nusabali

Badai Hantam Proyek Artshop BUMDes Baliaga

  • www.nusabali.com-badai-hantam-proyek-artshop-bumdes-baliaga

Proyek bernilai Rp 700 juta yang masih dalam tahap pembangunan, porak-poranda dihantam angin berkekuatan kencang.

SINGARAJA, NusaBali

Badai Australia masih mengobok-obok Buleleng. Setelah meratakan rumah semi permanen di Desa Pemuteran, angin super kecang memporak-porandakan sebuah proyek bangunan artshop Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Baliaga yang meliputi Sidetapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri (SCTPB) di Kecamatan Banjar. Proyek pembangunan untuk pengembangan pariwisata itu roboh,  Senin (6/1/2020) pukul 03.00 Wita, diterjang angin kencang sebelum diselesaikan kontraktor.

Menurut Perbekel Cempaga, Putu Suarjaya, proyek pembangunan artshop yang dirobohkan angin kencang merupakan bantuan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Terluar (Kemendes PDTT) kepada BUMDes Bersama yang akan dikelola SCTPB. Proyek pembangunan pengembangan pariwisata bernilai Rp 700 juta yang dialokasikan untuk membangun satu artshop berukuran 16 x 4 meter, satu pos pantau dan dua homestay berupa rumah pohon. Hanya saja belum final dikerjakan bangunan artshop yang bersebelahan dengan restoran Sunset Hills di Banjar Dinas Corot, Desa Cempaga, roboh diterjang angin kencang yang mengobok-obok sejak Minggu (5/1/2020) malam.

“Ini proyek pemerintah pusat dan pemborongnya langsung ditunjuk pusat, belum selesai baru dasaran dan tiang-tiang penangga dan atapnya saja. Dindingnya belum ada, rencana memang akan diisi dinding kaca dengan dasar kayu di bawahnya,” jelas Suarjaya.

Proyek yang mulai dikerjakan pada bulan November 2019, memang sempat menjadi kekhawatiran Suarjaya terkait konstruksi bangunan yang dinilai kurang paten karena berada di dinding tebing. Bahkan dia mengakui sejak awal mewanti-wanti pemborongnya agar memperhatikan kualitas bangunan agar ke depannya tidak membahayakan pengunjung. Diduga proyek bangunan itu habis tersapu angin kencang karena belum ada pengait antara beton dasar bangunan dengan kayu sebagai tiang pancang bangunan.

Meski BUMDes bersama SCTPB tidak dirugikan atas bencana itu namun tetap menjadi atensi dan evaluasi pembangunan ulang dan dua bangunan homestay yang juga belum kelar. “Karena belum serah terima jadi masih tanggungan pemborong, kami juga tidak laporkan ke BPBD karena masih tanggungan mereka,” jelas dia.

Rencananya bangunan  roboh yang berdiri di atas lahan Desa Adat Cempaga itu akan dimanfaatkan sebagai ruang pajangan kerajinan tangan yang sudah mendarah daging pada warga desa Baliaga. Baik produksi ulatan bambu berupa keben, gedeg dan sebagainya. Suarjaya pun belum mengetahui pasti kapan target penyelesaikan proyek pembangunan yang ditangani langsung oleh pemerintah pusat itu.

Warga dan aparat desa serta pengurus BUMDes bersama pun langsung melakukan pembersihan pasca bencana angin kencang yang meluluhlantakkan proyek pembangunan artshop itu. Puing-puing bangunan seperti ilalang yangs udah terpasang sebagai atap bangunan, bilahan bambu dan kayu-kayu penjaga yang sempat menutup badan jalan langsung dibersihkan dan dirapikan kembali pagi kemarin. BUMDes bersama pun saat ini masih menunggu pembangunan kembali oleh pihak pemborong.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, I Made Subur mengatakan sudah membuat laporan dan segera akan dikirim ke pusat. "Ya tadi pagi kena bencana, besok akan saya cek langsung ke lapangan dan sudah dibuat laporan juga ke pusat terkait bencana ini," kata Subur. Dirinya pun mengaku masih menunggu kepastian dari pemerintah pusat terkait kelanjutan pembangunan proyek BUMDes Bersama ini.*k23

Komentar