nusabali

Bocah Perempuan Kakak Adik Penderita Perut Membesar Akhirnya Meninggal Dunia

  • www.nusabali.com-bocah-perempuan-kakak-adik-penderita-perut-membesar-akhirnya-meninggal-dunia

Bocah perempuan kakak adik penderita perut membesar asal Banjar Tulang Nyuh, Desa Tegak, Kecamatan Klungkung, Putu Cantika Dewi, 8, dan Kadek Yuli Puspita Yani, 6, akhirnya meninggal secara beruntun.

SEMARAPURA, NusaBali

Si sulung Putu Cantika Dewi meninggal dunia lebih dulu, Senin (6/1), sementara adiknya, Kadek Yuli Puspita Yani, menyusul berpulang pada Rabu (8/1) lalu.

Putu Cantika Dewi, bocah perempuan berusia 8 tahun yang didignose mengalami penyakit kista di hati, menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RSUD Klungkung. Demikian pula si bungsu Kadek Yuli Puspita Yani, yang didiagnose menderita pembengkakan limfa.

Hingga Minggu (12/1), jenazah kakak adik perut membesar ini masih disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Tulang Nyuh, Desa Tegak, Kecamatan Klungkung. Jenazah mereka rencananya akan diabenkan di Setra Desa Adat Tegak pada Anggara Wage Gumbreg, Selasa (14/1) besok.

Bocah perempuan kakak adik penderita perut membesar ini merupakan buah hati pasangan Komang Rupawan, 28, dan Putu Yuliartini, 26. Kedua bocah malang ini sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Mereka, antara lain, sempat dirawat bersamaan di RSUP Sanglah, Denpasar, Juni 2019 lalu.

Menurut ibundanya, Putu Yuliartini, kedua putri ciliknya sudah lebih dari 3 tahun sakit, hingga mereka harus bolak balik rawat inap di rumah sakit. Si sulung Putu Cantika ketahuan memiliki gangguan hati ketika memasuki usia sekolah TK. “Kakaknya mulai masuk TK sekitar umur 5 tahun, saat itulah baru kelihatan sakitnya. Saat itu saya ajak dia imunisasi JE (Japanese Encephalitis) di TK. Karena tidak tahu anak punya sakit seperti ini, dua hari setelah suntik JE, dia langsung panas dan muntah darah. Dari situ baru tahu kalau anak sakit,” kenang Yuliartini saat ditemui NusaBali di RSUP Sanglah, beberapa waktu lalu.

Setelah dilakukan CT Scan di RSUP Sanglah, dokter mengatakan ada kista di organ hati anak sulungnya ini. Putu Cantika pun sempat mengalami perut membesar seperti adiknya.

Sedangkan si bungsu Kadek Yuli Puspita Yani, kata Yuliartini, awalnya mengalami gejala sesak napas saat umur 3 bulan. Memasuki usia 1,5 tahun, mulai terjadi pembengkakan pada perutnya. Gejala muntah darah baru terjadi di usia 3 tahun. Bocah malang ini didiagnose mengalami sumbatan di dalam organ hati dan limfanya membengkak. Itu sebabnya, terlihat perutnya membengkak. Bocah malang ini mulai sering bolak balik masuk RS untuk menjalani perawatan inap sejak usia 3 tahun.

Yuliartini menyebutkan, selain pengobatan medis, mereka juga menempuh pengobatan non medis. Bahkan, pihaknya menempuh upaya niskala dengan nunas bawos (minta petunjuk) kepada jero balian. Berdasarkan penerawangan orang pintar, ada unsur magic di balik sakitnya bocah kakak adik ini. “Kami hanya memasrahkan diri kepada Tuhan,” katanya kala itu.

Bahkan, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta juga turun tangan dengan menugaskan dinas-dinas terkait untuk ikut mengurus perawatan bocah malang kakak adik tersebut. Termasuk membantu biaya hidup kedua bocah malang tersebut, berupa uang sebesar Rp 1 juta per bulan selama kedua orangtuanya merawat mereka. Bantuan itu berasal dari Dana Operasional Bupati Suwirta sendiri.

Sementara itu, istri Bupati Klungkung yakni Ny. Suwirta, sempat melayat ke rumah duka bocah kakak adik penderita perut membesar ini, Minggu (12/1) sore sekitar pukul 16.00 Wita. Perempuan nomor satu di Gumi Serombotan ini disambut langsung kedua orangtua bocah kakak adik penderita perut membesar, Komang Rupawan dan Putu Yuniartini.

Mewakili Bupati, Ny Suwirta sekalian mengucapkan dukacita mendalam atas kematian kedua bocah malang tersebut. Dalam kesempoatan tersebut, Ny Suwirta juga berusaha menghibur dan membesarkan hati pasutri Komang Rupawan dan Putu Yuliartini. “Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menjalani kehidupan ke depannya,” ujar Ny Suwirta. *wan

Komentar