nusabali

Dinsos Usahakan Bedah Rumah Nyoman Karma Lewat CSR

  • www.nusabali.com-dinsos-usahakan-bedah-rumah-nyoman-karma-lewat-csr

Dinas Sosial Kabupaten Tabanan turun ke lokasi tempat tinggal I Nyoman Sudama, 55, yang akrab dipanggil Nyoman Karma yang hidup sebatang kara dan tinggal digubuk layaknya kandang sapi.

TABANAN, NusaBali

Setelah berkunjung ke rumah Nyoman Karma di Banjar Munduk Andong, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Tabanan pada Selasa (7/1), terkait bedah rumah akan diupayakan melalui dana CSR, dan sedang diproses agar masuk BDT (basis data terpadu) untuk dapatkan bantuan beras dan telur.

Kepala Dinas Sosial Tabanan I Nyoman Gede Gunawan, mengatakan pihaknya sudah turun ke lapangan. Nyoman Karma yang hidup sebatang kara dan tinggal di gubuk layaknya kandang sapi akan diupayakan masuk BDT. “Bedah rumahnya kami bantu dan usahakan lewat CSR,” ungkapnya, Kamis (9/1).

Menurut Gunawan, selama ini Nyoman Karma tidak mendapatkan beras lantaran tidak masuk dalam BDT. Bahkan yang bersangkutan seakan menutup diri, dan KTP yang dimiliki tidak diketahui keberadaannya. “Yang jelas kami akan data, dan koordinasi ke desa supaya bisa tertangani,” tegas Gunawan.

Seperti berita sebelumnya Nyoman Karma tinggal di sebuah gubuk ukuran 3 meter x 2 meter. Gubuk tersebut difungsikan sebagai dapur dan tempat tidur, sehingga bagian atap gubuknya yang terbuat dari asbes menghitam. Gubuk yang ditempatinya posisinya sudah agak miring. Dinding bagian depan terbuat dari bambu yang dibelah, sedangkan di bagian samping dan belakang hanya berdinding plastik dan kain yang disambung.

Bahkan yang memprihatinkan, bagian depan gubuk tersebut berdinding bambu yang dibelah, sedangkan di bagian samping dan belakang hanya berdinding plastik dan kain yang disambung.

Rumah Nyoman Karma juga tanpa listrik serta tidak memiliki jaringan air bersih. Setiap hari memanfaatkan air klebutan untuk masak dan minum.

Kesehariannya Nyoman Karma, yang tidak pernah menikah, hanya menyabit rumput untuk empat ekor sapi yang dia kadas (milik orang lain). Kadang Nyoman Karma juga maburuh nyangkul di kebun. Upah yang didapat sesuai dengan waktu kerja. Jika kerja dari pagi sampai siang hanya mendapat upah Rp 50.000, kalau sampai sore dapat upah Rp 100.000. Upah tersebut dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sehingga sangat kurang untuk membenahi gubuk yang ditempati. *des

Komentar