nusabali

Dispar Target 600 Ribu Wisatawan India di 2020

Badung Gelar Sales Mission ke India

  • www.nusabali.com-dispar-target-600-ribu-wisatawan-india-di-2020

Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung menargetkan 600.000 kunjungan wisatawan India pada 2020 ini.

MANGUPURA, NusaBali

Untuk mencapai target itu, Dispar bersama Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) menggelar sales mission ke India pada 6–12 Januari 2020.

Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra, menerangkan India dipilih sebagai target sales mission tahun ini karena negara ini termasuk emerging market yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat berkontribusi pada pencapaian kunjungan pada 2020.

“Kesuksesan sales mission ini bergantung pada sinergi semua pihak baik dari Dispar, BPPD, dan partner industri seperti maskapai penerbangan, agen perjalanan wisata, dan komponen lainnya,” ucap Badra saat konferensi pers di Legian, Kecamatan Kuta, Selasa (14/1) siang.

Diakuinya, dari data yang dimiliki, pada 2019 lalu wisatawan asal India yang datang ke Bali tercatat 400 ribu lebih. Nah, untuk tahun 2020 ini, Dispar bersama BPPD menargetkan 600.000. Tren terus meningkatnya kunjungan wisatawan India itu didapat dari berbagai faktor yaitu respons pasar India yang sangat baik karena ada kesamaan budaya dan agama. Selain itu, wisatawan India juga menyukai alam Bali.

“Melihat tren peningkatan kunjungan wisatawan ini, kami memiliki komitmen dalam mempromosikan dan memperbaharui segala informasi destinasi wisata di Bali ini di pasar India. Dengan demikian, wisatawan India mengetahui lebih tentang hal yang menarik dan baik dari Bali. Sehingga mereka akan berkunjung,” urai Badra.

Wakil Ketua BPPD Badung I Made Ramia Adnyana yang memimpin sales mission ke India, menerangkan bahwa kegiatan kali ini menggandeng 18 industri wisata Bali. Sales mission ini bertema Eat, Pray, and Holidays in Bali yang terinspirasi oleh film Julia Roberts yang berjudul ‘Eat, Pray, Love’, dan itu dipilih karena keterkaitan India dan Bali dari segi budaya dan agama Hindu. Dalam kegiatan itu dihadiri oleh 80 peserta. Kegiatan yang digelar pada 6 – 12 Januari itu mendapat respons positif. “Kami mendatangi dua kota di India yakni kota Mumbai dan Ahmedabad,” ucapnya.

Dipilihnya Mumbai sebagai lokasi karena kota tersebut sebagai yang termakmur di India, dan memiliki GDP tertinggi dari kota manapun di Asia Selatan, Barat, atau Tengah. Mumbai adalah kota terbesar di India berdasarkan jumlah populasi dan pusat finansial serta komersial India yang menyumbangkan 6,16 persen dari total GDP. Pada 2008, Mumbai diberi gelar sebagai kota global. Mumbai juga memiliki jumlah jutawan dan miliarder tertinggi daripada seluruh kota di India. Pun dengan kota Ahmedabad telah berkembang menjadi pusat ekonomi dan industri yang signifikan bagi India, dan saat ini merupakan pusat industri terbesar kedua di India barat setelah Mumbai. GDP kota Ahmedabad pada 2010 diperkirakan berjumlah sekitar 65 juta dolar AS. Di tahun yang sama, Ahmedabad menduduki peringkat ketiga dalam list of fastest growing cities of the decade oleh majalah Forbes.

“Efek liberalisasi ekonomi India telah mendorong ekonomi kota tersebut ke aktivitas sektor tersier seperti perdagangan, komunikasi, dan konstruksi. Dengan demikian, pemilihan lokasi sales mission ini juga menjadi penting dalam memperhatikan berbagai aspek,” imbuhnya. *dar

Komentar