nusabali

Artha Dipa Calon Pendamping Gede Dana

Wacana Paket Giri-Parwata untuk Pilkada Badung Semakin Kencang

  • www.nusabali.com-artha-dipa-calon-pendamping-gede-dana

Golkar pastikan Wayan Artha Dipa otomatis out dari partainya, jika digaet PDIP sebagai Cawabup Karangasem untuk Pilkada 2020

DENPASAR, NusaBali

Tidak percuma Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa mengundurkan diri dari pencalonan di Golkar untuk Pilkada 2020. Artha Dipa kemungkinan akan direkomendasi PDIP menjadi pendamping I Gede Dana di posisi Calon Wakil Bupati (Cawabup) untuk Pilakad Karangasem 2020, karena ratingnya dalam survei cukup bagus.

Terbukanya peluang Artha Dipa menjadi Cawabup pendamping Gede Dana untuk Pilkada Karangasem 2020 ini diungkapkan langsung Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, saat ditemui NusaBali seusai penandatanganan MoU Pembangunan Ekonomi Rendah Karbon dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Gubernur Riau, di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Selasa (14/1) siang.

Menurut Koster, salah satu parameter untuk memasang Artha Dipa sebagai Cawabup pendamping Gede Dana adalah hasil survei. "Dia (Artha Dipa) nilainya bagus dalam survei. Mudah-mudahan bisa-lah (jadi Cawabup pendamping Gede Dana, Red)," ujar Koster.

Ketika ditanya berapa persen peluang Artha Dipa untuk diusung PDIP sebagai Cawabup Karangasem di Pilkada 2020, Koster nenegaskan bahwa Artha Dipa adalah pilihan yang baik. "Peluangnya bagus dan dia (Artha Dipa) salah satu pilihan yang baik," tegas politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Gubernur Bali ini.

PDIP sendiri sudah hampir pasti akan usung Gede Dana sebagai Calon Bupati (Cabup) Karangasem ke Pilkada 2020. Gede Dana merupakan politisi asal Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem yang kini menjabat Ketua DPC PDIP dan sekaligus Ketua DPRD Karangasem 2019-2024. Sebelumnya, Gede Dana juga sempat menjadi Ketua DPRD Karangasem 2009-2014, lalu Wakil Ketua DPRD Karangasem 2014-2019.

Sedangkan Artha Dipa adalah kader Golkar asal Banjar Pakel, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangadem yang kini masih menjabat Wakil Bupati Karangasem 2016-2021. Mantan Kepala Bappeda Karangasem ini awalnya menjadi Dewan Penasihat Partai NasDem Karangasem yang dipimpin Bupati I Gusti Ayu Mas Sumatri. Lalu, Artha Dipa hijrah ke Golkar, November 2019 lalu.

Artha Dipa pun sempat mendaftar nyalon di Golkar sebagai Cawabup Karangasem untuk Pilkada 2020. Namun, Artha Dipa mendadak kirim surat pengunduran diri dari pencalonan di Golkar, 8 Januari 2020 lalu. Alasannya, karena Bupati IGA Mas Sumatri sudah mengajak paket Cawabup Karangasem saat mengembalikan formulir ke DPD II Golkar Karangasem, 3 Januari 2019 lalu. Kandidat Cawabup yang dibonceng Mas Sumatri sebagaimana dimaksud Artha Dipa adalah I Made Suke-rana, mantan Wakil Bupati Karangasem 2010-2015 dan eks Ketua DPD II Golkar Karangasem.

Jika jadi berpasangan, paket Gede Dana-Artha Dipa akan tarung head to head melawan jago yang dusung koalisi parpol non PDIP yang dimotori Golkar dan NasDem di Pilkada Karangasem, 23 September 2020. Koalisi parpol non PDIP kemungkinan akan usuang pasangan IGA Mas Sumatri-Made Sukerana atau IGA Mas Sumatri-I nengah Sumardi di Pilkada Karangasem 2020. Mas Sumatri yang kini menjabat Bupati Karangasem 2016-2021, menjadi representasi dari NasDem. Sedangkan Made Sukerana dan Nengah Sumardi (kini Wakil Ketua DPRD Karanga-sem) menjadi representasi dari Golkar.

