nusabali

Frekuensi MICE di Bali Perlu Digenjot

  • www.nusabali.com-frekuensi-mice-di-bali-perlu-digenjot

Perbandingan spending of money wisatawan leasure dan wisatawan MICE  adalah 1 : 4, bahkan dinilai di atas 4.

DENPASAR, NusaBali

Bank Indonesia  mendukung peningkatan volume wisatawan meeting, incentive, convention and exhibition (MICE). Pengalaman Bali menyelenggarakan MICE tingkat dunia di antaranya  pertemuan tahunan  IMF-Word Bank Group (Oktober) 2018, berpengaruh sangat positif pada ekonomi. Hal tersebut terungkap di sela-sela pertemuan Forum Promosi Pariwisata Provinsi Bali di Kantor Parwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Bali di Jalan Letda Tantular, Denpasar, Rabu (15/1).

“Sudah dibuktikan dalam IMF-World Bank (yang datang) orang berduit semua, sehingga Bali tumbuh besar, Indonesia bagus, rupiah stabil,” tunjuk Kepala BI Perwakilan Bali, Trisno Nugroho, didampingi Kadiparda Bali I Putu Astawa, Ketua GIPI/BTB Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, anggota  Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan I Ketut Jaman. Juga terlihat  IGA Trimafo Yudha, anggota DPRD Badung yang juga praktisi pariwisata.

Karena itulah Trisno mendorong dan mensuport pembentukan Bali CEB (Convention and Exhibition Bureau), untuk menggarap pasar wisata MICE tingkat dunia bagi Bali. “Kalau MICE orang luar negeri pasti mendatangkan devisa besar,” ujarnya. Dia mencontohkan sebuah hotel berbintang yang di-booking full 10 hari  oleh  salah satu delegasi.Itu kata dia baru dari satu hotel, belum dari hotel lainnya.

Dengan tergarapnya wisata MICE ke depan, Trisno Nugroho berharap ke depan hotel-hotel di Bali bisa penuh. “Saya ingin hotel di Bali penuh,” ujar Trisno. Diharapkan kunjungan MICE misalnya bisa tumbuh bertambah 5.000 pada semester pertama atau 10.000 pada triwulan pertama dan seterusnya.

Trisno juga menyebut hasil penelitian yang menunjukkan spending money dari wisatawan leasure dan wisatawan MICE , 1 : 4. “Malah lebih dari 4,”  ujar Trisno, menunjukkan ‘kelebihan’ wisatawan MICE dibanding dengan wisata leasure.

Sementara itu Kadiparda Bali Putu Astawa menyatakan mendukung  Bali CEB merupakan salah satu pilar marketing  untuk menggarap wisata MICE, yang selama ini belum tergarap bagus. “Yang namanya MICE memang sangat potensial untuk digarap,” ujar Astawa.

Dia menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia, yakni KPwBI Bali yang selama ini telah memotivasi dan mensuport sehingga Bali CEB terbentuk.  Sebenarnya Bali CEB  wacana lawas namun baru sekarang  terbentuk. “Saya sangat apresiasi, dari awal ini  dari sepuluh tahun lalu wacana dan baru sekarang terwujud,” ujarnya menunjuk Kepala KPwBI Trisno Nugroho.

Selain berdiskusi  tentang Bali CEB, pertemuan di KPwBI Bali juga membahas soal Tim Public Relation  untuk menangani isu terkait wisata Bali ke pasar internasional. “Harus ada  tim yang menghandel membicarakan pasar wisata kepada dunia,” ujar Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana.

Karena itulah, kata Gus Agung dibentuk Tim PR, yang merupakan gabungan antara Diparda dan industri. Dia menyebut beberapa hal yang belakangan  ‘menghajar’ wisata Bali seperti mengenai sampah. Padahal di pihak lain misalnya ada industri atau hotel yang melakukan gotong royong seperti menanam mangrove setiap minggu, tetapi tak pernah terberitakan. “Kalau kita diamkan tak bagus buat Bali, apalagi di era digital,” ujarnya. *k17

Komentar