nusabali

Inginkan Kaliadrem Jadi Oleh-oleh Khas Bali

Wira Usaha Krama Desa Tegaljadi, Kecamatan Marga, Tabanan

  • www.nusabali.com-inginkan-kaliadrem-jadi-oleh-oleh-khas-bali

Usaha pembuatan jajan dengan gaya, bentuk, dan selera masa kini, makin banyak bisa dijumpai di Bali.

TABANAN, NusaBali

Perajin jajan pun terus berlomba-lomba membuat jajan dengan kekhasan berbeda. Upaya ini tiada lain untuk menarik minat para pembeli yang makin beragam. Di tengah maraknya jenis produk jajan Bali masa kini, jajan Kaliadrem khas Bali masih tetap bisa bersaing. Bahkan jenis jajan ini masuk menjadi daftar jajan khas oleh-oleh Bali. Bagi krama Bali, jajan Kaliadrem tentu sangat mudah dikenali. Sebab jenis jajan berasa legit ini selalu menjadi pelengkap di dalam upakara. Bentuknya pun beragam ada yang berbentuk segitiga dan bulat. Ciri khasnya selalu ada lubang di bagian tengah dan kebanyakan dipermak dengan cara dilengkapi lenga.

Pembuat jajan Kaliadrem juga banyak dapat dijumpai di Tabanan, antara lain di Desa Tegaljadi, Kecamatan Kediri, Tabanan. Setiap rumah masyarakat pasti ada ‘pabrik’ jajan Kaliadrem dan juga sebagai sentral pembuatan jajan Bali lainnya.

Salah satu warga yang selalu aktif membuat jajan Kaliadrem adalah Ni Luh Putu Seriasih, warga Banjar Pengembungan, Desa Tegaljadi, Kecamatan Marga, Tabanan. Dia mulai menekuni usaha jajan yang sebelumnya sebagai usaha sampingan di keluarga sejak tahun 2017. Kini usaha bisnis jajan Kaliadrem yang digelutinya makin  menjanjikan. Bahkan usaha jajan ini ditekuninya bersama puluhan krama yang tergabung dalam kelompok usha Merta Sari. Usaha jajan  ini ke depan diharapkan bisa dijadikan ikon Desa Tegaljadi. Hal ini seiring peningkatan jumlah permintaan Kaliadrem di pasaran.

Luh Putu Seriasih mengatakan, dirinya tidak menyangka jika usaha sampingan yang dilakoninya ini perlahan membuahkan hasil dan mampu membuka peluang industri rumahan bagi warga desa setempat. Dia sebenarnya bekerja sebagai staf di Kantor Desa Tegaljadi, Marga. Ibu dua anak ini awalnya hanya berniat membantu meningkatkan taraf hidup keluarga dengan iseng memasarkan Kaliadrem buatannya ke sejumlah pasar tradisional. Antara lain, Pasar Darmasaba dan Pasar Sibang, Kabupaten Badung. "Mengisi waktu saja awalnya. Kebetulan saya senang dengan camilan. Lalu iseng cari pasar sambil jalan-jalan, rupanya ada permintaan  meski awlanya sedikit. Karena jajan Kaliadrem ini taka sing lagi bagi krama Bali, atau telah membudaya. Saat itu baru ada 300 picis permintaan," terangnya, Sabtu (10/1).

Dengan bentuk jajan yang dikreasikan berbentuk segitiga dan cita rasa khas, permintaan Kaliadrem buatan Seriasih makin mengalami peningkatan. Karena saking adanya peningkatan jajan secara terus-menerus, dia pun memutuskan untuk mencari tambahan tenaga pembuat jajan ini. Upaya ini tiada untuk mempercepat pemenuhan permintaan jajan tersebut. "Karena permintaan jajan makin banyak, maka saya tambah dua orang tenaga. Namun tambahan ini dari keluarga dan tetangga, Saya juga melibatkan suami dan ana- anak untuk kelancaran usaha jajan ini," terangnya.

Seiring dengan penambahan tenaga kerja untuk proses pembuatan jajan ini, permintaan jajan secara perlahan namun pasti, terus berdatangan. Tak hanya dari wilayah Tabanan, juga dari Klungkung, Badung, Denpasar, dan lainnya.

Usaha pembuatan jajan ini pun berkembang pesat.

Hingga akhirnya sekitar tahun 2010 di Desa Tegaljadi, krama yang menggeluti usaha jajan ini membentuk kelompok usaha industri jajan Kaliadrem. Jumlah kelompok ini 20 orang. Oleh kelompok ini, jajan Kaliadrem dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 10.000 per kantong.

Kini, permintaan jajan Kaliadrem di Desa Tegaljadi mencapai ribuan permintaan tiap tahun. Karena pemasaran jajan ini tak hanya manual atau dari pembeli ke pembeli, namun juga melalui kerja sama. Kelompok usaha jajan ini juga telah menjalin kerjasama dengan Perusahaan Daerah Dharma Sabtika milik Pemkab Tabanan. "Perusda Dharma Santika ini memesan setiap bulan tanggal 5. Pesanan ini untuk oleh oleh dijual di Objek Wsiata  Tanah Lot. Jumlah pesanan beraneka ragam, mulai dari 5.000 sampai 7.000 picis, tergantung kondisi kunjungan wisatanya," terangnya.

Dengan permintaan yang membludak tersebut terlebih saat Hari Raya Galungan dia sempat kewalahan. Meski demikian, karena telah terikat kerjasama dengan perusahaan daerah, untuk permintaan cenderung lebih memprioritaskan permintaan pada perusahaan daerah. "Saat hari raya, kami spesialkan permintaan di perusahaan daerah,  karena ada kerjasama, kalau pasar tradisional diundurkan. Kalau hari raya mintanya bisa dua kali lipat dari biasanya," tutur Seriasih.

Dia mengaku, usaha jajan dengan karakter warna coklat ini digelutinya hampir 13 tahun. Selama ini tidak ada kendala. Hanya saja saat harga bahan baku Kaliadrem, terutama tepung beras mengalami kenaikan, dia agak sulit menaikkan harga jual Kaliadrem di pasaran, khususnya ke pelanggan-pelanggan.  "Memang ada kendala ketika bahan baku naik. Di satu sisi, kami harus tetap jaga kualitas, tapi  mau menaikkan harga, tidak bisa. Karena harga jajan ini dikenal susah umum, lazim. Makanya kalau menurunkan kualitas karena harga bahan baku naik,  takut pelanggan malah lari," terangnya.

Jelas Seriasih, ketaatan dalam menjaga kualitas menjadikan jajan Kaliadrem buatannya masih sanggup bersaing dengan jajan masa kini. Jika bersaing dengan rasa, jajan Kaliadrem dijamin tidak kalah dengan jajan lain. Apalagi proses pembuatannya tidak begitu sulit. Namun mesti tetap ada kiat meramu adonan agar jajan tidak keras, dan enak. “Rencananya jajan Kaliadrem ini akan diluncurkan menjadi jajan khas Desa Tegaljadi,” tandasnya. *des

Komentar