nusabali

Rancang Festival Budaya Dunia 2020

Koster Rencanakan Standarisasi dan Sertifikasi Lembaga dan Sanggar Seni di Bali

  • www.nusabali.com-rancang-festival-budaya-dunia-2020

Sanggar seni di Bali yang berhasil mendapat akreditasi A akan ditugaskan untuk melakukan diplomasi budaya ke luar negeri

DENPASAR, NusaBali
Gubernur Wayan Koster berencana lakukan standarisasi dan sertifikasi lembaga serta sanggar-sanggar seni yang ada di Bali. Nantinya, sanggar seni yang mendapat akreditasi A akan ditugaskan untuk melakukan diplomasi budaya ke luar negeri. Selain sertifikasi sanggar seni, Gubernur Koster juga rancang Festival Budaya Dunia I 2020 di Bali.

Wacana sertifikasi sanggar seni dan Festival Budaya Dunia ini dicetuskan Gubernur Koster saat menghadiri HUT ke-34 Dinas Kebudayaan Provinsi Bali di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Jalan Nusa Indah Denpasar, Selasa (7/1). Gubernur Koster menyebutkan, standarisasi dan sertifikasi ini dimaksudkan untuk menguatkan posisi lembaga dan sangar seni dalam kaitannya memajukan seni budaya Bali.

Menurut Koster, banyak sanggar maupun komunitas seni di Bali yang harus mendapatkan pembinaan secara berkesinambungan. Karena itu, Koster meminta Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan Kun Adnyana, untuk membuat parameter yang jelas terkait standarisasi dan sertifikasi tersebut.

“Sehingga nanti begitu diukur dengan standar dan parameter yang objektif, akan keluar hasil seperti kita mengakreditasi perguruan tinggi. Nanti kita bikin akreditasi A, B, C, dan mana yang tidak terakreditasi. Nanti yang dapat akreditasi A dimasukkan dalam database dan suatu saat kita berikan tugas melakukan misi diplomasi budaya ke luar negeri,” tandas Koster dalam kata sambutannya.

Selain melakukan misi diplomasi budaya, sanggar-sangar lainnya yang terakreditasi juga diarahkan untuk mendapat kesempatan bekerjasama dengan hotel-hotel. Koster mengatakan, jika semua sanggar sudah mendapatkan akreditasi, selanjutnya mereka akan dihubungkan dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

“Saya akan link-kan antara Dinas Kebudayaan dengan PHRI, supaya sanggar-sanggar seni yang punya akreditasi bagus ini dapat kesempatan bermitra daan mengisi acara seni di hotel-hotel. Sehingga, nanti berkualitas dia,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Bali ini.

“Seniman juga harus bermartabat, dengan sarana prasarana yang layak. Jangan lagi truk dipakai ngangkut seniman ke hotel. Juga saat pentas, saya akan briefing hotelnya agar menyiapkan panggung yang bagus. Tidak boleh asal-asalan mementaskan seni Bali. Harus dengan standar bagus,” lanjut Koster sembari menyebut sanggar seni yang terakreditasi akan dianggarkan melalui APBD untuk mendapatkan dana pembinaan.

Bukan hanya itu. Menurut Koster, Bali juga akan melaksanakan agenda besar berskala internasional bidang seni tahun ini, yakni Festival Budaya Dunia di Bali, November 2020 mendatang. Ini akan menjadi Festival Budaya Dunia pertama di Bali. Saat ini sedang disiapkan konsepnya.

“Acaranya nanti akan menampilkan budaya masing-masing negara, tapi dilaksanakan di Bali. Nanti akan kita buka, berapa negara yang bakal ikut, terutama negara-negara yang budayanya kuat. Sedang disusun TOR-nya minggu ini. Setelah itu, akan diundang konsulat dan duta besar negara sahabat, agar disosialisasikan ke negaranya masing-masing,” tandas suami dari seniwati multitalenta Ni Putu Putri Suastini ini.

Menurut Koster, Bali punya kapasitas untuk menyelenggarakan gelaran akbar yang mengundang seniman-seniman dari seluruh dunia tersebut, mengingat Pulau Dewata sebagai sebuah kawasan yang sangat dikenal akan adat istiadat, seni, dan budayanya. “Pulau Bali ini kecil, tidak punya kekayaan alam seperti daerah lain. Tapi, kita punya kelebihan, yakni kekayaan di bidang budaya yang sangat unik dan satu-satunya di dunia. Nah, ini yang harus kita maksimalkan. Angkat hal-hal besar di sisi budaya, agar Bali punya nilai tambah tersendiri,” papar mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.

Sementara itu, Kadis Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan ‘Kun’ Adnyana, mengatakan jumlah sanggar maupun sekaa seni di Bali saat ini mencapai 10.000-an. Namun, yang tersertifikasi baru sekitar 300-an sanggar senit. Menurut Kun Adnyana, proses sertifikasi ini melaui pengusulan nama dari kabupaten/kota sejak tahun 2019. Sedangkan tahun 2020 ini, akan lebih dikembangkan supaya lembaga bidang kebudayaan seperti Listibiya Kabupaten/Kota, Lembaga Bahasa Bali, Sabha Budaya, dan lembaga pendidikan juga ikut berperan.

“Pengusulan dari masing-masing kabupaten/kota nantinya akan ditam-bah pengusulan dari Listibiya dan lembaga bidang kebudayaan lainnya, sehingga basis data bisa lebih banyak. Selain itu, varian seni tradisi dan modern bisa masuk semua. Tahun 2020 rencananya 200 sanggar, sekaa atau komunitas seni yang menerima sertifikat. Tapi, jumlah yang diverifikasi tentu lebih dari itu,” tandas Kun.

Beberapa parameter objektif untuk sertifikasi sanggar seni ini, antara lain, masa berdiri dan lama aktivitas, jumlah seniman yang dikelola, hingga karya yang sudah diciptakan. Sertifikasi ini dinilai penting juga, berkaitan dengan peningkatan kualitas. Menurut Kun, sertifikasi menjadi kunci utama untuk membangun kualitas secara menyeluruh. “Minimal tata kelolanya yang bagus. Yang kita standarkan tata kelola kelembagaan dan parameternya objektif,” katanya.

Terkait Festival Budaya Dunia I 2020 yang dirancang Gubernur Koster, menurut Kun, pesta akbar ini bertujuan untuk mengenalkan kepada dunia bahwa Bali sebagai pusat di bidang kebudayaan. Tahun 2020 mulai dirintis dan rencananya akan menjadi agenda tahunan. “Kami akan diskusikan dulu dengan para tokoh, bagaimana mengelola sebuah event internasional di Bali. Ini bersifat inisiatif dan partisipatif. Ada beberapa kegiatan yang dibiayai oleh APBD, juga beberapa dibiayai oleh CSR,” sebut Kun.

Akademisi ISI Denpasar ini menegaskan, Festival Budaya Dunia rencananya akan digelar di beberapa tempat di Bali, dengan harapan sekaligus bisa mempromosikan tempat-tempat bersangkutan. “Bisa di Taman Ayun Mengwi, di Wantilan Pura Besakih, dan lainnya termasuk situs-situs budaya yang non sakral.” Negara yang akan diundang tampil di Festival Budaya Dunia ini, antara lain, negara-negara belahan Asia Tenggara, China, Korea, Australia, dan Amerika Serikat. *ind

Komentar