nusabali

Tak Mau Karier Militernya Dikait-kaitkan dengan Nama Sang Ayah

Letjen TNI Ida Bagus Purwalaksana SIP MM, Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan

  • www.nusabali.com-tak-mau-karier-militernya-dikait-kaitkan-dengan-nama-sang-ayah

Letjen TNI Purwalaksana lulus Akabri Angkatan darat tahun 1987, seangkatan dengan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan mantan Kapolri yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri, Jenderal Polisi Tito Karnavian

JAKARTA, NusaBali

Keberhasilan Letjen TNI Ida Bagus Purwalaksana SIP MM, 56, tembus pangkat Jenderal Bintang Tiga TNI, tidaklah diraih dengan mudah. Perwira tinggi asal Sanur, Denpasar Selatan yang kini menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (Irjen Kemhan) ini berjuang dari bawah dengan penuh ketekunan, hingga pangkatnya bisa menyamai sang ayah, almarhum Letjen TNI Ida Bagus Sudjana. Namun, dia tak mau keberhasilan kariernya di militer dikait-kaitnya dengan nama besar ayahnya.

Letjen IB Purwalaksana menyebutkan, persaingan di dunia militer cukup ketat. Bahkan, rekan-rekan satu letingnya di Akabri TNI AD angkatan 1983 saat ini masih banyak yang berpangkat Letkol dan Kolonel. Sedangkan yang berpangkat Jenderal (Bintang Satu, Bintang Dua, Bintang Tiga) bisa dihitung dengan jari.

IB Purwalaksana pun teringat dengan nasihat ayahnya, IB Sudjana, mantan Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI yang kemudian diangkat mendiang Presiden Soeharto sebagai Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) 1993-1998. "Ayah saya pernah mengatakan bahwa zaman saya akan lebih sulit. Makanya, saya diingatkan jangan mengejar pangkat, tapi bekerjalah dengan baik, ingat Tuhan, dan selalu bersyukur," kenang Purwalaksana saat ditemui NusaBali di ruang kerjanya, Kantor Kemehan Jakarta, Jumat (20/12) lalu.

Berbekal nasihat ayahnya itu, Purwalaksana berusaha keras menjalankan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Dia juga belajar dengan tekun ketika menjalani pendidikan. Selain itu, Purwalaksana juga tetap tampil low profil dan tak mau keberhasilan karier militernya dikait-kaitkan dengan nama besar sang ayah.

Dengan ketekunannya, Purwalaksana bisa meraih pangkat Jenderal Bintang Tiga TNI, sejak 26 November 2019 lalu. Namun, perwira tinggi kelahiran Cimahi, Jawa Barat, 5 Februari 1964, ini menyikapi biasa saya kenaikan pangkat dari Mayjen menjadi Letjen TNI. Bagi Purwalaksana, dalam bertugas, jangan hanya melihat pangkat dan jabatan, namun bagaimana mengemban kepercayaan tersebut.

"Jadi, kita jangan hanya melihat rezekinya saja, tapi lihat pula tugas beratnya. Bila kita baik dalam menjalankan tugas, maka rezeki yang diperoleh juga baik," tandas mantan danrem 163/Wirasatya-Bali periode 4 Juni 2012 hingga 13 Desember 2013 ini.

Ketika disinggung soal peluang meraih pangkat Jenderal (Bintang Empat), mengingat masih 2 tahun aktif dalam dinas kemiliteran, menurut Purwalaksana, dirinya tidak mau berandai-andai. Dia hanya ingin fokus dan bekerja sebaik-baiknya dalam menjalankan tugas sebagai Irjen Kemenhan. "Saya sudah bersyukur dengan posisi saat ini. Selebihnya, saya serahkan kepada Tuhan," ujar anak kedua dari empat bersaudara pasangan almarhum IB Sudjana dan Iskana Parwati ini.

Letjen TNI IB Purwalaksana merupakan putra Bali kedua yang pernah dipercaya menduduki jabatan Irjen Kemenhan, setelah Letjen TNI (Purn) I Putu Suranta. Purwalaksana menempati jabatan tersebut setelah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan mutasi dan promosi jabatan 41 Perwira Tinggi (Pati) TNI, berdasarkan Surat Keputusan Nomor Kep/1351/XI/2019 tanggal 26 November 2019. Serah terima ja-batan dan pelatikan baru dilakukan Menteri Pertahanan Prabowo Subi-anto, 11 Desember 2019.

IB Purwalaksana sendiri masuk Akabri Angkatan Darat di Magelang, Jawa Tengah setelah tamat dari SMAN 4 Bandung, Jawa Barat. Dia memilih Akabri karena bercita-cita menjadi pilot Angkatan Udara. Sayang, impiannya tidak terwujud, karena dari hasil psikotes menunjukan Purwalaksana lolos untuk Akabri Angkatan Darat.