Sementara, rekomendasi paket calon untuk Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali rencananya akan diterbitkan DPP PDIP dalam waktu dekat. Menurut Wayan Koster, turunnya rekoemnndasi paket calon untuk Pilkada Karangasem 2020, Pilkada Bangli 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Tabanan 2020, dan Pilkada Jembrana 2020 tinggal menunggu timing yang tepat.

"Tunggu waktu yang pas kita. Sudah pendalaman kok. Paket calon untuk Pilkada 6 daerah di Bali sudah selesai. Kalau daerah lain, masih pendalaman," tandas Koster. Hanya saja, Koster enggan memberikan bocoran siapa saja paket calon yang akan diusung PDIP di Pilkada 2020 serentak nanti. "Sabar..., tunggu saja. Sudah ada itu (paket calonnya), tenang saja," tegas mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.

Mendekati hari-hari terakhir jelang rekomendasi paket calon di internal PDIP, justru berhembus isu pasangan incumbent di Badung, I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa (Paket Giriasa) mulai ‘goyang’. Isu yang berkembang, semakin kuat wacana usung paket Nyoman Giri Prasta-I Putu Parwata di Pilkada Badung 2020.

Paket Giri-Parwata ini disebut-sebut sebagai alternatif. Namun, sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari DPC PDIP Badung. "paket calon di Badung masih kasak-kusuk antara Giri-Suiasa dan Giri-Parwata," ujar sumber NusaBali di lingkaran DPC PDIP Badung, Selasa kemarin.

Nyoman Giri Prasta adalah politisi asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Bandung yang kini menjabat Ketua DPC PDIP sekaligus Bupati Badung 2016-2021. Sedangkan Putu Parwata adalah politisi asal kawasan wisata Kuta yang iini menjabat Sekretaris DPC PDIP dan sekaligus Ketua DPRD Badung 2019-2024. Sebaliknya, Ketut Suiasa adalah politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan mantan Ketua DPD II Golkar Badung yang kini masih menjabat Wakil Bupati Badung 2016-2021.

Sementara itu, kubu Golkar menanggapi dingin kemungkinan Artha Dipa digaet PDIP sebagai Cawabup Karangasem. Ketua Tim Pilkada Golkar Bali, Made Dauh Wijana, mengatakan Artha Dipa sudah undur diri dari pencalonan di partainya. "Kalau soal statusnya sebagai kader Golkar, sejauh ini belum dputuskan partai, apakah Artha Dipa dikeluarkan atau tidak," ujar Dauh Wijana saat dikonfirmasi terpisah, Selasa kemarin.

Dauh Wijana menegaskan, kKalau memang PDIP sudah resmi usung Artha Dipa di Karangasem, maka Golkar akan ambil keputusan. “Artha Dipa otomatis tidak sebagai kader Golkar lagi. Itu pun nanti tergantung koalisi di Pilkada Karangasem 2020. Jika tiba-tiba Golkar dan PDIP berkoalisi, beda lagi masalahnya,” jelas Ketau DPD II Golkar Gianyar ini.

Paparan senada juga disampaikan fungsionaris DPP Golkar, Dewa Made Widiyasa Nida. Disebutkan, kalau Artha Dipa memang dipakai PDIP, otomatis yang bersangkutan keluar dari Golkar. "Kalau dapat rekomendasi di PDIP, Artha Dipa tidak boleh nanti membawa-bawa nama Golkar. Kalau itu yang terjadi, kader Golkar di Karangasem akan menilai Artha Dipa ini memang orangnya memiliki hasrat politik, tetapi etika politiknya rendah," tandas mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung ini. *nat

Komentar