nusabali

Mutasi 100 Pejabat, Kadis Kesehatan Jadi Staf Ahli

  • www.nusabali.com-mutasi-100-pejabat-kadis-kesehatan-jadi-staf-ahli

Kadis Kesehatan Jembrana Putu Suasta digeser menjadi Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Jembrana. Dia akan pensiun pada Mei 2020 mendatang.

NEGARA, NusaBali
Awal 2020, Bupati I Putu Artha memutasi sebanyak 100 pejabat (84 pejabat struktural dan 16 pejabat fungsional) di lingkungan Pemkab Jembrana, Selasa (7/1) siang. Dari 100 pejabat yang dilantik dan diambil sumpah jabatan di aula Jimbarwana Pemkab Jembrana, 2 orang di antaranya merupakan pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (eselon IIb). Salah satunya adalah Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Jembrana Putu Suasta, yang akan pensiun pada Mei 2020 nanti, digeser mengisi posisi Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Jembrana.

Sedangkan ssatu pejabat eselon II yang ikut dilantik kemarin, adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Jembrana I Ketut Swijana, yang tetap menduduki jabatan Kepala Bappedalitbang Jembrana. Pelantikan Swijana yang tetap menduduki jabatan Kepala Bappedalitbang dilakukan menyusul adanya perubahan nomenklatur bidang pada Bappedalitbang sesuai Peraturan Bupati (Perbup) yang baru. Sebelumnya 3 bidang pada Bappedalitbang, masing-masing adalah Bidang Ekonomi dan Prasarana Wilayah, Bidang Penelitian, Pengembangan dan Perumusan, serta Bidang Pemerintahan Umum dan Sosial Budaya. Sedangkan 3 bidang pada Bappedalitbang yang terbaru, adalah Bidang Aparatur, Sosial Budaya dan Insfrastruktur, Bidang Perencanaan dan Ekonomi, serta Bidang Pemerintahan Umum dan Sosial Budaya.

Secara umum, dari 84 pejabat struktural yang dilantik, selain 2 pejabat Eselon IIb, terdiri dari 7 pejabat eselon IIIa, 11 pejabat eselon IIIb, 52 pejabat eselon IVa, dan 12 pejabat eselon IVb. Dari 83 pejabat, khususnya di level eselon III dan eselon IV, ada 42 orang yang mendapat promosi jabatan. Sedangkan sisanya, hanya mengalami pergeseran.

Mutasi awal tahun, menurut Bupati Artha, lebih menekankan pada penyegaran dan pertimbangan terhadap beberapa jabatan yang kosong maupun yang akan pensiun, serta perubahan nomenklatur di Bappedalitbang, dan Kantor Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) yang telah naik status menjadi Badan Kesbangpol pada 2020 ini. “Pelantikan dan pengambilan sumpah ini, bertujuan agar roda organisasi tetap berjalan dengan baik. Sedangkan untuk pelantikan pejabat fungsional dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang manajemen pegawai negeri sipil,” ujar Bupati Artha.

Berkenaan dengan mutasi, Bupati Artha berharap kepada pegawai yang pangkatnya sudah tinggi, agar melaporkan diri. Pihaknya tidak ingin ada pegawai yang pangkatnya sudah tinggi, bahkan keburu menjelang pensiun, namun belum mendapat jabatan.

“Kasihan kalau seperti itu. Kita berusaha membantu, sehingga sebelum mereka pensiun, pegawai yang bersangkutan bisa menduduki jabatan yang sesuai. Tapi tetap berdasarkan kemampuannya. Kepada yang sudah dapat jabatan, kami juga inginkan mereka menunjukkan kinerja terbaik. Apalagi tahun 2020 ini, kita juga sudah terapkan TPP (tambahan penghasilan pegawai), dan ada konsekuensinya. Pegawai yang rajin tentu akan mendapatkan tunjangan yang memadai, dan sebaliknya yang malas, akan dipotong tunjangannya. Sudah sistem yangn mengatur. Untuk itu saya minta ASN untuk bersemangat dan mampu berinovasi,” tandasnya.

Sedangkan ketika disinggung mengenai pergeseran Kadis Kesehatan Putu Suasta, menjadi Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Bupati Artha mengaku itu juga sebagai bentuk penghargaan. Putu Suasta yang sudah belasan tahun menjadi Kadis Kesehatan dan akan pensiun bulan Mei 2020, sengaja digeser mengisi ke jabatan staf ahli yang memang lowong karena pejabat sebelumnya telah pensiun pada 2019 lalu. Pergeseran Suasta adalah sebagai masa persiapan pensiun (MPP). Selain, itu juga mempertimbangkan lelang jabatan eselon IIb yang rencana dilaksanakan awal 2020 ini.

“Tidak ada maksud tertentu. Beliau kan masuk masa pensiun, dan sudah sangat lama mengabdi sebagai Kadis Kesehatan. Jadi ya kami berikan MPP, dan kebetulan ada jabatan staf ahli yang kosong. Apalagi beliau kan juga tokoh agama, yang menjadi pemangku di lingkungan keluarganya. Jadi kami berikan masa persiapan kepada beliau,” ucapnya.

Sementara Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jembrana I Made Budiasa, mengatakan, sesuai rekomendasi yang telah disetujui Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), ada 4 jabatan eselon IIb yang rencana akan dilelang pada Februari nanti. Selain Kadis Kesehatan yang lowong pascamutasi Selasa kemarin, 3 jabatan eselon IIb lainnya yang akan dilelang nanti, masing-masing adalah jabatan Kadis Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) yang juga lowong karena pejabat sebelumnya telah pensiun per Desember 2019, jabatan Kepala Satuan Pol PP yang pejabatnya, I Gusti Ngurah Rai Budhi akan pensiun per Februari 2020, dan jabatan Kepala Badan Kesbangpol yang baru naik status dari Kantor menjadi Badan per 2020 ini. “Untuk lelang jabatan, sudah mendapat rekomendasi KASN, termasuk berkenaan mutasi Pak Kadis Kesehatan yang baru saja dilakukan tadi (kemarin). Jadi setelah mutasi ini, akan ada lelang jabatan,” ujarnya.

Sementra Putu Suasta saat dikonfirmasi secara terpisah mengenai pergeseran dirinya dari Kadis Kesehatan menjadi staf ahli, mengaku tidak ada masalah dengan kebijakan bupati. Menurutnya, bupati serta Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) pasti memiliki pertimbangan, sehingga menggesernya jelang pensiun.

“Kalau alasan, pimpinan yang tahu. Yang pasti, saya sebagai ASN, saya akan loyal dan bekerja di mana pun sampai akhir masa tugas saya. Rotasi, ini bagi saya adalah hal yang sangat-sangat wajar. Wewenang Bupati harus dipahami dan hormati. Kalau saya mengatakan yang lain, kan salah. Jadi, saya tetap bersyukur dan berterimakasih akan pensiun di bulan Mei nanti,” ujarnya. *ode

Komentar