nusabali

300 Ha Tanaman Bawang Dipastikan Busuk

  • www.nusabali.com-300-ha-tanaman-bawang-dipastikan-busuk

Tanaman bawang merah di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terendam banjir akibat diguyur hujan lebat semalam.

BREBES, NusaBali

Petani mengaku rugi karena tanaman miliknya dipastikan mati membusuk dan tidak bisa dipanen. Pantauan detik, Rabu ( 1/1) siang, lahan bawang merah yang terendam tersebar di lima desa di Kecamatan Wanasari. Lima desa itu masing masing Desa Wanasari, Tanjungsari, Sisalam, Sidamulya dan Sigentong.

Surip (42) seorang petani bawang merah warga Desa Sidamulya mengatakan, banjir yang menenggelamkan tanaman bawang ini akibat guyuran hujan pada akhir tahun.

Sehari menjelang pergantian tahun, hujan turun sejak pukul 15.00. Hujan baru mereda setelah masuk tahun baru 2020 sekirar pukul 03.00 WIB.

Menurut dia, tanaman bawang yang terkena banjir rata rata berumur 15-25 hari. Bisa dipastikan, tanaman tersebut mati akan membusuk dan tidak bisa dipanen.

Sejak tanaman terendam banjir, tidak terlihat petani yang melakukan panen dini. Mereka seakan pasrah membiarkan tanamannya terendam dan mati.

Terkait hal ini, Surip mengungkapkan, tanaman bawang yang masih muda belum mengeluarkan buah. Sehingga tidak ada yang bisa dipanen, karena masih berupa daun dan akar.

"Umur bawang masih muda jadi belum keluar buahnya. Berbeda dengan yang umur 35 sampai 45 hari, buah sudah keluar, jadi meski banjir masih bisa dipanen dini. Biasanya bawang muda kami jual untuk sayur dengan harga yang sangat murah," kata Surip ditemui di Desa Sidamulya.

Selain merugikan petani, banjir ini juga membuat bangkrut para penyuplai air. Penyuplai air ini adalah mereka yang mengambil air dari sungai dengan mesin pompa dan membagikannya ke petani. Mereka akan menerima bayaran setiap kali panen sebesar Rp 400 ribu tiap kotak sawah. Menurut hitungan petani, satu kota sama dengan 636 meter persegi.

Selama masa tanam, penyuplai air ini berkewajiban menjaga ketersediaan air di sawah sawah. Untuk urusan bahan bakar dsn tanaga kerja, semua ditanggung oleh penyuplai air ini.

"Kebetulan saya kan punya mesin pompa. Tiap hari mengambil dari sungai dan disebar ke sawah. Bayarnya nanti kalau panen dapat Rp 400 ribu tiap kotak. Tapi kalau banjir kaya gini mana mungkin mereka mau bayar. Padahal biaya untuk beli BBM mesin pompa sudah banyak," keluh Surip seperti dilansir detik.

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Juwari, mengatakan sekitar 300 hektare lahan bawang terendam akibat hujan lebat semalam. Lahan bawang paling parah terdampak banjir berada di Desa Sidamulya.

"Kami hanya memantau di Kecamatan Wanasari. Paling parah di Desa Sidamulya. Sekitar 80 hektare semuanya terendam banjir," terang Juwari.

Akibat banjir ini, kerugian yang dialami petani cukup lumayan besar. Rata rata, setiap hektarnya petani rugi Rp 50 juta dengan umur tanaman 20-35 hari. "Dengan tanaman umur 20-35 hari, petani rugi sekitar Rp 50 juta per hektar," ungkap dia. *

Komentar