Terganjal Dana, Perseden Tunggu Hasil Kongres PSSI
Soal Perseden tampil di level nasional pada 2020, Askot PSSI Denpasar masih menunggu hasil Kongres PSSI Pusat, Sabtu (25/1).
DENPASAR, NusaBali
Yakni, hasil kongres tentang regulasi Kompetisi Liga 3 Nasional. Kini Laskar Catur Muka masuk Liga 3 Nasional, setelah tembus 16 besar pada musim kompetisi 2019.
"Sistem itu tergantung hasil Kongres pada 25 Januari nanti," ucap Sekum Askot PSSI Denpasar, Gede Made Anom Prenatha di Denpasar, Jumat (17/1).
Menurut Anom Prenatha, kiprah Perseden di level 16 besar Liga 3 akan membutuhkan dana besar dibanding mengikuti kompetisi level provinsi hingga tembus 16 besar nasional musim ini.
Pasalnya, Perseden akan melakoni 32 besar nasional musim ini dan bergabung 16 klub yang degradasi dari Liga 2 musim lalu. Dana yang lebih besar itu, kata Anom Prenatha, karena Perseden akan menghadapi klub-klub degradasi dari Liga 2 musim lalu, yang berasal dari beberapa provinsi. Contoh, Perseden akan satu grup dengan tim yang berasal dari Kalimantan, Sumatera atau Sulawesi.
"Jika dalam grup itu Perseden bukan tuan rumah. Pertandingannya pasti sangat jauh dan itu jelas memerlukan anggaran lebih banyak," tandas Anom Prenatha.
Dengan kondisi seperti itu, jelas biaya melalui wakil provinsi lebih kecil untuk lolos ke level nasional. Untuk itu , Perseden memilih menunggu regulasi resmi. "Inilah kendala Perseden di musim 2020 karena ada di level nasional," papar Anom Prenatha..dek
Yakni, hasil kongres tentang regulasi Kompetisi Liga 3 Nasional. Kini Laskar Catur Muka masuk Liga 3 Nasional, setelah tembus 16 besar pada musim kompetisi 2019.
"Sistem itu tergantung hasil Kongres pada 25 Januari nanti," ucap Sekum Askot PSSI Denpasar, Gede Made Anom Prenatha di Denpasar, Jumat (17/1).
Menurut Anom Prenatha, kiprah Perseden di level 16 besar Liga 3 akan membutuhkan dana besar dibanding mengikuti kompetisi level provinsi hingga tembus 16 besar nasional musim ini.
Pasalnya, Perseden akan melakoni 32 besar nasional musim ini dan bergabung 16 klub yang degradasi dari Liga 2 musim lalu. Dana yang lebih besar itu, kata Anom Prenatha, karena Perseden akan menghadapi klub-klub degradasi dari Liga 2 musim lalu, yang berasal dari beberapa provinsi. Contoh, Perseden akan satu grup dengan tim yang berasal dari Kalimantan, Sumatera atau Sulawesi.
"Jika dalam grup itu Perseden bukan tuan rumah. Pertandingannya pasti sangat jauh dan itu jelas memerlukan anggaran lebih banyak," tandas Anom Prenatha.
Dengan kondisi seperti itu, jelas biaya melalui wakil provinsi lebih kecil untuk lolos ke level nasional. Untuk itu , Perseden memilih menunggu regulasi resmi. "Inilah kendala Perseden di musim 2020 karena ada di level nasional," papar Anom Prenatha..dek
Komentar