya dipinjam oleh Ketua KSP Pariartha Sejahtera I Gusti Putu Sugita, untuk mencairkan tabungan beberapa nasabah, juga belum mendapat pengganti.

Hal tersebut terungkap ketika beberapa nasabah dan karyawan KSP Pariartha Sejahtera tersebut mendatangi Gusti Putu Sugita, Selasa (21/1). Dalam pertemuan tersebut, beberapa nasabah dan karyawan menuntut kepastian pengembalian uang mereka. “Sebelumnya, saya diberi janji kalau uang tabungan saya dikembalikan paling lambat Agustus 2019. Tetapi sampai sekarang belum dikembalikan. Ini saya minta kepastian, kapan uang tabungan saya dikembalikan,” ujar nasabah, I Kade Surya Cita, 22, warga Banjar Jati, Desa Blauk, Kecamatan Negara, yang memiliki tabungan Rp 700 ribu.

Surya Cita yang menabung sejak 2018 lalu, mengaku berusaha menarik uangnya setelah mendengar kondisi KSP tidak beres. Dia bersama sejumlah nasabah lainnya, curiga ketika pungutan tabungan mendadak dihentikan sekitar Juli 2019 lalu. Saat itu didapat informasi jika KSP yang dipimpin I Gusti Putu Sugita, itu tidak memiliki uang, sehingga nasabah beramai-bermai menuntut pengembalian tabungan mereka. “Memang ada beberapa yang sudah dicairkan. Tetapi yang sudah dicairkan, itu ternyata hasil pijaman di bank. Terus uang kami ke mana? Saya hanya menutut hak saya,” ucapnya.

Salah seorang karyawan KSP, Ni Kadek Adelia Dwiyanti, juga menuntut pertanggungjawaban I Gusti Putu Sugita. Dwiyanti mengaku telah diminta bosnya mencari utang untuk mengembalikan uang beberapa nasabahnya, dan bosnya berjanji akan segera kembalikan uang tersebut. Namun setelah meminjam uang lewat kredit usaha rakyat (KUR) di salah satu bank pemerintah dengan atas nama kakaknya, Dwiyanti yang telah membantu pencarian uang nasabah sebesar Rp 17.275.000, ini dihindari oleh bosnya. “Intinya saya minta pertanggungjawaban uang yang saya talangi itu.  Totalnya ada Rp 17.275.000,” ujarnya.

Sementara Gusti Putu Sugita, mengaku KSP yang dipimpinnya sejak 2017 telah guling tikar, lantaran banyak kredit macet. Menurutnya dari catatan per Juli 2019, total tabungan para nasabah sebesar Rp 126.755.000, sedangkan total kredit macet adalah Rp 202.306.000. Pihaknya yang mencairkan kredit itu kesulitan menagih. “Kalau kredit lancar, tidak ada masalah. Ini karena kredit macet, dan saya juga kesulitan. Karena selama ini, hanya saya sendiri yang bergerak. Pengurus yang lain hanya diam,” ucapnya.

Terkait tuntutan pengembalian uang nasabah maupun karyawannya, Sugita mengaku tidak bisa segera mengembalikan. Dari pertemuan kemarin, dirinya membuat surat pernyataan bermaterai, akan mencicil pengembalian sisa uang nasabah yang tersisa Rp 14.725.000, dengan batas waktu sampai April 2020. Sedangkan untuk pengembalian uang terhadap salah satu karyawannya sebesar Rp 17.275.000, disanggupinya akan dicicil Rp 544.000 per bulan hingga lunas pada Februari 2023 nanti.

Dalam kesepakatan yang telah ditandatangani, Sugita menyatakan akan memberikan jaminan terkait janji pengembalian uang. Terkait jaminannya, Sugita meminta waktu 1 bulan hingga 21 Februari mendatang, dan akan segera rapat dengan pengurus. Jika ingkar atas sejumlah klausul tersebut, Sugita menyatakan siap digugat secara perdata, ataupun menempuh jalur hukum.

“Saya selaku ketua, akan berupaya memenuhi tanggung jawab. Untuk jaminannya, saya akan kumpulkan dulu pengurus dan manajemen termasuk para karyawan. Saya perlu waktu, karena selama ini pengurus yang lain lepas tangan, sehingga semuanya diserahkan ke saya. Padahal masalahnya bukan hanya pada saya,” ujarnya. *ode

Komentar