nusabali

Ketua LPD Desa Adat Munduk Kunci Ditemukan Tewas Gantung Diri

Diduga Frustrasi karena Sang Istri Pergi dari Rumah Mengajak 3 Anaknya Usai Terlibat Cekcok

  • www.nusabali.com-ketua-lpd-desa-adat-munduk-kunci-ditemukan-tewas-gantung-diri

Versi Perbekel Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng, I Ketut Murdana, selama 5 tahun lebih menjabat Ketua LPD Desa Adat Munduk Kunci, korban Made Semadi tidak pernah ada masalah terkait pekerjaannya

SINGARAJA, NusaBali

Ketua LPD Desa Adat Munduk Kunci, Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Made Semadi, 36, ditemukan tewas gantung diri pada bangunan dapur di rumahnya, Kamis (9/1) subuh. Dugaan sementara, korban Made Semadi nekat ulahpati (bunuh diri) karena frustrasi, lantaran sang istri pergi dari rumah mengajak ketiga anaknya usai terlibat cekcok.

Kematian tragis Made Semadi pertama kali diketahui oleh kedua orangtuanya, pasutri Gede Sukarada, 55, dan Ketut Kasih, 54. Kala itu, Kamis subuh pukul 05.00 Wita, ibunda korban yakni Ketut Kasih pergi ke dapur hendak memasak. Perempuan berusia 54 tahun ini pun terkejut mendapati anak keduanya dari tiga bersaudara, yakni Made Semadi, menggantung dengan leher terjerat selendang warna putih yang dikaitkan ke kusen pintu dapur.

Ketut Kasih pun langsung berteriak histeris, kemudian jatuh lemas begitu melihat putranya tewas gantung diri. Teriakan Ketut Kasih kontan membangunkan suaminya, Gede Sukarada (ayah dari korban). Pasutri Gede Sukarada dan Ketut Asih jadi gaduh, hingga para tetangga berdatangan ke lokasi. Dengan dibantu tetangga, mereka berusaha menurunkan tubuh korban Made Semadi.

Saat diturunkan, korban Made Semadi masih bernapas, namun tak sadarkan diri. Selanjutnya, pria berusia 36 tahun ini dilarikan ke RS Parama Sidhi Singaraja untuk mendapat pertolongan. Namun sayang, nyawanya tak tertolong. Saat tiba di rumah sakit dan diperiksa dokter, Ketua LPD Munduk Kunci ini dinyatakan sudah meninggal.

Tim medis RS Parasidhi menegaskan korban Made Semadi murni meninggal dunia karena gantung diri. Hal itu diperkuat dengan ciri-ciri layaknya korban gantung diri, yakni bekas jeratan di leher dan keluar cairan dari kemaluan korban.

Kapolsek Sukasada, Kompol I Nyoman Landung, menyatakan pihaknya sudah terjun melakukan oah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Berdasarkam keterangan skasi-saksi, korban Made Semadi diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan jalan ulahpati pasca terlibat pertengkaran dengan sang istri, Komang Endik Indrayani, 32.

“Dari keterangan pihak keluarga, yang bersangkutan (korban Made Semadi) memang sempat ribut dengan istrinya hari Rabu, 8 Januari 2020. Entah ribut masalah apa, orangtua korban tidak mengetahuinya secara pasti,” jelas Kompol Nyoman Landung saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis kemarin.

Kompol Landung menyebutkan, usai cekcok hari itu, istri korban, Komang Endik Indranai, pergi meninggalkan rumah dengan mengajak serta ketiga anaknya. Hal inilah yang diduga membuat korban Made Semadi merasa frustasi, hingga akhirnya mengambil jalan pintas gantung diri.

Korban Made Semadi berpulang buat selamanya, dengan meninggalkan istri tercintanya, Komang Endik, dan tiga anak perempuan. Hingga Kamis kemarin, jenazah korban gantung diri ini masih disemayamkan di rumah duka, Desa Adat Munduk Kunci. Berdasarkan rembuk keluarga, jenazah Ketua LPD ini akan dikremasi di Yayasan Pengayom Umat Hindu (YPUH) Buleleng di Kelurahan Kampung Baru, Singaraja pada Soma Pon Gumbreg, Senin (13/1) depan.

Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Tegallinggah, I Ketut Murdana, menyatakan korban Made Semadi sudah lama menjadi Ketua LPD Desa Adat Munduk Kunci. “Almarhum sudah menjadi Ketua LPD jauh sebelum saya jadi Perbekel Tegallinggah, sudah lebih dari 5 tahunan,” jelas Ketut Murdana saat dihubungi per telepon secara terpisah, kamis kemarin.

Murdana mengaku tidak mengetahui apa masalah yang memicu aksi nekat sang ketua LPD gantung diri. Namun, Murdana memastikan kematian Made Semadi tidak terkait dengan masalah pekerjaannya sebagai Ketua LPD Munduk Kunci. “Selama ini sih baik-baik saja, tidak ada rumor yang mengarah ke sana (masalah pekerjaan, Red),” katanya.

Menurut Murdana, selama ini sosok Made Semadi dikenal sebagai pribadi yang baik, ramah, dan pendiam, namun kadang juga suka bercanda. Murdana mengaku terakhir kali bertemu korban Made Semadi di Kantor Desa Tegallinggah, Selasa (7/1) lalu.

“Dua hari lalu (Selasa) almarhum memang sempat datang ke Kantor Dea. Tak ada yang aneh, dia terlihat baik-baik saja seperti tidak ada maslah. Saya tidak menyangka akan begini,” kenang Murdana. * k23

Komentar