Badung Incar 15 Emas untuk Bali
Kalau 15 emas, kami yakin mampu menyumbangkan untuk Kontingen Bali. Yakni, melalui cabor atletik, tarung derajat, taekwondo, panjat tebing, biliar, balap motor, catur, dan criket.
MANGUPURA, NusaBali
KONI Kabupaten Badung bertekad memberikan prestasi maksimal bagi kontingen Bali pada PON Papua XX/2020. Tekad itu dilandasi banyaknya atlet Badung yang mengantongi tiket PON Papua.
Ya, sebanyak 84 atlet asal Gumi Keris mengantongi tiket PON 2020. Harapannya 15 medali emas dapat direalisasikan atlet patriot olahraga asal Gumi Keris.
"Kalau 15 emas kami yakin mampu menyumbangkan untuk Kontingen Bali," ucap Ketua Umum KONI Badung, Made Nariana Jumat (17/1).
Menurut Nariana, ke-15 emas emas itu dapat diwujudkan melalui cabor atletik, tarung derajat, taekwondo, panjat tebing, biliar, balap motor, catur, dan criket. Cabor tersebut memang jadi andalan Bali mendulang medali, setelah melihat dari catatan prestasinya selama ini.
Nariana berharap, 84 atlet yang meraih tiket PON Papua dapat dikirim semuanya. Sebab, dari prediksi awal potensi medali Bali pada olahraga perorangan cukup terbuka. Untuk itu, KONI Bali harus memberi prioritas di cabor perorangan. Sebab, selama ini cabor beregu Bali lemah dan jarang mencapai final. Apalagi juga karena kondisi keuangan KONI Bali.
"Yang jelas, saya yakin KONI Bali akan memperhatikan hal ini. Sebab, itu pengalaman dari ajang PON ke PON," beber Nariana.
Nariana menambahkan, ke-84 atlet itu berasal dari 20 cabang olahraga di ajang Pra PON. Selain menyumbangkan 84 atlet, Badung meloloskan 15 pelatih untuk kontingen Bali. Jika dilihat dan dibandingkan KONI kabupaten lainnya, untuk sementara Badung masih teratas dalam menyumbangkan atlet yang lolos ke PON 2020.
"Jumlah atlet lolos dari Badung itu hampir hitungan setengahnya. Dari 207 yang meraih tiket PON Papua kan 84 atlet dari Badung. Makanya kami yakin mampu menyumbangkan 15 emas nantinya," tegas Nariana. Atlet yang potensial menyumbangkan medali emas ada Maria Natalia Londa, Irwan Limardi, Temi Teli Lasa, dan Nadia Putri Virgita. Sementara cabor Cricket masuk kategori beregu diantaranya ada Ni Wayan Sarjani Dewa Ayu Setiawati, Desi Wulandari, Ni Nyoman Kerti Kuntari, I Kadek Gamantika, I Wayan Budiarta dan Danilson Hawoe.*dek
Ya, sebanyak 84 atlet asal Gumi Keris mengantongi tiket PON 2020. Harapannya 15 medali emas dapat direalisasikan atlet patriot olahraga asal Gumi Keris.
"Kalau 15 emas kami yakin mampu menyumbangkan untuk Kontingen Bali," ucap Ketua Umum KONI Badung, Made Nariana Jumat (17/1).
Menurut Nariana, ke-15 emas emas itu dapat diwujudkan melalui cabor atletik, tarung derajat, taekwondo, panjat tebing, biliar, balap motor, catur, dan criket. Cabor tersebut memang jadi andalan Bali mendulang medali, setelah melihat dari catatan prestasinya selama ini.
Nariana berharap, 84 atlet yang meraih tiket PON Papua dapat dikirim semuanya. Sebab, dari prediksi awal potensi medali Bali pada olahraga perorangan cukup terbuka. Untuk itu, KONI Bali harus memberi prioritas di cabor perorangan. Sebab, selama ini cabor beregu Bali lemah dan jarang mencapai final. Apalagi juga karena kondisi keuangan KONI Bali.
"Yang jelas, saya yakin KONI Bali akan memperhatikan hal ini. Sebab, itu pengalaman dari ajang PON ke PON," beber Nariana.
Nariana menambahkan, ke-84 atlet itu berasal dari 20 cabang olahraga di ajang Pra PON. Selain menyumbangkan 84 atlet, Badung meloloskan 15 pelatih untuk kontingen Bali. Jika dilihat dan dibandingkan KONI kabupaten lainnya, untuk sementara Badung masih teratas dalam menyumbangkan atlet yang lolos ke PON 2020.
"Jumlah atlet lolos dari Badung itu hampir hitungan setengahnya. Dari 207 yang meraih tiket PON Papua kan 84 atlet dari Badung. Makanya kami yakin mampu menyumbangkan 15 emas nantinya," tegas Nariana. Atlet yang potensial menyumbangkan medali emas ada Maria Natalia Londa, Irwan Limardi, Temi Teli Lasa, dan Nadia Putri Virgita. Sementara cabor Cricket masuk kategori beregu diantaranya ada Ni Wayan Sarjani Dewa Ayu Setiawati, Desi Wulandari, Ni Nyoman Kerti Kuntari, I Kadek Gamantika, I Wayan Budiarta dan Danilson Hawoe.*dek
Komentar