nusabali

Mendikbud Diminta Perkuat Pendidikan Biologi Sejak Dini

  • www.nusabali.com-mendikbud-diminta-perkuat-pendidikan-biologi-sejak-dini

Prof Dr dr Sri Budiarti dikukuhkan menjadi guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB).

JAKARTA, NusaBali

Dalam orasi ilmiahnya, Sri berbicara mengenai pentingnya pendidikan biologi sejak usia dini. Pengukuhan guru besar itu dilaksanakan di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Sabtu (11/1). Dalam acara itu, Prof Dr Arif Satria SP MSi dan Prof Dr Ir R Nunung Nuryartono MS juga dikukuhkan menjadi guru besar.

Sri menyampaikan orasi ilmiah bertajuk 'Strategi Menghadapi Infeksi Bakteri Resisten Antibiotik'. Sedangkan orasi ilmiah Arif bertajuk 'Modernisasi Ekologi dan Ekologi Politik: Perspektif Baru Analisis Tata Kelola Sumber Daya Alam'.

Sementara itu, Nunung memaparkan tentang 'Implikasi Ekonomi Inklusi Keuangan terhadap Kualitas Pembangunan Nasional: Fakta, Tantangan, dan Strategi'. Kembali ke orasi ilmiah Sri. Dia menyarankan Mendikbud Nadiem Makarim memperkuat pendidikan biologi sejak dini.

"Pada saat ini saya memberi masukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar meningkatkan keutamaan pendidikan biologi sejak jenjang pendidikan anak usia dini," kata Sri. Sri mengatakan pendidikan biologi sejak dini dapat menjadikan masyarakat lebih sadar terhadap kesehatan dirinya. Hal itu kemudian akan berdampak terhadap kualitas SDM Indonesia.

"Dengan memiliki pengetahuan biologi sejak dini, diharapkan masyarakat Indonesia mampu mengurus kesehatan dirinya, menjaga lingkungan, dan memanfaatkan sumber daya hayati. Diharapkan dengan perilaku ini akan tercipta masyarakat Indonesia sehat, SDM kuat," ucap Sri.

Sri lantas bicara mengenai penggunaan antibiotik yang dapat memicu terjadinya resistensi atau membuat bakteri jahat menjadi kuat. Dia pun memaparkan data WHO pada 2014 yang menyebutkan ada sekitar 700 ribu kematian per tahun akibat infeksi bakteri yang tidak diobati dengan baik.

Menurutnya, pengobatan terhadap infeksi bakteri dapat menghabiskan banyak biaya dan menghambat pertumbuhan ekonomi negara.  "Tidak dapat dimungkiri, infeksi dapat menghabiskan banyak dana untuk pengobatannya. Penyakit infeksi yang tinggi di suatu negara akan menghambat pertumbuhan ekonomi di negara tersebut," kata Sri.

"Hal ini dikarenakan dana pembangunan bisa tersedot untuk biaya perawatan dan SDM yang sakit tidak bisa bekerja dengan optimal," sambungnya dilansir detik.com. Dia pun memaparkan solusi penanggulangan terhadap bakteri yang resisten antibiotik dengan menggunakan Bacteriofag atau Fag Litik. Dia berharap Indonesia mulai mempertimbangkan penerapan Bacteriofag dalam mengoptimalkan fungsi antibiotik.

"Perlu dipertimbangkan adanya terobosan baru di Indonesia, yaitu pemberian antibiotik bersama-sama dengan pemberian Fag Litik karena kemungkinan akan lebih efektif. Dengan pemberian Fag Litik spesifik dan patogen penginfeksi, diharapkan populasi resisten antibiotik akan turun oleh Fag Litik sehingga antibiotik bisa berefek lebih baik," ujar Sri. *

Komentar