nusabali

Gawat, Rabies Mencuat di Desa Sangsit

  • www.nusabali.com-gawat-rabies-mencuat-di-desa-sangsit

Anak anjing yang menggigit korban langsung diobservasi dan diikat. Benar saja setelah tiga hari, anak anjing itu tewas.

SINGARAJA, NusaBali

Kasus gigitan anjing positif rabies kembali terpantau di Buleleng. Seorang pemuda bernama Putu Surana, 26, warga Banjar Dinas Kawanan, Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan menjadi korban gigitan anjing rabies di Banjar Dinas Pabean, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng. Beruntung korban segera mendapatkan vaksinasi sehingga tak terjadi hal fatal.

Peristiwa gigitan anjing rabies itu bermula saat korban Surana sedang melintas dan kebetulan berbelanja di warung milik Made Darmaja, warga Banjar Dinas Pabean, Desa Sangsit, Kecamatan Sawan Buleleng pada Senin (30/12/2019) lalu. Korban Surana digigit oleh anak anjing milik Made Darmaja yang baru saja dibawanya dari Gianyar ke Buleleng Rabu (25/12/ 2019) lalu. Anak anjing yang diperkirakan berumur 4 bulan itu dibawa dari Desa Temesi, Kecamatan/Kabupaten Gianyar. Anak anjing itu langsung menyerang korban Surana di bagian betis kanan saat berada di warung Darmaja.

Saat itu juga anak anjing yang menggigit korban langsung diobservasi dan diikat. Benar saja setelah tiga hari mengigit korban, anak anjing yang belum sempat keluar rumah itu tewas pada Kamis (2/1/2020) lalu. Kasus gigitan yang sudah dilaporkan ke Puskesmas dan Dinas Pertanian Buleleng langsung ditangani dengan pemberian vaksin korban gigitan dan membawa sampel bangkai anjing ke Balai Besar Verteriner Denpasar untuk diuji Lab.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng, I Made Sumiasa, Senin (13/1/2020) kemarin mengatakan hasil uji lab yang dibawa langsung bagian kesehatan hewan Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan hasil positif rabies. saat itu juga timnya langsung turun ke lokasi kejadian untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya kasus gigitan anjing rabies. “Kami juga melakukan eliminasi dengan hewan yang diduga sempat berkontak langsung dengan anjing rabies ini. Pemilik anjing rabies itu juga telah merelakan dua anjing peliharaannya yang lain dan satu ekor kucing yang disebut sempat berkontak langsung dengan anjing ini dieliminasi,” jelas Sumiarta.

Selain itu juga dilakukan vaksinasi emergency di sekitar lokasi kejadian yang menyasar anak anjing baru lahir sebanyak 44 ekor anak anjing. Dari kasus yang mencuat di Desa Sangsit itu dirinya pun memperkirakan penyakit rabies yang sangat berbahaya bagi manusia itu sudah dibawa anka anjing yang sudah mengalami masa inkubasi semenjak dari asalnya. Sehingga begitu sampai di Buleleng tak bertahan lama. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan dinas terkait di daerah asal anak anjing ini diminta, ternyata dari pemiliknya di Temesin juga dapat minta dari Sukawati,” imbuh dia.

Terkait penanganan kasus rabies di Buleleng tahun lalu sudah dimaksimalkan dengan penyisiran di daerah kasus gigitan. Dinas Pertanian Buleleng pun mendata kasus gigitan di tahun 2019 sebanyak 31 kasus  meningkat sebayak dua kasus dari tahun 2018 lalu. Dalam perkembangan penyebaran rabies, Dinas Pertanian juga mengamati ada trend perubahan subjek penyebarannya dari anjing dewasa menjadi anak anjing. Rata-rata kasus gigitan rabies yang tejadi di tahun 2019 lalu juga karena masarakat dengan sengaja memungut dan membuang anka anjing sembarangan di tengah jalan. Dirinya juga berencana dalam waktu dekat ini akan dilakukan penyisiran vaksinasi kembali di 11 desa yang ada kasus gigitan anjing positif rabiesnya. Hal itu dimaksudkan untuk menekan potensi penyebaran rabies pada anak anjing yang baru dilahirkan induknya dan belum mendapatkan vaksin anti rabies.*k23

Komentar