nusabali

Rakor DPRD Bali-NTB-NTT Ditangguhkan

Pertemuan untuk Bahas RUU Bali Menunggu Sinyal Gubernur Koster

  • www.nusabali.com-rakor-dprd-bali-ntb-ntt-ditangguhkan

Versi Sugawa Korry, Pimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT mendukung perjuangan RUU Provinsi Bali

DENPASAR, NusaBali

DPRD Bali tangguhkan rencana rapat koordinasi sekalian simakrama dengan jajaran DPRD NTB dan DPRD NTT, terkait langkah Bali ajukan RUU Provinsi Bali. DPRD Bali masih tunggu sinyal dari Gubernur Bali Wayan Koster untuk rapat koordinasi dengan DPRD NTB dan DPRD NTT sehubungan dengan Revisi UU Nomor 64 tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB, dan NTT tersebut.

Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan pihaknya semula berencana kirimkan surat untuk rapat koordinasi dengan Pimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT, paling lambat pertengahan Januari 2020 ini. Namun, rencana itu ditunda atas permintaan Gubernur Wayan Koster.

"Pemberitahuan yang saya terima dari Ketua DPRD Bali Pak Nyoman Adi Wiryatama, agenda pertemuan dengan Pimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT dijadwalkan ulang setelah Januari 2020. Mungkin dari eksekutif (Gubernur Bali) juga mau sekalian ikut rapat koordinasi. Selain itu, agenda DPRD Bali dan Pemprov Bali juga cukup padat," ujar Sugawa Korry saat dikonfirmasi NusaBali di Jakarta, Senin (13/1).

Menurut Sugawa Korry, DPRD Bali sendiri sudah komunikasi dengan Ppimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT terkait posisi Bali yang ajukan RUU Provinsi Bali---untuk Revisi UU Nomor 64 Tahun 1958---ke DPR RI. "Saat saya hadiri HUT Provinsi NTB sebulan lalu, Pimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT sudah siap datang ke Bali untuk silaturahmi dan sekalian rapat koordinasi. Mereka menunggu surat kita. Tetapi, sampai saat ini masih menunggu koordinasi antara Pimpinan DPRD Bali dengan Gubernur," tegas Sugawa Korry yang juga Sekretaris DPD I Golkar Bali.

Sugawa Korry memastikan pertemuan antara Pimpinan DPRD Bali dengan Pimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT akan terwujud. Sejak awal, Pimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT mendukung upaya Bali mengajukan RUU Provinsi Bali ke DPR RI.

Sugawa Korry mengatakan, dukungan itu disampaikan DPRD NTB dan DPRD NTT saat Rakornas Asosiasi Pimpinan DPRD Se-Indonesia (APDSI) di Lampung,  8-10 Desember 2019, dan berlanjut dengan Munas APDSI di Jakarta, 18-20 Desember 2019. "Bahkan, Asosiasi Pimpinan DPRD Se-Indonesia sudah mendukung RUU Provinsi Bali ini. Jadi. sekarang tinggal agenda bertemu dengan Pimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT di Bali," katanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama mengatakan agenda si-makrama atau dengan jajaran Pimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT masih terbentur kegiatan Rakernas PDIP di Jakarta, 9-12 Desember 2020. "Ini (anggota Fraksi PDIP DPRD Bali) baru selesai Rakernas di Jakarta. Jadi, agenda pertemuan dengan DPRD NTB dan DPRD NTT kita tunda dulu," ujar Adi Wiryatama saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin.

Menurut Adi Wiryatama, nantinya akan dilakukan penjadwalan ulang simakrama dengan Pimpinan DPRD NTB dan DPRD NTT tersebut. "Kebetulan, agenda kita di DPRD Bali juga sangat padat. Ini kan sudah mau memasuki masa persidangan juga. Jadi, kita atur waktu lagi-lah," tegas politisi senior yang kini menjabat Ketua Dewan Pertimbangan daerah (Deperda) PDIP Bali ini.

Adi Wiryatama menegaskan, untuk perjuangan RUU Provinsi Bali, jajaran DPRD Bali dan Pemprov Bali di bawah Gubernur Koster tetap mengupayakan supaya dibahas dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas tahun 2020. "Kita terus upayakan kawal di DPR RI. Setelah pertemuan dengan Ketua DPR RI di Bali akhir tahun 2019 kemarin, kami tindaklanjuti dengan komunikasi-komunikasi bersama Gubernur Bali supaya DPR RI bisa membahas RUU P{rovinsi Bali dalam Prolegnas Prioritas 2020," tegas Adi Wiryatama yang notabene mantan Bupati Tabanan dua kali periode (2000-2005, 2005-2010).

Gubernur Wayan Koster dan Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama sebelumnya sempat todong Ketua DPR RI, Puan Maharani, prioritaskan RUU Provinsi Bali untuk dibahas dalam Prolegnas tahun 2020. Ditodong seperti itu, Puan Maharani pun janjikan DPR RI akan percepat pembahasan RUU Provinsi Bali.

Todong menodong masalah RUU Provinsi Bali ini terjadi saat Puan Maharani selaku Ketua DPR RI menggelar pertemuan dengan Gubernur Koster dan Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, 18 Desember 2019 lalu.

Pertemuan tersebut diawali dengan sambutan Gubernur Koster terkait kesiapan me-nyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Bali. Nah, di bagian akhir sambutannya, Gubernur Koster menyelipkan aspirasi Bali terkait dengan usulan RUU Provinsi Bali---yang merupakan Revisi UU Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB, dan NTT.

Gubernur Koster menegaskan, Bali sedang berjuang meloloskan RUU Provinsi Bali, karena UU Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, NTB, dan NTT sudah tidak sesuai dengan perkembangan politik, sosial, dan ekonomi masyarakat Bali. Masalahnya, UU Nomor 64 Tahun 1958 masih menggunakan acuan UUD Sementara 1950 ketika Bali merupakan bagian dari negara Republik Indonesia Serikat (RIS). "Kalau bisa, kami mohon RUU Provinsi Bali ini dibahas di Prolegnas prioritas 2020,” ujar Gubernur yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Bali ini. *nat

Komentar