Purwalaksana pun menerima hasil tes tersebut, karena sadar tidaklah mudah bisa masuk Akabri. Dia harus melalui serangkaian seleksi ketat agar terpilih di antara 3.000 pelamar. Apalagi, proses seleksi memakan waktu sekitar 2 bulan dan cukup menguji mentalnya.

"Setiap tahapan seleksi, ada saja yang dipulangkan. Itu menguji mental juga. Saat itu, ada 3.000 peserta. Kemudian, yang lolos 700-an orang. Paling banyak lolos untuk Akabri Angkatan Darat sekitar 250 orang. Selebihnya, lolos untuk Akabri Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Kepolisian,” cerita Purwalaksana.

Purwalaksana lulus Akabri tahun 1987, seangkatan dengan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan mantan Kapolri yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri, Jenderal Polisi Tito Karnavian. Selepas dari Akabri dengan pangkat Letda pada Juli 1987, Purwalaksana langsung ditugaskan di Batalyon Yonif 305/Kostrad. Kala itu, Wadanyon Yonif 305/Kostrad dipegang Ryamizard Ryacudu (mantan Menteri Perta-hanan).

Selanjutnya, Purwalaksana ditarik ke Batalyon Yonif 328/Kostrad dengan Danyon Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan saat ini, Red) dan Wadanyon Djoko Santoso (mantan KSAD). Kemudian, Prabowo Subianto promosi menjadi Danjen Kopassus, Purwalaksana pun ikut ditarik ke pasukan elite TNI AD tersebut.

Awalnya, Purwalaksana bertugas sebagai Kasi Logistik Grup I Kopassus di Serang, Banten. Selanjutnya, Purwalaksana dipercaya menjadi Wadanyon 11 Grup I Kopassus. Posisi Danyon kala itu dipegang Doni Monardo yang kini menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan Komandan Grupnya adalah Pramono Edhie Wibowo, adik par dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Perjalanan tugas Purwalaksana berlanjut ke Satgas Tribuana VII sebagai Wadan dan Danyonif 328/Kostrad. "Saya menjadi Komandan Yonif 328 ke-20. Sedangkan Pak Prabowo Subianto adalah Komandan ke-13. Sekarang kami bertemu kembali, beliau menjadi Menteri Pertahanan, saya sebagai Irjen Kemenhan," papar Purwalaksana.

Dari Yonif 328/Kostrad, Purwalaksana selanjutnya bertugas sebagai Pabandya Sintel Kostrad, lalu Dandim 0419/Tanjung Jabung REM 042, Waasops Kasdam VI/Tanjungpura (Kalimantan Barat), Kasbrigif Linud 17/Kostrad, Dan Brigif Linud 17/Kostrad. Menurut Purwalaksana. bertugas di Brigif Linud 17/Kostras merupakan satu keistimewaan. "Sebab, Brigif 17/Kostrad adalah satuan elite TNI AD. Banyak orang terkenal dari sini," katanya.

Usai bertugas di Brigit Linud 17/Kostrad, Purwalaksana menjadi Pamen Denma Mabesad, lalu Asops Kasdam VII/Wirabuana (Sulawesi Selatan), kemudian Danrem 163/Wira Satya (Bali). Selama 1,5 tahun bertugas di kampung halaman Bali, menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Purwalaksana. “Saat itulah saya bisa lebih banyak mengenal saudara serta adat dan istiadat Bali. Sebelumnya, saya kan selalu di luar Bali,” jelas ayah dari Ida Bagus Pradnya Laksana, 22, Ida Bagus Widnyana Laksana, 21, dan Ida Bagus Nyoman Bharata Laksana, 19 ini.

Selepas jadi Danrem 163/Wirastya, karier Purwalaksana kian melejit. Purwalaksana awalnya menjadi Dankorsis Seskoad, lalu Kepala Biro Tata Usaha Rotu Setjen Kemenhan, Kepala Badiklat Kemhan, Dirjen Kekuatan Pertahanan Ditjen Kuathan Kemenhan, hingga akhirnya jadi Irjen Kemhan.

Perlu dicatat, IB Purwalaksana dapat pangkat Jenderal Bintang Satu atau Brigjen TNI pada 27 Juni 2014, tepat setahun setelah melepaskan jabatan Danrem 163/Wirasatya. Kemudian, pangkat Jenderal Bintang Dua yakni Mayjen TNI diraih pada 1 Februari 2018. Berselang 1,5 tahun kemudian, Purwalakana naik pangkat menjadi Letjen TNI per 26 November 2019, bersamaan dengan promosi jabatan sebagai Irjen Kemenhan.

Selama berdinas di militer, Letjen TNI IB Purwalaksana telah mengantongi 19 tanda jasa. Antara lain, Satya Lencana Kesetiaan 8 Tahun, Satya Lencana Kesetiaan 16 Tahun, Satya Lencana Seroja I, dan Satya Lencana Dharma Nusa. *k22

Komentar