nusabali

Turis China Tewas Saat Selfie di Nusa Penida

Disambar Ombak di Tebing Pantai Devil Tears, Lalu Jatuh ke Laut

  • www.nusabali.com-turis-china-tewas-saat-selfie-di-nusa-penida

Ganasnya ombak di Pantai Devil Tears, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung kembali menelan korban nyawa.

SEMARAPURA, NusaBali

Kali ini, korbannya adalah Xu Xin Yue, 22, wisatawan perempuan asal China yang tewas akibat tersambar ombak hingga jatuh ke laut saat berfoto selfie di atas tebing Pantai Devil Tears, Selasa (21/1) pagi.

Informasi di lapangan, saat musibah terjadi, Selasa pagi sekitar pukul 10.20 Wita, korban Xu Xin Yue melakukan foto selfie jauh di sebelah barat dari lokasi tebing pantai yang sudah dipasangi pengaman oleh Pemkab Klungkung. Saat asyik berselfie ria di pinggir tebing, tiba-tiba muncul ombak besar menyambar perempuan China berusia 22 tahun ini, hingga korban ke tengah laut yang banyak batu karangnya.

Menurut Kasubag Humas Polres Klungkung, AKP Putu Gede Ardana, musibah maut wisatawan jatuh ke laut hingga tewas ini bermula saat korban Xu Xin Yue melakukan tour ke Nusa Lembongan bersama sang suami, Zhang Yichi, 24. Selama liburan di Bali, korban dan suaminya diketahui menginap di salah satu Hotel di kawasan Kuta Selatan, Badung.

Korban Xu Xin Yuen dan suaminya berangkat tour ke Nusa Lembongan, Selasa pagi, bersama rombongan berjumlah 20 orang. Korban bersama rombongan tiba di tebing Pantai Devil Tears, sekitar pukul 10.00 Wita. Mereka langsung berfoto selfie di tempat berbeda-beda.

Tepat pukul 10.20 Wita, korban Xu Xin Yuen yang saat itu didampingi suami dan beberapa temannya, melakukan foto terakhir di TKP. “Saat itulah tiba-tiba datang ombak besar menyambar korban, hingga jatuh ke laut,” ungkap AKP Putu Ardana saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin.

Melihat kejadian mengerikan itu, suami korban langsung panik. Dia berteriak minta pertolongan kepada warga sekitar. Karena medan yang ektrem, warga tidak berani langsung terjun ke laut untuk menyelamatkan korban.

Karena kondisi ombak cukup besar dan berdekatan dengan batu karang, maka proses penyelamatan korban harus menunggu kedatangan sebuah Boat Ocean Seven dan Boat Pol Air Polres Klungkung. Beberapa lama kemudian, korban Xu Xin Yuen yang sudah dalam posisi mengambang di permukaan laut, berhasil dievakuasi menggunakan Boat Ocean Seven dan Boat Pol Air Polres Klungkung.

“Setelah berhasil evakuasi, korban selanjutnya dibawa ke Puskesmas Nusa Penida II. Saat tiba di Puskesmas, korban dinyatakan telah meninggal dunia,” papar AKP Putu Ardana. Darti Puskesmas Nusa Penida II, jenazah korban yang mengantongi paspor Nomor E27157844 ini dikirim ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Klungkung, I Nengah Sukasta, mengatakan saat kejadian, korban Xu Xin Yuen berfoto selfie jauh di sisi barat pagar pengaman yang sudah dipasang di atas tebing Pantai Devil Tears. Sedangkan guidenya berada di dalam mobil rombongan wisatawan. Artinya, wisatawan yang diantar ke Nusa Lembongan dilepas begitu saja oleh sang pemandu wisata.

“Kami kembali mengingatkan untuk bersama-sama menjaga keamanan di objek-objek wisata. Kami sudah berupaya menjaga keamanan wisatawan saat berkunjung ke Nusa Penida, dengan memasang pagar pengaman di atas tebing,” sesal Nengah Sukasta saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Semarapura, Selasa kemarin.

Selain itu, kata Sukasta, seringnya terjatih musibah maut jatuh dari tebing atau tewas tenggelam di Pantai Devil Tears, tidak membuat jera wisatawan lainnya. Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata eksotik ini tetap membandel dengan menerobos rambu-rambu untuk foto selfie. “Kenekatan mereka sangat mengundang bahaya," tandas Sukasta.

Menurut Sukasta, tulisan peringatan pada papan imbauan juga sudah dipasang di tebing Pantai Devil Tears. Namun, peringatan ini tidak diindahkan secara konsisten. Khusus untuk para guide, Sukasta mengingatkan mereka agar berperan mengawasi wisatawan yang dipandunya saat berada di Pantai Devil Tears. “Pemandu wisata harus memberikan pemahaman tentang kondisi geografis dan ancaman ba-hayanya,” kata Sukasta. *wan

Komentar