nusabali

Kasus Demam Berdarah Meningkat Tiga Kali Lipat!

  • www.nusabali.com-kasus-demam-berdarah-meningkat-tiga-kali-lipat

Tahun 2018 tercatat 113 kasus, lalu 2019 melonjak 487 kasus, dan di awal 2020 sudah terdata 42 kasus.

SINGARAJA, NusaBali

Penyakit dengue hemoragi fever (DHF) atau yang lebih dikenal dengan demam berdarah sepanjang tahun 2019 lalu mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya. Peningkatan kasus gigitan nyamuk aedes aegypti ini tergambar dari data jumlah pasien DB yang dirawat di RSUD Buleleng.

Jumlah pasien DB yang ditangani RSUD Buleleng di tahun 2019, menurut Kasubag Informasi dan Humas RSUD Buleleng, I Ketut Budiantara berjumlah 487 orang. Jumlah itu meningkat dari tahun 2018 lalu yang hanya berjumlah 113 orang pasien DB. Hanya saja dari fakta data itu fatalitas kasus DB yang menyebabkan pasien meninggal dunia menurun dari 3 orang di tahun 2018 menjadi 1 orang di tahun 2019 lalu. “Tahun kemarin dari data pasien yang dirawat di RSUD Buleleng jauh meningkat hingga 3 kali lipat, bahkan per tanggal 16 Januari 2020 ini sudah mencapai 42 orang, jumlah yang cukup tinggi di awal tahun,” jelas Budiantara.  

Selain jumlah pasien yang meningkat, serangan nyamuk aedes aegypti ini juga menunjukkan perubahanyang sangat menonjol. Menurut Budiantara biasanya kasus DB di masyarakat marak terjadi pada saat musim pancaroba sekitar bulan November hingga Januari. Namun tahun lalu trend penyakit DB malah memuncak di bulan Mei sebanyak 71 kasus, dan Juni sebanyak 73 kasus. “Trendnya sangat berbeda tahun lalu, grafik menanjak dan mencapai puncak di pertengahan tahun, padahal tahun-tahun sebelumnya trennya ada di akhir hingga awal tahun. Nah ini yang mungkin perlu kajian pihak terkait dan Dinas Kesehatan tentang perubahan trend grafik kasus di tahun lalu,” imbuh dia.

Sementara itu sebaran kasus dari data pasien yang masuk di RSUD Buleleng di tahun 2019, masih didominasi oleh warga dari Kecamatan Buleleng, kemudian disusul Kecamatan Seririt dan Sukasada. Terkait pengobatan dna pemulihasn penyakit DB yang menyerang masyarakat hendaknya tidak disepelekan. Banyak kasus yang menjadi fatal, saat timbul ciri-ciri panas yang naik turun dan begitu turun dianggap sudah sembuh dan dibawa untuk beraktivitas sebagaimana biasa. Padahal sesuai dengan fase DB, fase kritis itu adalah saat panas badan penderita menurun, jika tak segera ditanggulangi dengan benar maka akan terjadi kefatalan hingga meninggal dunia.

“Kasus yang sampai meninggal itu kebanyakan karena telat penanganan, karena masyarakat belum paham fase penyakit DB sehingga saat panasnya turun dianggap sudah mendingan, padahal itu fase kritis,” ungkap dia.  Dalam penanganan pasien DB pihak rumah sakit biasanya hanya menjaga stabilitas cairan di dalam tubuh dan istirahat yang cukup. Penyembuhan hingga pemulihan pasien DB rata-rata baru bisa disembuhkan rentang waktu 4-5 hari dengan perawatan intensif.*k23

Komentar