nusabali

Tradisi Ritual Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda

6 Bulan Sekali, Keris Diarak dari Puri Kediri ke Pura Pakendungan

  • www.nusabali.com-tradisi-ritual-ngerebeg-keris-ki-baru-gajah-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-tak-benda

Tradisi ritual Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah milik Puri Kediri, Desa/Kecamatan Kediri, Tabanan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

TABANAN, NusaBali

Sertifikat WBTB Tak Benda ini telah diserahkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Tabanan I Gusti Ngurah Supanji kepada Pangelingsir Puri Kediri, AA Ngurah Anom Widnyana, di sela-sela kegiatan Forum Diskusi dan Doa Bersama bertema ‘Keris Ki Baru Gajah Panugerahan Ida Hyang Dwijendra’, yang digelar di Puri Kediri, Minggu (19/1).

Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah merupakan tradisi ritual yang dilakukan 6 bulan sekali (210 hari sistem penanggalan Bali) setiap Hari Raya Kuningan pada Saniscara Umanis Kuningan. Ritual ngerebeg dilakukan dengan mengarak Keris Ki Baru Gajah dari Puri Kediri ke Pura Luhur Pekendungan di Desa Adat Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan. Tradisi ritual ini berfungsi sebagai penangkluk merana atau tolak bala.

Forum Diskusi dan Doa Bersama bertema ‘Keris Ki Baru Gajah Panugerahan Ida Hyang Dwijendra’ yang digagas oleh Ida Bagus Suamba Bhayangkara selaku ketua panitia di Puri Kediri, Minggu kemarin, dihadiri juga sejumlah panglingsir puri dan griya se-Bali, serta kalangan sulinggih, dan tokoh masyarakat.

Kadis Kebudayaan Tabanan, I Gusti Ngurah Panji, mengungkapkan sertifikat WBTB untuk tradisi ritual Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ini diperoleh berawal dari Konvensi UNESCO---badan PBB urusan pendidikan dan kebudayaan---yang mengamatkan bahwa semua negara wajib untuk mencatatkan warisan budaya di negaranya masing-masing. Indonesia pun mengikuti Konvensi UNESCO tersebut dengan mencatatkan warisan budaya yang ada di daerah masing-masing, baik berupa benda maupun tak benda.

Untuk Kabupaten Tabanan, kata Ngurah Panji, Dinas Kebudayaan Tabanan antara lain mengusulkan tradisi ritua Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah sebagai WBTB Indonesia. “Proses pengusulan tradisi ritual Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ini melalui 10 tingkatan,” jelas Ngurah Panji.

Sepuluh (10) tingkatan pengusulan yang dimaksudkan Ngurah Panji itu,. Mulai dari mencatatakan di Register Nasional (Regnas) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, penyiapan berkas, penelitian dari tim ahli, sidang penetapan, hingga ke apreasi penetapan. Semua proses pengusulan itu membutuhkan waktu. “Dalam proses pengusulan ini, kami banyak dibantu oleh tokoh puri dan masyarakat di Kecamatan Kediri,” papar Ngurah Panji.

Melalui proses yang panjang, tradisi ritual Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah milik Puri Kediri ini akhirnya berhasil ditetapkan sebagai WBTB Indonesia. “Sertifikat yang didapat ini sekaligus merupakan yang pertama sebagai warisan yang diakui secara nasional melalui Pemerintah Kabupaten Tabanan,” katanya.

Dengan mengantongi sertifikat WBTB Indonesia, menurut Ngurah Panji, artinya tradisi ritual Tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ini mendapat pengakuan secara nasional. Intinya, tradisi ritual ini diakui warisan budaya dari leluhur di masa lalu untuk diwariskan ke pada generasi yang akan datang.

“Dari situ didapat manfaat peningkatan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ada rasa kegotong-royongan, peningkatan keakraban dan keeratan dari masyarakat, termasuk pelestarian melalui pendidikan di sekolah,” tegas Ngurah Panji. “Kami berharap penetapan WBTB untuk tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ini segera disosialisasikan. Salah satunya, kami akan lakukan sosialisasi di tingkat pendidikan formal maupun non formal.”

Sementara itu, Panglingsir Puri Kediri AA Ngurah Anom Widnyana mengatakan sangat gembira dan bersyukur tradisi ritual Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia. “Dengan penetapan status WBTB tersebut, artinya tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ini diakui secara nasional. Nah, secara tidak langsung ini menjadi tradisi yang harus dan wajib dilestarikan kepada generasi berikutnya,” tandas Gung Anom Widnyana.

Menurut Gung Anom, Keris Ki Baru Gajah yang selama ini dilinggihkan (disimpan) di Puri Kediri merupakan panugerahan dari Ida Dang Hyang Dwijendra, nama lain Dang Hyang Nirarta atau Ida Pedanda Saktu Wawu Rauh. Keris Ki Baru Gajah ini selalu diarak menuju Pura Luhur Pekendungan di Desa Adat Beraban, Kecamatan Kediri saat kaerya pujawali di pura tersebut 6 bulan sekali pada Hari Raya Kuningan. Ritual pengarakan itu disebut tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah.

Gun Anom menyebutkan tradisi ritual ngerebeg tersebut mencerminkan bahwa Keris Ki Baru Gajah ini bisa dibilang sebagai media, saat umat sedharma menghaturkan sembah bhakti kepada Dang Hyang Dwijendra. “Tradisi ritual Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ini juga berfungsi sebagai penangluk merana atau penolak bala dari Dang Hyang Dwijendra kepada umat,” terang Gung Anom.

Dalam tradisi ritual Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah yang dilaksanakan 6 bulan sekali, kata Gung Anom, dilibatkan semua unsur dari puri, griya, dan masyarakat, sehingga tercipta suatu persatuan yang luar biasa oleh adanya Keris Ki Baru Gajah ini.  “Oleh karena itu, tradisi ritual Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah ini harus diketahui masyarakat luas,” katanya. *des

Komentar